Komunikasi massa menurut Rakhmat (2001) adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pengertian komunikasi massa di atas sekaligus menunjukkan karakteritik komunikasi massa yang membedakannya dengan komunikasi interpersonal atau komunikasi medio. Karena itulah, sistem komunikasi massa juga memiliki karakteristik psikologis yang khas dibandingkan dengan sistem komunikasi interpersonal. Perbedaan itu tampak pada pengendalian arus informasi, umpan balik, stimulasi alat indera, dan proporsi unsur isi dengan hubungan (Rakhmat, 2001 : 189).
Sejak mulai booming-nya media massa di awal abad 19, para peneliti dari berbagai disiplin ilmu juga mulai tertarik untuk meneliti efek komunikasi massa terhadap khalayak. Namun, penelitian efek komunikasi massa jauh lebih intens dilakukan pada awal berkecamuknya Perang Dunia I hingga penghujung tahun 1970an. Dari rentang waktu itulah, para ahli menyimpulkan bahwa efek komunikasi massa dapat dibagi ke dalam empat era, yakni era kuatnya efek komunikasi massa (1914 – 1940), era efek terbatas komunikasi massa (1940 – 1960), era efek moderat komunikasi massa (1960 – 1970an), dan era kuatnya efek komunikasi massa (1970an – 1980). Perbedaan pandangan peneliti mengenai efek komunikasi massa selama puluhan tahun tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang teoretis, perbedaan historis, dan perbedaan dalam memaknai efek itu sendiri.
Secara umum, terdapat tiga dimensi efek komunikasi massa dalam sistem komunikasi massa yaitu efek kognitif, efek afektif, dan efek behavioral. Untuk memahami efek komunikasi massa lebih dalam, Chaffe dalam Rakhmat (2001 : 218-219) menawarkan tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami efek komunikasi massa, yakni pendekatan yang melihat efek media massa yang berkaitan dengan pesan media massa dan media massa itu sendiri. Pendekatan kedua adalah melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa (perubahan kognitif, perubahan afektif, dan perubahan behavioral). Dan, pendekatan ketiga yang meninjau satuan observasi yang dikenai efek komunikasi massa (individu, organisasi, masyarakat, atau bangsa).
Berikut disajikan efek komunikasi massa yang menekankan pada efek psikologi sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli :
1. Penjadwalan Kembali Kegiatan Sehari-Hari
Efek penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari adalah salah satu efek kehadiran media massa secara fisik. Dari berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran media massa menciptakan reorganisasi kegiatan yang terjadi karena hadirnya media massa; beberapa kegiatan dikurangi dan beberapa kegiatan lainnya dihentikan sama sekali karena waktunya dipakai untuk menggunakan media massa.
2. Mempengaruhi Reaksi Orang Terhadap Media Massa
Media massa diyakini memiliki pengaruh yang sangat besar pada khalayak. Namun, pengaruh ini disaring, diseleksi, atau ditolak sesuai dengan berbagai macam faktor personal yang mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa. Faktor-faktor ini meliputi organisasi personal psikologis individu, kelompok-kelompok sosial di mana individu menjadi anggota, dan hubungan-hubungan interpersonal pada proses penerimaan, pengelolaan, dan penyampaian informasi.
3. Menghilangkan Perasaan Tertentu
Mengacu pada teori uses and gratifications, orang umumnya menggunakan media karena tujuan tertentu, seperti menghilangkan rasa marah, kesepian, kecewa, dan lain sebagainya. Orang menggunakan media hanya digunakan untuk menghilangkan perasaan negatif tanpa menghiraukan isi pesan yang disampaikan oleh media.
4. Menumbuhkan Perasaan Tertentu
Selain dapat menghilangkan perasaan tertentu, media massa juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Tumbuhnya perasaan seseorang terhadap media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman seseorang dengan media yang bersangkutan. Awalnya, seseorang tertarik karena isi pesan yang disampaikan namun lambat laun jenis medialah yang menjadi perhatian seseorang apapun isi pesan yang disampaikan.
