Teori AIDDA dalam Periklanan – Pengertian – Penerapan

Teori AIDDA dalam periklanan mengacu pada efek strategi penyusunan pesan iklan dalam manajemen periklanan. Strategi penyusunan pesan iklan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan oleh pengiklan atau agen periklanan ketika merumuskan perencanaan kampanye periklanan.

Strategi penyusunan pesan iklan – atau yang dalam psikologi komunikasi disebut dengan organisasi pesan – adalah strategi penyusunan pesan iklan oleh pengiklan atau agen periklanan guna menciptakan kesadaran di benak khalayak tentang adanya produk atau layanan hingga khalayak tergerak untuk membeli atau menggunakan produk atau layanan yang ditawarkan.

Para ahli sepakat bahwa penyajian pesan yang disusun dengan baik lebih efektif dibandingkan dengan penyajian pesan yang tidak disusun dengan baik.

Karena itu, periklanan sebagai bagian penting dari komunikasi pemasaran terpadu perlu direncanakan dengan baik salah satunya terkait dengan penyusunan pesan iklan agar dapat memberikan dampak yang efektif terhadap khalayak.

Pesan iklan yang efektif seharusnya memperoleh perhatian khalayak, menumbuhkan minat khalayak, membangkitkan keinginan khalayak untuk membeli produk atau layanan yang ditawarkan, hingga berujung pada dibelinya produk atau layanan oleh khalayak.

Ketika pengiklan atau agen periklanan menyusun pesan iklan, mereka harus memutuskan apa yang akan dikatakan, bagaimana hal itu dikatakan, dan siapa yang harus mengatakan hal itu. Mereka juga harus memberikan perhatian yang lebih banyak pada isi pesan, bentuk pesan, dan struktur pesan.  Sejatinya, terdapat beberapa model penyusunan pesan dalam periklanan, salah satunya adalah  teori atau model AIDDA.

Baca juga :

Pengertian

AIDDA merupakan bentuk akronim dari Attention (A), Interest (I), Desire (D), Decision (D), dan Action (A). AIDDA adalah salah satu model hierarki efek yang banyak digunakan dalam pemasaran dan periklanan untuk menggambarkan tahapan yang terjadi saat pertama kali konsumen sadar akan adanya produk atau layanan hingga ketika konsumen memutuskan untuk membeli produk atau layanan yang ditawarkan.

Teori atau model AIDDA dapat menjelaskan bagaimana suatu iklan atau pesan-pesan komunikasi pemasaran mengikat dan melibatkan konsumen dalam pemilihan produk atau layanan.

Intinya, teori atau model AIDDA mengusulkan bahwa pesan-pesan iklan perlu mencapai sejumlah tugas dalam rangka untuk menggerakkan konsumen melalui berbagai tahapan yakni sadar akan produk atau layanan hingga melakukan tindakan untuk membeli produk atau layanan.

Komponen

Teori atau model AIDDA terdiri dari beberapa komponen yaitu  Attention (A), Interest (I), Desire (D), Decision (D), dan Action (A).

  • Attention atau perhatian mengacu pada perhatian yang diberikan oleh khalayak terhadap pesan pada kali pertama.
  • Interest atau minat mengacu pada tahapan dimana khalayak mulai menaruh minat pada pesan yang ditampilkan.
  • Desire atau keinginan atau hasrat mengacu pada keinginan khalayak untuk melakukan sesuatu setelah memperoleh informasi melalui pesan yang disajikan.  
  • Decision atau keputusan mengacu pada keputusan yang diambil oleh khalayak setelah memperoleh informasi melalui pesan yang disajikan.   
  • Action atau tindakan mengacu pada tindakan yang dilakukan oleh khalayak.

Baca juga :

Penerapan dalam Periklanan

Adapun contoh penerapan teori AIDDA dalam periklanan adalah sebagai berikut :

  • Attention atau perhatian

Menarik perhatian konsumen merupakan fungsi periklanan yang utama. Hal ini didasarkan atas digunakannya macam-macam media komunikasi dan komunikasi visual seperti warna yang menarik, penyajian headlines, dan tata letak keseluruhan.

  • Interest atau minat

Sebuah iklan dirancang untuk menciptakan atau menimbulkan minat konsumen pada produk atau layanan yang ditawarkan.

Interest atau minat berkaitan erat dengan perhatian atau attention. Pengiklan harus mempertimbangkan dua hal tersebut ketika merencanakan kampanye periklanan. Iklan yang baik diawali dengan hadirnya minat dalam diri konsumen kemudian dilanjutkan dengan hadirnya minat pada pengiklan.

  • Desire atau hasrat

Iklan yang baik harus dapat menciptakan hasrat dalam otak konsumen tentang produk atau layanan yang ditawarkan. Iklan yang baik, tidak cukup hanya menarik perhatian dan minat konsumen.

Iklan yang baik, selain menarik perhatian dan minat konsumen, juga harus dapat menggugah hasrat atau keinginan khalayak untuk memiliki, membeli, atau menggunakan produk atau layanan yang diiklankan.

Karena itu, pengiklan harus menggunakan daya tarik iklan yang sesuai ketika menciptakan hasrat khalayak terhadap produk.

  • Decision atau keputusan

Iklan yang menarik perhatian dan minat khalayak dapat membangkitkan keinginan khalayak untuk membeli produk atau layanan yang ditawarkan. Keinginan ini membuat khalayak mempertimbangkan keputusan apakah khalayak akan membeli produk atau layanan yang ditawarkan atau tidak.

  • Action atau tindakan

Action atau tindakan merupakan tahap yang paling penting bagi pengiklan dimana pengiklan dapat mempelajari dampak iklan terhadap khalayak. Iklan yang menarik perhatian adalah iklan yang dapat membangkitkan minat khalayak dan menciptakan keinginan dalam diri khalayak untuk melakukan sesuatu misalnya membeli produk atau layanan yang ditawarkan.

Baca juga :

Kritik

Teori atau model AIDDA tidak terlepas dari berbagai kritik yang dilontarkan oleh para ahli. Salah satunya adalah para ahli menyatakan bahwa teori atau model AIDDA tidak menyertakan tahapan efek pasca pembelian produk atau layanan oleh konsumen seperti kepuasan konsumen, konsumsi produk atau layanan oleh konsumen, pola perilaku yang berulang, dan pola perilaku pasca pembelian produk atau layanan lain seperti sebagai referral atau berpartisipasi dalam pratinjau produk atau layanan secara daring.

Demikianlah ulasan singkat tentang teori AIDDA dalam periklanan. Semoga dapat menambah wawasan dan perhatian kita tentang periklanan serta teori AIDDA dan penerapannya dalam periklanan.