Sebagai mahasiswa, guru, atau dosen tentu tidak dapat dilepaskan dari kegiatan penulisan karya ilmiah. Sejatinya, penulisan karya ilmiah telah dilakukan sebelum memasuki bangku perkuliahan. Pada masa sekolah, ketika kita telah menyelesaikan proyek penelitian ilmu pengetahuan alam atau proyek lainnya, kita pasti dituntut untuk membuat laporan penelitian. Begitu pun ketika menjelang kelulusan, beberapa sekolah mensyaratkan penulisan karya ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan.
Kemampuan menulis karya ilmiah menjadi sangat penting sebagai wujud pemahaman kita tentang permasalahan atau kajian ilmu yang kita pelajari. Melalui penulisan karya ilmiah, berbagai konsep, teori atau gagasan baru lahir dan dapat dikaji kembali secara ilmiah. Hal ini sekaligus sebagai penanda semakin berkembangnya ilmu yang dipelajari.
Menulis sebuah karya ilmiah tidak dapat dilakukan sembarangan. Terdapat beberapa tata cara penulisan karya ilmiah atau teknik penulisan karya ilmiah yang perlu dipahami dan diterapkan dalam menulis karya ilmiah. Sebelum mengetahui lebih lanjut beberapa teknik penulisan ilmiah, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan karya ilmiah.
Pengertian
Pengertian karya ilmiah telah banyak dirumuskan oleh para ahli. Menurut Brotowidjoyo (1985) dalam Arifin (2008 : 2) yang dimaksud dengan karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah memiliki beberapa ciri khusus, diantaranya adalah :
- Karya ilmiah menyajikan fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
- Karya ilmiah disajikan dengan menggunakan bahasa baku.
- Karya ilmiah ditulis secara jujur dan akurat.
- Karya ilmiah disusun secara sistematis, konseptual, dan prosedural.
- Penyimpulan karya ilmiah dilakukan berdasarkan fakta-fakta.
Baca juga : Jenis Metode Penelitian Kualitatif
Telah disebutkan sebelumnya bahwa penulisan karya ilmiah tidaklah sembarangan. Pada umumnya, karya ilmiah ditulis dengan menggunakan jenis dan ukuran kertas tertentu. Adapun jenis dan ukuran kertas yang umum digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah kertas HVS berukuran A4 80 gram. Pengetikan karya ilmiah hanya pada satu sisi kertas atau tidak diketik bolak balik. Sementara itu, jenis dan ukuran huruf yang digunakan dalam karya ilmiah adalah jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 12.
Dalam menulis karya ilmiah terdapat beberapa teknik penulisan yang perlu dipahami dan diterapkan yaitu :
1. Spasi atau Jarak Baris Penulisan
Dalam menulis karya ilmiah, terdapat beberapa ketentuan mengenai spasi atau jarak baris penulisan, diantaranya adalah :
- Spasi atau jarak baris penulisan karya ilmiah adalah 2 spasi. Beberapa perguruan tinggi menentukan jarak baris penulisan atau spasi adalah 1,5 spasi.
- Spasi atau jarak baris penulisan untuk kutipan langsung, judul gambar, judul tabel, daftar pustaka adalah berjarak 1 spasi ke bawah.
- Spasi atau jarak baris penulisan untuk daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, serta daftar istilah adalah berjarak 1 spasi dengan jeda satu baris untuk setiap bagiannya.
Baca juga: Analisis Framing
2. Ukuran Margin atau Batas Tepi
Ukuran margin atau batas tepi pengetikan karya ilmiah secara umum menggunakan formasi 4-4-3-3 atau 4 cm untuk margin kiri dan margin atas, serta 3 cm untuk margin kanan dan margin bawah. Beberapa perguruan tinggi menerapkan ketentuan ukuran margin atau batas tepi pengetikan karya ilmiah dengan formasi 4-3-3-3 atau 4 cm untuk margin kiri serta 3 cm untuk margin atas, margin kanan, dan margin bawah.
Baca juga: Teori Fenomenologi
3. Penomoran Halaman
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah adalah terkait dengan ketentuan penomoran halaman dan tata letaknya.
- Angka Romawi kecil (i, ii, iii, dst) digunakan untuk penomoran halaman pada bagian awal karya ilmiah seperti halaman judul hingga abstaksi.
- Angka Arab (1, 2, 3, dst) digunakan untuk penomoran halaman setiap halaman. Pada halaman yang memuat judul bab, penomoran halaman ditulis pada bagian kanan bawah. Sedangkan, pada setiap halaman di setiap bab, penomoran halaman ditulis pada bagian kanan atas.