5. Membentuk dan Mengubah Citra
Dalam psikologi komunikasi disebutkan bahwa yang dimaksud dengan citra adalah gambaran tentang realitas dan citra tidak harus sesuai dengan realitas. Citra merupakan perspesi yang diberikan oleh manusia tentang dunia. Menurut Roberts (1977), komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan dan citra inilah yang mempengaruhi cara kita berperilaku (Rakhmat, 2001 : 223 – 224). Hal ini juga berlaku dalam komunikasi massa. Menurut Rakhmat (2001 : 226), khalayak membentuk dan merubah citra tentang lingkungan sekitar, memberikan status, dan menciptakan stereotip berdasarkan realitas tangan kedua yang ditampilkan oleh media massa.
6. Mempengaruhi apa Yang Dianggap Penting oleh Khalayak
Agenda setting adalah salah satu fungsi komunikasi massa yang melihat kemampuan yang dimiliki oleh media massa untuk mempengaruhi apa yang dianggap penting oleh khalayak. Menurut teori agenda setting, media massa mempengaruhi persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Dalam artian, media massa mempengaruhi apa yang harus dipikirkan oleh khalayak dan bukan apa yang dipikirkan oleh khalayak. Caranya adalah memilih berita-tetentu atau menonjolkan satu berita dan mengabaikan berita yang lainnya. Misalnya, seorang anak yang mendadak menjadi terkenal dan disebut sebagai pahlawan karena keberaniannya memanjat tiang bendera saat upacara peringatan hari kemerdekaan disiarkan secara berulang-ulang melalui televisi dan menjadi viral di media sosial.
7. Menyampaikan Pengetahuan, Keterampilan, dan Nilai-Nilai yang Baik
Menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang baik kepada khalayak adalah bentuk efek prososial kognitif dalam komunikasi massa. Yang dimaksud dengan efek prososial adalah efek dimana media memberikan manfaat yang dikehendaki bagi khalayak. Misalnya siaran pendidikan di televisi yang menggabungkan unsur hiburan dan informasi. Hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat tentang tayangan film televisi Sesame Street menunjukkan bahwa tayangan ini terbukti mempermudah proses belajar anak-anak.
8. Membentuk dan Mengubah Sikap Secara Tidak :angsung
Membentuk dan mengubah sikap merupakan efek afektif komunikasi massa. Dari berbagai penelitan yang telah dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa media massa membentuk dan merubah sikap khalayak secara tidak langsung. Menurut para peneliti, hal ini disebabkan oleh adanya respon kognitif sebagai mediator efek sikap. Hasil penelitian yang mendukung hal ini penelitian di bidang komunikasi politik khususnya peranan media massa dalam sosialisasi politik.
9. Memperteguh Sikap, Pendapat, dan Keyakinan yang Ada
Telah disebutkan sebelumnya bahwa media massa sejatinya membentuk dan mengubah sikap khalayak secara tidak langsung. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Paul Lazarsfeld dkk menunjukkan bahwa media massa lebih berfungsi untuk memperteguh sikap, pendapat, dan keyakinan yang telah ada sebelumnya.
10. Merangsang Emosi Khalayak
Selain dapat membentuk dan merubah sikap khalayak secara tidak langsung, bentuk lain dari efek afektif dalam komunikasi massa adalah merangsang emosi khalayak. Terpaan pesan media massa dapat merangsang emosi khalayak. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa yaitu suasana emosional (mood), skema kognitif, suasana terpaan, predisposisional individual, dan tingkat identifikasi khalayak dengan tokoh dalam media massa.
11. Menimbulkan Rangsangan Seksual
Secara umum diyakini bahwa berbagai materi erotis yang ditampilkan melalui media massa dapat menimbulkan rangsangan seksual, meruntuhkan nilai-nilai moral, mendorong orang menjadi gila seks, atau menggalakkan perkosaan. Hasil studi menunjukkan bahwa terpaan erotica walaupun singkat dapat membangkitkan gairah seksual bagi pria maupun wanita. Di sampaing itu, terpaan erotika juga dapat menimbulkan reaksi-reaksi emosional lainnya seperti resah, impulsif, agresif, dan gelisah.
