Teori Kritis Dalam Komunikasi Massa – Pembahasan Lengkapnya

Komunikasi massa memegang peran amat penting, sejalan dengan berkembangnya informasi. Era digital seperti saat ini membuat komunikasi massa terutama yang digawangi oleh sejumlah media massa perkembangannya kian pesat sebagaimana tujuan media dalam komunikasi massa . Seperti bahkan kita sendiri todak bisa membendung, bagaimana derasnya informasi yang disampaikan oleh media massa sebagai media komunikasi modern . Meskipun bersumber dari satu peristiwa sama namun, tetap saja setiap media massa memiliki cara untuk bisa menyampaikan pesan yang ingin di berikan ke ranah publik sebagai cara berkomunikasi dengan baik .

Jika berbicara mengenai peran media massa yang kian sentral terutama pada abad ke-21 ini. Maka kita tidak bisa memungkiri bahwa dibelakang setiap media masa selalu terdapat kepentingan yang terselubung. Sudah menjadi pandangn umum dan wajar bahwa para pemilik modal besar selalu memiliki kekuatan untu mengendalikan media sebagai penyebab kecemasan  komunikasi dalam kelompok . Oleh karena itu pada dasarnya media massa juga tidak luput dari berbagai kritik  dari  masyarakat.

Memandang kondisi ini, teori kritis atau teori media kritis telah ada sejak zaman dahulu. Teori ini bersumber dari cabang ilmu marxisme. Dimana tokoh para pelopornya antara lain Karl Mark, Engels (pemikiran klasik), George Lukacs, Korsch, Gramschi, Guevara, Regis, Debay, T Adorno, Horkheimer, Marcuse, Habermas, Altrusser, Johan Galtung, Cardoso, Dos Santos, Paul Baran Samir Amin, Hamza Alavi (pemikiran modern). Untuk memahami lebih jauh sebagaimana macam-macam komunikasi kelompok , marilah kita kupas secara singkat mengenai  teori kritis dalam komunikasi massa beserta pembahasan lengkapnya.

Pengertian Teori Kritis

Teori kritis adalah  cabang dari pemikiran marxis dan sekaligus merupakan cabang marxisme yang paling jauh meninggalkan Karl Marx (Frankfurter Schule). Teori ini mencoba memperbaharui dan merekonstruksi teori yang membebaskan manusia dari manipulasi teknokrasi modern. Ciri khas dari teori kritik masyarakat adalah bahwa teori tersebut bertitik tolak dari inspirasi pemikiran Karl Marx tapi juga melampui ideologi Marx. Teori kritis tidak hanya mau menjelaskan, mempertimbangkan, merefleksikan dan menata realitas sosial tapi juga bahwa teori tersebut mau mengubah pada dasarnya teori kritis mau menjadi praktis.

Konsep Teori Kritis

Pemahaman mengenai teori ekonomi kritis bersumber dari 4  pemikiran yang dikonsepkan masing-masing oleh beberapa ahli berikut :

  • Immanuel Kant

Dalam konsepnya Immanuel Kant berpendapat bahwa kritik sebagai kegiatan menguji kesalihan klaim pengetahuan tanpa prasangka. Dalam hal inindapat dijelaskan secara luas bahwa kritik merupakan hak siapapun juga, sebagaimana komunikasi kepemimpinan baik mereka yang memiliki latar belakang pendidika  atau pengetahuan yang berkaitan dengn hal tersebut ataupun yanh tidak. Sebab Immanuel menekannkan dalam konsepnya bahwa kritis merupakan sebuah kegiatan untuk menguji, artinya bahwa pemberi kritik berlaku tidak lain adalah sebagai seorang penguji.

  • Hegel

Hegel berpendapat bahwa konsep teori kritis dipandang bahwa kritik sebagai bentuk refleksi diri atas tekanan dan kontradiksi yang menghambat proses pembentukan diri-rasio dalam sejarah manusia. Dalam hal ini Hegel memandang bahwa, terdapat sesutu hal yang kemudian tidak bisa di terima. Bahkan dipandang sebagai hal yang kontradiksi. Oleh sebab itu, kemudian memunculkan gejolak yang terjadi dalam diri pribadi seseorang yang kemudian membuatnya harus merefleksikan dalam bentuk kritikan.

  • Karl Marx 

Karl Marx berpendapat kritis merupakan sebuah upaya untuk  berusaha mengemansipasi diri dari aliensi atau keterasingan yang dihasilkan oleh hubungan kekuasaan dalam masyarakat sebagai penyebab keberhasilan dalam komunikasi  . Artinya bahwa terdapat kesenjangan antara hubungan masyarakat dan pemerintah. Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan timbulnya pemikiran yang kritis dan menyebabkan munculnya kritik.