- Penomoran halaman berjarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas atau tepi bawah.
Baca juga: Etnografi Komunikasi
4. Bahasa dan Penggunaan Istilah
Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia mengacu pada Permendikbud No. 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Pedoman ini mencakup pedoman dalam pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan.
Sementara itu, Istilah yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah istilah dalam bahasa Indonesia atau istilah serapan bahasa asing yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika istilah asing yang digunakan dalam penulisan karya tulis tidak memiliki padanan kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka istilah asing tersebut harus ditulis dengan menggunakan huruf miring atau italic dan dijelaskan makna dari istilah yang dimaksud.
Baca juga: Paradigma Komunikasi
5. Bentuk Kalimat
Kalimat dalam penulisan karya ilmiah hendaknya disajikan dalam bentuk pasif dalam artian kalimat dalam karya ilmiah tidak boleh disajikan dalam perspektif orang pertama seperti saya, aku, dan lain-lain. Pada bagian ucapan terima kasih atau kata pengantar atau prakata, kata saya diganti dengan kata penulis.
Baca juga : Pengertian Studi Kasus Menurut Para Ahli
6. Penulisan Kata Pengantar
Setiap karya ilmiah selalu didahului dengan Kata Pengantar atau Prakata atau Ucapan Terima Kasih. Dalam penulisan karya ilmiah,
- Kata Pengantar ditulis dengan menggunakan spasi 1,5.
- Judul Kata Pengantar ditulis dengan menggunakan huruf besar atau huruf kapital, ditebalkan, dan ditempatkan di tengah.
- Adapun jarak antara judul dan isi Kata Pengantar adalah 2×2 spasi.
- Ucapan terima kasih ditulis secara berurutan dimulai dengan pihak luar, keluarga, atau teman.
Baca juga : Paradigma Penelitian Kuantitatif
7. Penulisan Abstrak
Abstrak dalam penulisan karya ilmiah sangat penting karena merupakan intisari dari karya ilmiah yang dibuat. Beberapa ketentuan terkait dengan penulisan Abstrak adalah sebagai berikut :
- Judul Abstrak ditulis dengan menggunakan huruf besar atau kapital, ditebalkan, dan ditempatkan di tengah.
- Isi Abstrak pada umumnya ditulis dengan spasi tunggal dengan jumlah kata minimal 75 kata dan maksimal 100 kata dan ditulis dalam satu paragraf.
- Abstrak ditulis dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan ketentuan penulisan yang sama.
- Jika memungkinkan, penulisan abstrak bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris diletakkan dalam satu halaman.
- Pada bagian bawah abstrak ditulis beberapa kata kunci yang penulisannya disesuaikan dengan bahasa yang digunakan. Dalam artian, pada Abstrak dalam bahasa Indonesia maka kata kunci ditulis dalam bahasa Indonesia. Begitu pula dengan Abstrak dalam bahasa Inggris maka kata kunci ditulis dalam bahasa Inggris.
- Istilah asing yang digunakan dalam Abstrak harus ditulis dengan huruf miring atau dicetak miring.
Baca juga : Paradigma Penelitian Kualitatif
8. Penulisan Daftar Isi
Daftar isi ditulis dengan spasi tunggal. Untuk penulisan judul setiap bab ditebalkan atau di-bold dan menggunakan hurif besar atau huruf kapital. Adapun jarak antara judul Daftar Isi dengan isi adalah 3 spasi.
Baca juga : Metode Penelitian Komunikasi
9. Penulisan Daftar Gambar, Daftar Tabel, dan Daftar Lampiran
Sebagaimana Daftar Isi, penulisan Daftar Gambar, Daftar Tabel, dan Daftar Lampiran ditulis dengan spasi tunggal. Adapun judul Daftar Gambar ditulis dengan menggunakan huruf besar atau huruf kapital dan ditebalkan.
Baca juga : Model Analisis Framing Robert N. Entman
10. Penulisan Judul Bab, Judul Subbab, dan Judul Anak Subbab
Suatu karya ilmiah umumnya terdiri dari beberapa bab, subbab, dan anak subbab. Berikut beberapa ketentuan dalam penulisan judul bab, judul subbab, dan judul anak subbab.
- Judul bab ditulis dengan menggunakan huruf kapital atau huruf besar, diletakkan di tengah-tengah kertas, dan ditebalkan atau di-bold. Adapun jarak penulisan judul bab disesuaikan dengan formasi ukuran margin atau batas tepi penulisan yang dianut yakni 4 cm atau 3 cm dari tepi atas kertas tanpa tanda titik.