12. Menimbulkan Perilaku Sosial yang Diterima
Secara umum, salah satu efek behavioral dalam komunikasi adalah perilaku prososial. Yang dimaksud dengan perilaku prososial adalah perilaku atau keterampilan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Media massa dikatakan dapat menimbulkan perilaku prososial yang diterima manakala media massa menyajikan pesan-pesan yang sifatnya memberikan pendidikan atau pembelajaran keterampilan tertentu bagi khalayaknya. Misalnya, cara memasak nasi uduk. Salah satu teori efek media massa yang menjelaskan proses belajar melalui media massa adalah teori pembelajaran sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura.
13. Mendorong Perilaku Agresif
Media massa yang menyajikan adegan kekerasan diyakini dapat mendorong khalayak untuk berperilaku agresif. Yang dimaksud dengan adegan kekerasan adalah gambaran visual tindakan agresi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain secara fisik. Adegan kekerasan ini dapat mengarah pada perilaku agresif yakni tindakan yang ditujukan untuk melukai orang lain baik secara fisik maupun nonfisik. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa tayangan kekerasan yang disajikan melalui televisi meningkatkan perilaku kekerasan dan agresif penontonnya baik laki-laki atau perempuan, anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang berperilaku agresif secara normal atau nonagresif. Hasil studi lain menunjukkan bahwa meningkatnya perilaku agresif juga didorong oleh tayangan kekerasan yang disajikan melalui video game.
14. Membantu Menyalurkan Dorongan Agresi
Menurut teori karthasis yang diambil dari teori psikoanalisis, media massa membantu khalayaknya untuk menyalurkan dorongan agresif yang ada pada diri khalayak melalui penyajian fantasi dan pengalaman wakilan. Misalnya, tayangan televisi yang menggambarkan orang jahat yang dihajar oleh orang-orang membantu seorang individu untuk tidak lagi menghajar atasan yang tidak dapat dilawan di kantor.
15. Mempengaruhi Persepsi Khalayak Terhadap Iklan
Media massa dapat mempengaruhi persepsi khalayak terhadap iklan. Persepsi dalam iklan berkaitan dengan kesan konsumen terhadap produk atau layanan tertentu yang bisa jadi tidak didasarkan atas kebenaran. Dalam periklanan, persepsi merupakan alat yang penting untuk membuat konsumen merasa dirinya dapat menjadi seseorang sebagaimana yang digambarkan dalam iklan atau merasakan perasaan tertentu ketika menggunakan produk atau layanan tertentu. Hal ini dapat terjadi karena iklan menggunakan beberapa imbauan pesan yang dapat mempengaruhi persepsi khalayak terhadap iklan dan produk yang ditawarkan.
16. Mempengaruhi Sikap dan Perilaku Khalayak Terhadap Iklan
Selain mempengaruhi persepsi, komunikasi massa juga mempengaruhi sikap dan perilaku khalayak terhadap iklan. Menurut beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli menyatakan bahwa perhatian dan persepsi merupakan motivasi penting bagi konsumen untuk membeli produk atau layanan yang ditawarkan. Dengan kata lain, iklan yang ditampilkan secara apik dapat menarik perhatian khalayak dan khalayak terdorong untuk memikirkan kemudian memutuskan untuk membeli produk atau layanan yang ditampilkan melalui media massa.
17. Penggunaan Retorika Iklan
Penggunaan retorika dalam iklan merupakan salah satu pendekatan penelitian tentang efek iklan. Berbeda dengan pendekatan penelitian lainnya, pendekatan ini lebih menekankan pada cara periklanan dibuat terutama digunakannya retorika dalam iklan. Menurut beberapa pendekatan teoretis, retorika visual dan retorika verbal yang disajikan dalam iklan melalui komunikasi massa dapat memberikan efek persuasif di antaranya terhadap sisi emosi, mental, dan sikap khalayak terhadap iklan maupun merek.
Manfaat Mempelajari Efek Psikologi dalam Komunikasi Massa
Mempelajari efek psikologi dalam komunikasi massa dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya adalah :
- Kita dapat mengetahui dan memahami pengertian komunikasi massa.
- Kita dapat mengetahui dan memahami beberapa efek psikologi dalam komunikasi massa.
Demikianlah ulasan singkat tentang efek psikologi dalam komunikasi massa. Semoga dapat menambah wawasan tentang komunikasi massa dan beberapa efek psikologi dalam komunikasi menurut para ahli.