  • Sigmun Freud

Sedangkan sigmun Freed berpendapat bahwa kritik merupakan refleksi atas konflik psikis yang menghasilkan represi dan memanipulasikan kesadaran. Dalam hal ini, kritik dipicu oleh konflik psikis yang dialami oleh seseorang atau kelompok tertentu. Oleh karenanya maka secara harfiah dapat diartikan bahwa konflik dan kritik memiliki hubungan yang relavan.

Penerapan serta Kritik terhadap Teori Kritis dalam Komunikasi Massa

Teori kritis yang dibawa oleh para sarjana Jerman akhirnya berpindah di beberapa universitas Amerika pada tahun 1933. Pertemuan dua tradisi intelektual tersebut menghasilkan kontroversi sebagai penyebab konflik dalam komunikasi . Paradigma kritis yang sangat kritis idealistik bertemu dengan tradisi keilmuan yang pragmatis. Ide pragmatisme sangat mewarnai penelitian komunikasi di Universitas Chicago yang kajiannya sangat empirik. Paul Lazarfeld, Kurt Lewin, Harold Laswell dan Carl Hovland. Studi yang dikembangkan oleh Wilbur Schramm adalah studi kuantitatif dalam konteks antropologi komunikasi.

Era 30-40-an pemikiran teori kritis mengembangkan studi tentang ekonomi politik media, analisis budaya atas teks, dan studi resepsi khalayak-studi ideologi dalam media yang pada akhirnya mengalami perkembangan yang pesat pada era 70-80-an. Pendekatan ekonomi politik memfokuskan pada kajian utama tentang hubungan antara struktur ekonomi-politik, dinamika industri media, dan ideologi media itu sendiri. Dari titik pandang ini, institusi media massa dianggap sebagai sistem ekonomi yang berhubungan erat dengan sistem politik.

Media dalam konteks teori kritis selalu berhubungan dengan ideologi dan hegemoni. Hal ini berkaitan dengan cara bagaimana sebuah realitas wacana atau teks ditafsirkan dan dimaknai dengan cara pandang tertentu. Media massa sebagai penyampai sebuah pesan tentunya memiliki kekuatan yang besar dan senjata untuk mengkritisi. Bahkan selama itu, bisa dilihat bahwa terdapat peran yang amat sentral dimana media massa memegang peran sebagai pengkritik segala kebijakan pemerintah. Seolah media massa ingin memperlihatkan dan mempertontonkan kebobrokan pemerintahan yang berkuasa.

Di Indonesia sendiri perkembangan teori kritis mengikuti daripada sistem pemerintahan yang ada. Jika dahulu terutama pada era orde baru, media massa seolah dibungkam. Tidak boleh sama sekali ada media yang melancarkan kritik pada pemerintah. Dan hanya ada media yang pro pemerintah yang dapat beroperasi maka kini kondisinya sudah berbeda 360 derajat. Dimana media massa terutama sudah lebih leluasa untuk mengkritisi kinerja pemerintah.

Lain dulu lain sekarang, penerapan teori kritis pada media massa di Imdonesia sendiri terkadang cenderung berlebihan. Dimana antara satu media massa dan media massa lainnya seolah saling menjtuhkan atau memojolkan tokoh tertentu. Terkadang juga media massa bahkan mampu mengiring oponi publik. Terlihat jelas bahwa saat ini semua orang dapat berperan sebagai kritikus. Padahal jika di telaah lebih dalam lagi yang berhak mengkritik ialah memang mereka yang ahli dan mengerti akan hal tersebut. Simak juga konsep komunikasi efektif.

Keleluasaan media massa untuk mengkritik sebagai bagian komunikasi organisasi dan pola komunikasi organisasi , malah bisa menyebabkan perpecahan atau juga adu domba dengan pihak lainnya. Media massa harusnya bisa menjadi sebuah penghubung antara rakyat dan pemerintah. Media massa juga. Namun, pada kenyataannya media massa malah terbagi menjadi dua kelompok. Ada yang pro pemerintah yang menyajikan berbagai progres dan kinerja serta program kerja pemerintah yang telah berjalan, ada juga yang tak henti-hantinya menyerang dang mengkritik kinerja pemerintah. Inilah yang kemudian membuat masyarakat merasa bahwa media massa Indonesia tidak dapat mewakili kritik rakyat, namun media massa justru menjadi senjata untuk menyerang pemerintah.

Itulah tadi , teori kritis dalam komunikasi massa berserta pembahasan lengkapnya. Tentunya semoga semakin menambah pengetahuan anda, dan semoga artikel ini dapat bermanfaat.