- Judul subbab ditulis dengan menggunakan huruf kapital atau huruf besar kecuali kata penghubung dan kata depan, ditebalkan atau di-bold, dimulai dari tepi kiri dan tanpa tanda titik.
- Judul anak subbab ditulis dengan menggunakan gaya kalimat yakni pada awal kata pertama menggunakan huruf kapital atau huruf besar dan awal kata kedua dan seterusnya menggunakan huruf kecil dan diikuti dengan tanda titik (.) dan ditebalkan atau di-bold. Penulisan judul anak kalimat dimulai 1 tab atau 5 ketikan dari kiri.
Baca juga : Cabang Ilmu Komunikasi
11. Penulisan Paragraf
Dalam penulisan karya ilmiah, paragraf baru yang letaknya tepat dibawah judul bab, judul subbab, atau judul anak subbab ditulis rata kiri. Sedangkan paragraf baru berikutnya ditulis menjorok ke dalam berjarak 1 tab atau 5 ketikan dari batas tepi kiri. Jika menggunakan aplikasi, paragraf dapat diatur secara otomatis.
Baca juga : Analisis Wacana Kritis
12. Penulisan Naskah atau Teks
Penulisan posisi naskah atau teks karya ilmiah diatur dengan ketentuan rata kiri kanan. Dalam artian, pengetikan naskah atau teks karya ilmiah dimulai dari sisi kiri hingga sisi kanan. Pengecualian ketika memulai paragraf baru, memasukkan gambar, memasukkan tabel, memasukkan persamaan, atau hal-hal khusus lainnya. Jika menggunakan aplikasi, penulisan naskah atau teks karya ilmiah dapat diatur dengan memilih posisi rata kiri kanan atau justified.
Baca juga : Psikologi Komunikasi
13. Penulisan Permulaan Kalimat
Dalam penulisan karya ilmiah, permulaan kalimat ditulis dengan menggunakan huruf besar atau huruf kapital pada awal kata dan diakhiri dengan tanda titik (.). Jika permulaan kalimat mengandung bilangan, angka, atau rumus lainnya maka bilangan tersebut harus ditulis dengan menggunakan huruf. Misalnya, “Lima buah buku …”.
Baca juga : Filsafat Komunikasi
14. Penulisan Bilangan
Ketentuan lain dalam penulisan karya ilmiah adalah terkait dengan penulisan bilangan. Ketentuan tersebut adalah :
- Bilangan dalam karya ilmiah ditulis dengan angka kecuali jika bilangan tersebut terdapat pada awal kalimat maka bilangan ditulis dengan huruf.
- Penulisan bilangan desimal merujuk pada ketentuan bahasa Indonesia yakni ditulis dengan koma (,) dan bukan dengan titik (.).
- Sementara itu, penulisan satuan dinyatakan dengan singkatan resmi tanpa disertai dengan tanda titik (.) di belakangnya.
Baca juga : Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
15. Penulisan Nama Gambar dan Nama Tabel
Penggunaan gambar (grafik, bagan, dan lain-lain) dan tabel dalam penulisan karya ilmiah bertujuan untuk menampilkan data atau informasi tertentu. Setiap gambar dan tabel yang disajikan dalam karya ilmiah harus diberi nomor dan judul. Sistem penomoran gambar sama dengan sistem penomoran tabel yakni dengan menggunakan angka Arab. Judul gambar dan judul tabel ditulis tanpa menggunakan tanda baca titik (.) dan tidak ditebalkan.
Umumnya judul gambar dan judul tabel ditulis ditengah sebagaimana gambar dan tabel. Perbedaannya adalah judul gambar ditempatkan di bawah gambar sedangkan judul tabel ditempatkan di atas tabel.
Baca juga : Hakikat Filsafat Komunikasi
16. Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan
Penulisan kutipan dan sumber kutipan menjadi salah satu aspek terpenting dalam penulisan karya ilmiah. Terdapat beberapa ketentuan dalam menulis kutipan dan sumber kutipan, yaitu :
- Kutipan langsung atau kutipan yang berasal dari penulisnya yang berjumlah kurang dari 40 kata ditulis dengan menggunakan dua tanda petik.
- Kutipan langsung yang diambil dari kutipan maka penulisannya menggunakan satu tanda petik.
- Kutipan langsung yang diambil dari bahasa asing maka harus ditulis dengan menggunakan huruf miring atau italic.
- Kutipan langsung yang mengandung jumlah kata 40 kata atau lebih maka kutipan tersebut harus ditulis tanpa menggunakan tanda petik dan diketik dengan jarak 1 spasi. Adapun proporsi kutipan langsung dalam satu halaman adalah maksimal ¼ halaman.
