6 Pendekatan Kritik Dalam Komunikasi Organisasi

Pendekatan di dalam ilmu komunikasi ikut berkembang mengikuti perkembangan ilmu komunikasi dalam waktu ke waktu hingga menyangkup semua aspek kehidupan, seperti di dalam kehidupan ekonomi, politik, sosial, dan lain sebagainya. Adanya pendekatan yang dilakukan juga dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman baru hingga juga menghasilkan suatu teori seperti macam-macam teori komunikasi menurut para ahli.

Hal tersebut juga berlaku di dalam komunikasi organisasi, sebagai salah satu jenis komunikasi dalam kehidupan masyarakat. Di dalam komunikasi organisasi sendiri, diketahui terdapat setidaknya tiga pendekatan, diantaranya adalah:

  • Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem menyangkut adanya pandangan bahwa kehidupan organisasi harus dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dilingkungannya, sehingga dapat bertahan hidup.

  • Pendekatan Budaya

Pendekatan budaya memahami bahwa setiap individu memiliki dasar yang tetap dalam melakukan suatu tindakan.

  • Pendekatan Kritik

Pendekatan kritik dalam komunikasi organisasi sendiri memahami bahwa terdapat kepentingan organisasi atau perusahaan yang telah mendominasi pada semua aspek kehidupan. Terlebih lagi banyak keputusan yang lebih dipengaruhi atas dasar kepentingan-kepentingan pengaturan organisasi maupun perusahaan.

Dalam kesempatan kali ini akan dibahas 6 pendekatan kritik dalam komunikasi organisasi. Apa saja 6 pendekatan tersebut? Pendekatan kritik tidak bisa jauh dari adanya kekuasaan, dimana  kekuasaan dipandangan dapat menyebabkan ketidakseimbangan kekuasaan dan munculnya penindasan terhadap kelas-kelas tertentu.

Baca juga :

Disinilah peran pendekantan kritik dalam komunikasi organisasi di perlukan untuk membuka ketidakseimbangan tersebut. Beberapa pendekatan kritik dalam komunikasi organisasi yang termasuk kedalam kekuasaan atau power diantaranya adalah:

1. Perspektif Tradisional

Dari perspektif tradisional, kekuasaan dipandang sebagai sesuatu yang pasti dimiliki oleh organisasi dan setara dengan struktur maupun hierarki organisasi. Dimana hal ini akan berpengaruh terhadap proses komunikasi organisasi itu sendiri.

2. Perspektif Simbol

Dalam perspektif ini kekuasaan dipandang sebagai suatu hasil dari adanya proses interaksi komunikasi yang terjadi dalam organisasi.

3. Perspektif Radikal Kritis

Perspektif radikal kritis sendiri membandingkan adanya “surface structure” dan “deep structure” yang berpengaruh terhadap adanya pembagian kekuasaan dalam organisasi. Perspektif ini juga memahami mengenai bagaimana suatu aspek ekonomi, sosial, dan juga komunikasi membentuk suatu kekuasaan atau power.

4. Gender

Gender merupakan salah satu bagian dari pendekatan kritik yang ada didalam komunikasi organisasi, dimana gender merupakan aspek dari sumber kekuasaan. Dalam pendekatan kritik, dipahami terdapat kepentingan organisasi yang dapat mempengaruhi segala keputusan organisasi itu sendiri, dimana banyak diantaranya juga berdampak pada adanya isu diskriminasi gender. Oleh sebab itulah, komunikasi gender juga menjadi aspek yang perlu dipahami dengan baik dalam pendekatan kritik.

Baca juga :

5. Discourse atau wacana organisasi

Menurut banyak pemikir kritis, terciptanya suatu kekuasaan dapat diperoleh dari wacana organisasi atau dari komunikasi organisasi itu sendiri. Adanya regulasi dan kebijakan dalam organisasi dianggap sebagai suatu alat kekuasaan dari berbagai macam kegiatan organisasi yang dilakukan. Dari hal ini lah kemudian suatu dominasi dapat tercipta.

6. Ideologi dan Hegemoni

Dalam pendekatan kritik, ideologi dan hegemoni dari para kelompok dominan harus dapat dihindari. Hal ini karena akan berpengaruh terhadap proses komunikasi organisasi yang berlangsung sehingga menyebabkan timbulnya ketidakseimbangan sosial karena adanya tindak ke-otoriteran.

Itulah beberapa ulasan terkait dengan 6 pendekatan kritik dalam komunikasi organisasi yang berkaitan dengan sumber kekuasaan didalam organisasi itu sendiri. Dari ulasan diatas dapat dipahami bahwa pendekatan kritik mencoba membuka maupun menangani adanya kekuasaan-kekuasaan yang tercipta dan menyebabkan munculnya ketidakseimbangan didalam keberlangsungan organisasi yang berlangsung maupun lingkungan disekitarnya. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat.