Di era milenial seperti sekarang ini, siapa yang tidak punya gawai atau gadget? Kini, gawai atau gadget seperti telepon pintar, komputer jinjing, pemutar musik, tablet PC, dan lain-lain bukanlah barang mewah lagi. Tidak perlu jauh-jauh, coba lihat anggota keluarga di rumah, adik atau kakak, ayah, ibu, atau siapapun, tangan mereka tidak pernah lepas dari gawai bukan? Ya, gawai memang jadi teman setia kita terdekat sekarang. Saling berkirim pesan instan, menonton tv, menonton film, bekerja, mengerjakan tugas sekolah atau kuliah, dan lain-lain semuanya dilakukan dengan menggunakan gawai. Tanpa kita sadari, sebenarnya kita telah memperlakukan gawai seperti layaknya manusia. Hal inilah yang coba dijelaskan oleh teori persamaan media.
Teori persamaan media atau dikenal juga dengan teori media equation adalah salah satu teori komunikasi yang menyatakan bahwa orang akan cenderung untuk memperlakukan komputer dan media komunikasi lainnya seperti halnya manusia atau tempat yang nyata. Efek dari fenomena ini terhadap manusia yang mengalami hal ini adalah mereka akan berperilaku dan memberikan tanggapan atau respon dengan cara yang tidak terduga atau bahkan tidak disadari sama sekali.
Teori persamaan media dikembangkan pertama kali pada medio tahun 1990an oleh Byron Reeves dan Clifford Nass. Mereka berdua adalah anggota dari Departemen Komunikasi di Universitas Stanford dan direktur sekolah dari proyek Social Responses to Communication Technology. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, mereka kemudian berpendapat bahwa kita akan merespon media komunikasi, berbagai teknologi media, dan gambar-gambar yang dimediasi seperti yang kita lakukan pada orang dan tempat sungguhan. Cara kita memperlakukan media atau bereaksi terhadap media dalam hidup kita bukan sebagai alat semata melainkan sebagai aktor sosial sejati yang memiliki implikasi penting terhadap teori komunikasi interpersonal atau teori-teori komunikasi antar pribadi dan teori komunikasi massa serta disiplin ilmu lainnya seperti sosiologi, psikologi sosial, dan lain-lain.
Adapun berbagai teori komunikasi interpersonal dan teori komunikasi massa yang terkait erat dengan teori persamaan media adalah teori pelanggaran harapan dan teori pengurangan ketidakpastian. Teori-teori tersebut digunakan oleh para ahli teori guna melihat kembali berbagai eskperimen yang melibatkan media yang dirancang paralel dengan studi komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal. Menurut pendapat mereka, jika teori persamaan media valid maka hasil yang ditemukan pada interaksi antara manusia dan media seharusnya sesuai dengan temuan pada interaksi antar manusia.
Persamaan media didasarkan atas gagasan bahwa manusia akan menanggapi komputer secara sosial. Dalam bentuk yang paling sederhana, persamaan media dapat dinyatakan sebagai “media sama dengan kehidupan nyata”. Lebih luas lagi, konsep ini menyatakan bahwa interaksi manusia dengan televisi, komputer, dan media baru pada dasarnya bersifat sosial dan alami.
Untuk mengembangkan dan menguji hipotesis persamaan media tersebut, Byron Reeves dan Clifford Nass melakukan berbagai eksperimen selama tahun 1980an dan 1990an untuk mendalami berbagai reaksi manusia dalam interaksinya dengan macam-macam media komunikasi. Mereka melakukan eksperimen dengan melihat pada berbagai studi psikologi sosial yang mengilustrasikan interaksi antar manusia dan mengulang studi tersebut dengan memasukkan media kepada salah satu pihak. Hasil studi menunjukkan bahwa aturan interaksi untuk manusia-manusia berlaku pula untuk interaksi antara manusia-media.
Hasil Temuan
Menurut David Weiss (2009), dari eksperimen yang telah dilakukan oleh Byron Reeves dan Clifford Nass ditemukan beberapa hal penting, yaitu tata-krama, kepribadian, emosi, dan peran sosial.
Teori persamaan media yang dikemukakan oleh Byron Reeves dan Clifford Nass tidak lepas dari berbagai kritik yang diberikan oleh para ahli. Em Griffin dalam A First Look at Communication Theory telah merangkum berbagai kritik yang dikemukakan oleh para ahli, berikut adalah beberapa diantaranya :
Hasil studi yang telah dilakukan oleh Byron Reeves dan Clifford Nass menyebutkan bahwa media bukanlah sekedar alat untuk berkomunikasi melainkan peserta aktual yang hadir di dunia sosial kita dan kita memberikan respon dengan cara yang bahkan tanpa kita sadari. Hal ini jelas memberikan dampak yang bersifat positif maupun negatif. Melihat sejarah perkembangan teknologi komunikasi, sejarah perkembangan alat komunikasi, serta sejarah teknologi informasi nyatalah bahwa berbagai teknologi komunikasi yang kita gunakan saat ini merupakan teknologi yang telah dirancang ramah kepada manusia.
Berbagai penelitian yang menerapkan teori persamaan media telah dilakukan oleh para ahli dalam berbagai bidang seperti pendidikan, propaganda, manipulasi, dan bentuk kontrol sosial lainnya. Dalam bidang pendidikan misalnya, teori persamaan media diterapkan untuk menilai dampak kesopanan yang dirasakan pada keberhasilan perangkat lunak dalam komunikasi pembelajaran.
Mempelajari teori persamaan media dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah kita dapat memahami sejarah, hipotesis, metode yang digunakan, temuan yang dihasilkan, kritik, serta implementasi teori persamaan media dalam berbagai bidang.
Demikianlah ulasan singkat tentang teori persamaan media yang dikemukakan oleh Byron Reeves dan Clifford Nass. Semoga dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan kepada kita terkait dengan teori persaman media dan implementasinya dalam berbagai bidang.
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…