- Apabila dalam kutipan langsung ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan menggunakan tiga buah titik.
- Apabila sumber kutipan merujuk sumber lain, maka yang ditulis adalah sumber kutipan yang digunakan oleh pengutip dengan menyebut nama yang mengemukakan pendapat tersebut.
- Jika sumber kutipan ditulis mendahului kutipan langsung, maka penulisannya adalah nama penulis diikuti dengan tahun penerbitan dan nomor halaman yang dikutip. Tahun dan nomor halaman ditulis dalam tanda kurung.
- Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan langsung maka penulisan nama, tahun penerbitan, dan nomor halaman diletakkan di dalam kurung.
- Jika kutipan berasal dua orang penulis, maka kedua nama penulis harus disebutkan.
- Jika kutipan berasal lebih dari dua orang maka nama belakang atau nama keluarga dari semua penulis harus ditulis dengan lengkap. Untuk penyebutan kedua dan seterusnya yang ditulis hanyalah nama keluarga penulis pertama dan diikuti oleh dkk disertai titik (.).
- Jika kutipan berasal dari penulis yang berbeda dan sumber berbeda, maka penulisannya adalah diurutkan berdasarkan alphabet dan bukan berdasarkan tahun terbit.
- Jika kutipan berasal dari penulis yang sama dengan karya yang berbeda, maka cara penulisannya dengan menambahkan huruf a, b, c, dan seterusnya pada tahun penerbitan.
- Jika kutipan berasal dari penulis yang sama dengan sumber yang berbeda maka penulisannya adalah tahun penerbitan ditulis satu kali dan menambahkan huruf a, b, c.
- Jika kutipan berasal dari tulisan tanpa diketahui nama penulisnya, maka penulisannya adalah (Tanpa nama, 2017, hlm. 10).
- Jika kutipan berasal dari penulis tanpa diketahui tahun penerbitan maka penulisannya adalah (Littlejohn, Tanpa Tahun, hlm. 8).
- Jika yang dikutip adalah pokok pikiran penulis, maka penulisannya tidak menggunakan tanda petik dan cukup dengan menyebutkan sumbernya.
Baca juga : Fungsi Filsafat Komunikasi
17. Penulisan Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka juga merupakan hal terpenting dari penulisan karya ilmiah dan dilakukan untuk menghindari dan meminimalisir plagiarisme. Daftar pustaka pada dasarnya mengandung tiga unsur penting yaitu penulis, judul, dan fakta-fakta penerbitan yang meliputi tempat atau kota pustaka tersebut diterbitkan, nama penerbit, dan tahun penerbitan. Terdapat beberapa sistem penulisan daftar pustaka, namun yang umum digunakan oleh perguruan tinggi di Indonesia adalah APA style atau American Psychological Association.
Adapun beberapa ketentuan umum penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :
- Sumber kutipan yang terdapat dalam naskah atau teks karya ilmiah harus ditulis secara lengkap dalam daftar pustaka dan begitu pun sebaliknya.
- Nama penulis yang ditulis terlebih dahulu dalam daftar pustaka adalah nama belakang atau nama keluarga. Pengecualian pada penulisan nama Cina, Jepang, atau Korea karena nama belakang atau nama keluarga berada di awal.
- Dalam penulisan daftar pustaka, gelar akademik atau gelar keagamaan atau gelar kebangsawanan penulis tidak perlu ditulis.
- Jika nama penulis tidak diketahui, maka judul karya dari penulis yang tidak bernama tersebut dituliskan sebagai tema utama.
- Huruf kapital digunakan untuk menulis huruf pertama dari judul karya atau judul tambahan.
- Daftar pustaka ditulis secara berurutan berdasarkan abjad nama belakang atau nama keluarga penulis dengan jarak 1,5 spasi.
- Dalam penulisan daftar pustaka, baris kedua setiap sumber pustaka ditulis dengan jarak 5 ketikan dari batas tepi kiri baris pertama dengan jarak antar baris 1,5 spasi.
Baca juga : Prospek Kerja Ilmu Komunikasi – Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi
Manfaat Mempelajari Teknik Penulisan Karya Ilmiah
Mempelajari teknik penulisan karya ilmiah dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
- Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian dari karya ilmiah.
- Kita dapat mengetahui dan memahami ciri-ciri karya ilmiah.
- Kita dapat mengetahui dan memahami teknik penulisan karya ilmiah dan menerapkannya dalam penyusunan karya ilmiah.
Demikianlah ulasan singkat tentang teknik penulisan karya ilmiah. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang teknik penulisan karya ilmiah dan menerapkannya dalam menulis karya ilmiah.