Komunikasi berasal dari kata Latin, communicare, yang berarti “berbagi dengan” atau “untuk menjadi sama”. Komunikasi diartikan sebagai proses pengiriman ide, informasi atau sikap dari pengirim pesan dengan menggunakan simbol, kata-kata, atau gambar kepada penerima pesan dengan tujuan tertentu. Komunikasi kerap melibatkan proses encoding dan decoding pesan-pesan verbal maupun nonverbal secara simultan antara pengirim dan penerima pesan di dalam konteks yang sama. Salah satu konteks yang dimaksud adalah konteks budaya.
Budaya atau kebudayaan menurut Koentjaraningrat dalam Sutardi (2009) adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar. Sementara itu, Edward T. Hall mendefinisikan budaya sebagai komunikasi dan komunikasi adalah budaya. Definisi tersebut menunjukkan adanya kaitan antara komunikasi dan budaya yang sangat erat.
Menurut Jandt (2009) terdapat beberapa istilah yang digunakan oleh para ahli untuk merujuk pada hubungan antara komunikasi dan budaya, seperti komunikasi internasional atau komunikasi global, komunikasi lintas budaya, dan komunikasi antarbudaya. Hubungan antara komunikasi dan budaya sifatnya timbal balik. Dalam artian, komunikasi mempengaruhi budaya dan begitu pula sebaliknya budaya mempengaruhi komunikasi.
Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi, budaya mengajarkan seseorang bagaimana caranya untuk berpikir, merasakan sesuatu, dan bertindak khususnya berinteraksi dengan orang lain atau berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini dikarenakan orang-orang dengan latar belakang budaya yang berbeda akan berkomunikasi dengan cara yang berbeda pula. Dalam artian, setiap individu memiliki pandangan tersendiri mengenai komunikasi, bagaimana berkomunikasi, dan alasan untuk berkomunikasi berdasarkan latar belakang budaya masing-masing. Peluang terjadinya kesalahpahaman antar individu yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda akan meningkat ketika melupakan hubungan yang penting.
Adapun pengaruh komunikasi dalam budaya yang wajib diketahui diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan Budaya
Pengaruh komunikasi dalam budaya yang pertama adalah bahwa komunikasi memberikan pengaruh yang sangat besar dalam proses penciptaan budaya. Singkatnya, budaya diciptakan melalui komunikasi. Karena itu, komunikasi diartikan sebagai sarana interaksi manusia dimana beberapa karakteristik budaya seperti kebiasaan, peran, aturan, hukum, atau pola lainnya dibuat dan dibagikan.
2. Membantu Pewarisan Budaya pada Masyarakat Modern
DeVito (2013) mendefinisikan budaya atau kebudayaan sebagai gaya hidup suatu kelompok yang relatif khusus dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui komunikasi. Proses pewarisan budaya ini dilakukan melalui berbagai sarana pewarisan budaya seperti keluarga (dilakukan secara langsung), masyarakat (melalui proses sosialisasi), perkumpulan (menekankan pada emosi kedaerahan), lembaga pemerintahan, sekolah (melalui pendidikan), lingkungan kerja (aturan-aturan yang diciptakan dalam lingkungan kerja), institusi resmi lainnya, dan media massa (proses penyampaian informasi).
3. Membantu Pewarisan Budaya pada Masyarakat Tradisional
Berbeda dengan pola pewarisan budaya pada masyarakat modern, pola pewarisan budaya pada masyarakat tradisional dilakukan berdasarkan tradisi yang telah ada secara turun menurun. Menurut Sutardi (2009), proses pewarisan budaya pada masyarakat tradisional terjadi di lingkungan masyarakat adat itu sendiri. Orang-orang yang termasuk ke dalam masyarakat adat biasanya terikat oleh nilai-nilai, kedudukan, aturan-aturan, dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Proses pewarisan budaya juga terjadi karena kedudukan yang dimiliki oleh seseorang dalam masyarakat.
4. Mewariskan Budaya melalui Simbol-Simbol
Budaya diwariskan dari generasi ke generasi dengan menggunakan simbol-simbol. Simbol-simbol dalam komunikasi antarbudaya meliputi simbol nonverbal dan simbol verbal. Simbol nonverbal setiap budaya berbeda. Adapun yang termasuk dalam simbol nonverbal atau komunikasi nonverbal adalah berbagai bahasa tubuh dalam komunikasi, ruang gerografis, waktu, dan artefak. Sementara itu, simbol verbal mengacu pada bahasa.
Bahasa menurut Sutardi (2009) adalah sistem lambang terorganisasi yang disepakati secara umum dan merupakan hasil belajar yang digunakan untuk menyajikan pengalaman-pengalaman dalam suatu komunitas. Sebagai salah satu unsur kebudayaan universal dan alat komunikasi, peran bahasa dalam komunikasi antarbudaya maupun komunikasi lintas budaya sangat penting yakni sebagai simbol atau lambang dari suatu hasil budaya di suatu daerah; alat komunikasi dan interaksi; alat untuk menyalurkan kepercayaan, nilai, dan norma; alat untuk berpikir; dan pedoman untuk melihat kenyataan di masyarakat.
5. Membantu Proses Pembelajaran Budaya oleh Masyarakat
Salah satu karakteristik budaya atau kebudayaan adalah bahwa budaya itu dipelajari. Sebagaimana halnya proses pewarisan budaya dari generasi ke generasi, proses pembelajaran budaya oleh masyarakat juga dilakukan melalui komunikasi. Adapun yang dipelajari dari budaya mencakup persepsi budaya, aturan, dan perilaku yang biasanya dianut oleh budaya tertentu tanpa disadari oleh masyarakat, dan berbagai pesan budaya. Pembelajaran budaya dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti keluarga, lembaga, dan negara. Mempelajari budaya dapat dilakukan melalui peribahasa, cerita rakyat, legenda, mitos, seni, dan media massa. Sedangkan, proses pembelajaran budaya sendiri dilakukan melalui internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
6. Membantu Penyampaian Nilai-Nilai, Ide, dan Persepsi Budaya
Pengaruh komunikasi dalam budaya selanjutnya adalah membantu penyampaian nilai-nilai, ide, dan persepsi budaya kepada seluruh anggota budaya. Sebagai anggota budaya, setiap individu dapat saling berbagi kepercayaan, ritual, upacara, tradisi, dan asumsi dengan individu-individu yang dibesarkan atau hidup dalam latar belakang budaya yang sama.
7. Memperkuat Nilai-Nilai Budaya
Pengaruh komunikasi dalam budaya selanjutnya adalah memperkuat nilai-nilai budaya yang ada dalam masyarakat. Penguatan nilai-nilai budaya ini juga dilakukan melalui komunikasi secara interpersonal, sosial, maupun melalui media massa. Tujuan penguatan nilai-nilai budaya ini adalah untuk merekatkan dan menyatukan anggota masyarakat ke dalam negara.
8. Membentuk Identitas Budaya
Menurut Lustig dan Koester, identitas budaya adalah rasa memiliki budaya tertentu atau kelompok etnis tertentu yang dimiliki oleh seseorang. Sementara itu, menurut Jane Collier dan Milt Thomas, etnografi komunikasi dan konstruksi sosial menentukan sifat identitas budaya dan bagaimana anggota kelompok budaya mengekspresikan identitas mereka. Identitas budaya dibentuk, dinegosiasikan, dan dikuatkan melalui komunikasi dengan orang lain. Proses pembentukan identitas budaya sendiri melibatkan beberapa kegiatan seperti membuat pilihan-pilihan tentang budaya yang diidentifikasi oleh seseorang dan keputusan untuk bergabung dengan komunitas budaya di mana ia berada.
9. Melawan Sistem Budaya Dominan
Resistensi adalah metafora yang digunakan dalam kajian budaya untuk mengkonseptulisasikan hubungan antara budaya dan komunikasi. Melalui metafora ini, kita dapat mengetahui bagaimana setiap individu menggunakan ruang mereka sendiri untuk melawan sistem budaya dominan. Misalnya seorang karyawan yang kerap menemukan cara-cara untuk melawan kompetisi dan individualism ekstrem yang terjadi di dunia kerja.
10. Memahami Perbedaan Budaya
Ketika berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya sejatinya kita tengah mencoba untuk belajar lebih banyak tentang budaya orang lain terkait dengan gaya hidup, nilai-nilai, sejarah, kebiasaan, dan kepribadian orang lain yang menjadi mitra bicara. Hubungan baik yang dibangun melalui komunikasi merupakan langkah awal untuk memahami perbedaan budaya dan mengembangkan sikap toleransi.
11. Mendorong Perubahan Budaya
Budaya bersifat dinamis dan berubah setiap saat. Perubahan budaya yang terjadi umumnya disebabkan adanya interaksi dan kontak antar budaya melalui pertukaran ide dan simbol-simbol yang tidak dapat dihindari. Menurut Sutardi (2009), perubahan budaya ditandai dengan adanya perubahan unsur-unsur budaya masyarakat yang dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman kemudian dibentuk suatu kesatuan budaya baru yang sesuai dengan tuntutan zaman. Budaya adalah sistem yang terintegrasi dan karenyanya perubahan yang terjadi pada salah satu unsur kebudayaan dapat berpengaruh pada unsur-unsur kebudayaan lainnya. Untuk itu, budaya juga harus dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Proses perubahan budaya dapat mengarah pada proses difusi kebudayaan, akulturasi, dan asimilasi.
12. Membantu Pelestarian Jati Diri Bangsa
Salah satu fungsi media massa dalam pewarisan budaya adalah melestarikan jati diri bangsa. Pelestarian jati diri bangsa melalui media massa merupakan salah satu upaya atau sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur budaya bangsa agar tidak mudah tergerus oleh arus globalisasi. Pelestarian jati diri bangsa juga dapat dilakukan dengan menampilkan budaya-budaya lokal atau tradisi di lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari misalnya upacara pernikahan adat dan lain-lain.
13. Membentuk Komunitas Sosial Budaya
Ketika berinteraksi dengan orang lain dengan latar belakang budaya yang berbeda maka kita akan berhadapan dengan banyak sekali ketidakpastian. Kita tidak mengetahui tentang budaya, nilai-nilai, kebiasaan, perilaku, dan lain-lain dari mitra bicara. Karena itu, kita juga tidak mengetahui apa yang akan dilakukan dalam situasi tersebut. Ketidakpastian tentang siapa yang menjadi mitra bicara dapat membuat kita menjadi gugup dan mengalami kecemasan komunikasi. Menurut teori pengurangan ketidakpastian, untuk dapat berinteraksi dengan orang yang berbeda budaya maka kita harus dapat memprediksi bagaimana interaksi yang akan dilakukan oleh mitra bicara. Berdasarkan prediksi inilah, kita memilih pesan-pesan verbal dan nonverbal yang sesuai.
14. Menjaga Stabilitas
Pengaruh komunikasi dalam budaya berikutnya adalah menjaga stabilitas. Hal ini berkaitan dengan proses pewarisan budaya dari generasi ke generasi. Nilai-nilai budaya yang diwariskan kepada generasi selanjutnya dapat membentuk semacam ikatan di antara anggota masyarakat. Ikatan yang kuat di antara anggota masyarakat dapat menjaga stabilitas dalam masyarakat itu sendiri.
15. Mengatasi dan Mengurangi Konflik
Saat berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain terkadang menemui konflik. Konflik memang tidak pernah bisa dihindari atau bahkan dihapus. Penyebab terjadinya konflik dalam komunikasi adalah akibat ketidakmampuan peserta komunikasi melihat sudut pandang orang lain terutama jika orang yang bersangkutan memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Generalisasi yang dibangun oleh seseorang tentang orang lain yang menjadi mitra bicara kerapkali tidak tepat sehingga menimbulkan ketidakpercayaan dan kesalahpahaman. Perasan-perasaan inilah yang dapat mengarah pada perilaku defensif dan memicu terjadinya konflik. Namun, dengan mencoba untuk belajar berpikir dan bertindak secara kooperatif dengan menggunakan gaya komunikasi asertif dan memberikan tanggapan yang tepat, maka konflik yang terjadi dapat diatasi atau dikurangi.
Manfaat Mempelajari Pengaruh Komunikasi dalam Budaya
Mempelajari pengaruh komunikasi dalam budaya dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
- Kita dapat mengetahui dan memahami arti komunikasi.
- Kita dapat mengetahui dan memahami arti budaya.
- Kita dapat mengetahui dan memahami pengaruh komunikasi dalam budaya.
Demikianlah ulasan singkat tentang pengaruh komunikasi dalam budaya. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi dan budaya serta pengaruh komunikasi dalam budaya.