Pengertian Pendekatan Fungsional Komunikasi Penerapannya

Secara umum, pendekatan menurut Liliweri (2011) adalah metode, teknik, cara yang digunakan untuk mendekatkan konsep yang abstrak ke dalam bentuk kenyataan. Dengan demikian, dalam ranah ilmu komunikasi, pendekatan merupakan metode, teknik atau cara yang digunakan untuk mendekatkan konsep komunikasi yang abstrak ke kenyataan komunikasi manusia. Berbagai pendekatan yang disusun oleh para ahli umumnya tidak dapat dilepaskan dari berbagai teori komunikasi menurut para ahli yang terus mengalami perkembangan.

Atas dasar kaitan itulah, para ahli kemudian mengelompokkan pendekatan-pendekatan tersebut ke dalam konteks komunikasi. Salah satu pendekatan yang berkaitan dengan terbentuknya konteks komunikasi manusia adalah pendekatan fungsional.

Menurut West dan Turner (2008), yang dimaksud dengan konteks adalah lingkungan terjadinya komunikasi. Konteks memberikan latar belakang dan kejelasan bagi para peneliti dan teoritikus untuk melakukan analisa terhadap suatu fenomena. Umumnya, konteks juga bersifat situasional.

Dalam artian, proses komunikasi efektif dibatasi oleh beberapa faktor yang kita kenal sebagai komponen-komponen komunikasi seperti jumlah orang yang terlibat, jarak antar interaktan, umpan balik yang diberikan, dan saluran-saluran yang ada.

Konteks juga dipengaruhi, diubah, atau tergantung pada pelbagai aktifitas komunikasi yang dilakukan. Pada umumnya, taksonomi pendekatan fungsional terhadap konteks komunikasi sangat ditentukan oleh tiga kemungkinan fungsi, yaitu pengembangan dan pemeliharaan relasi, pertukaran informasi, dan pengaruh sosial dan psikologis terhadap komunikan (Liliweri, 2011 : 200).

  • Pengertian

Menurut Liliweri (2011), pendekatan fungsional komunikasi adalah pendekatan yang lebih menitikberatkan pada berbagai usaha penciptaan, pemeliharaan, dan peningkatan kualitas nilai dan norma yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi komunikasi manusia guna mencapai konsensus antara individu dan kelompok, baik dalam setiap bagian lembaga atau antara lembaga yang satu dengan lembaga yang lainnya.

Dari pengertian di atas, menurut pendekatan fungsional, komunikasi berperan dalam menciptakan, dan mengembangkan nilai dan norma baru demi terpeliharanya struktur, ekuilibrium, dan saling ketergantungan antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Dari peranan komunikasi inilah, terbentuk berbagai konteks komunikasi seperti komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa yang sangat dipengaruhi oleh konteks sosial-budaya masyarakat setempat.

  • Sejarah

Pendekatan fungsional komunikasi berakar dari perspektif teoretis sosiologis yaitu fungsionalisme atau teori struktural fungsional yang memandang masyarakat sebagai sebuah struktur yang terdiri atas beberapa bagian yang saling terhubung satu sama lain, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan biologis dan sosial setiap individu di dalam masyarakat. Salah satu tokoh fungsionalis adalah Robert K. Merton (1957) dalam McQuail (1987) menyatakan bahwa fungsionalisme atau struktural fungsional adalah teori sosiologi yang menjelaskan pelbagai kegiatan yang melembaga dalam kaitannya dengan kebutuhan masyarakat.

Menurut Liliweri (2011), berbagai kebutuhan masyarakat ini dipenuhi melalui beberapa lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sendiri. Lembaga-lembaga ini berperan dalam memfasilitasi dan mengelola interaksi antar anggota masyarakat. Selain itu, lembaga-lembaga ini juga berperan untuk memproduksi, mendistribusi, serta mempertukarkan barang di kalangan masyarakat.

Adapun lembaga-lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya meliputi lembaga perkawinan dan keluarga, pemerintahan dan politik, pendidikan, ekonomi dan perdagangan, dan agama. Dengan demikian, lembaga-lembaga ini berfungsi untuk mengatasi kesenjangan kebutuhan antara warga masyarakat.

Dari uraian di atas, perspektif fungsionalis menekankan pada keterhubungan masyarakat dengan fokus pada bagaimana setiap elemen dalam masyarakat saling memberikan pengaruh satu sama lain. Para kaum fungsionalis menggunakan istilah fungsional dan disfungsional untuk menggambarkan efek berbagai elemen sosial terhadap masyarakat. Elemen-elemen masyarakat dikatakan fungsional apabila memberikan kontribusi terhadap stabilitas sosial. Sebaliknya, elemen-elemen masyarakat dikatakan disfungsional apabila mengganggu stabilitas sosial.

Oleh karena itu, pendekatakan fungsional komunikasi juga menitikberatkan pada bagaimana kita dapat menentukan apakah suatu lembaga itu fungsional atau tidak fungsional dan kepada siapa pelbagai kegiatan dari lembaga itu dikategorikan sebagai fungsional. Jika tidak ada metode yang tepat untuk menyortir peranan dan fungsi dari lembaga tersebut, maka model fungsional bersifat tautologi.

Menurut Liliweri (2011), pendekatan fungsional komunikasi memiliki beberapa ciri atau karakteristik, yaitu :

  • Struktur

Menurut pendekatan fungsional, lembaga sosial seharusnya memiliki struktur yang memiliki sistem. Dalam artian, lembaga sosial memiliki kemampuan untuk mengatur hubungan di dalam lembaga maupun hubungan dengan lembaga lainnya. Adapun fungsi struktur lembaga sosial adalah membantu anggota masyarakat agar semua aktifitas yang mereka lakukan dapat berjalan dengan baik serta dapat membantu anggota masyarakat mencapai kebutuhan yang diinginkan.

Hal ini mengandung makna bahwa dalam suatu masyarakat, antara struktur lembaga sosial yang satu dengan lembaga sosial lainnya terdapat saling berhubungan. Selain itu, struktur lembaga sosial juga memiliki peran untuk mengatur peranan individu dan kelompok dalam masyarakat.

  • Ketergantungan

Karakteristik pendekatan fungsional selanjutnya adalah ketergantungan. Pendekatan fungsional berpendapat bahwa di antara bagian lembaga atau antara lembaga terjadi saling ketergantungan guna mendukung fungsi anggota masyarakat berjalan lancar. Karena itu, jika dalam satu bagian lembaga terjadi perubahan maka akan memengaruhi bagian lembaga yang lain.

Hal ini juga berlaku bagi lembaga secara keseluruhan jika terjadi perubahan pada lembaga yang bersangkutan.  Atas dasar itulah, pendekatan fungsional juga memperhitungkan berbagai kemungkinan terjadinya perubahan. Guna mengantisipasi perubahan yang mungkin saja terjadi, setiap bagian lembaga atau lembaga perlu melakukan beberapa tindakan yang disesuaikan dengan perubahan yang terjadi.

  • Kesetimbangan

Para kaum fungsionalis menyatakan bahwa semua kegiatan yang dilakukan oleh beberapa bagian lembaga  secara keseluruhan selalu berjalan dalam keadaan normal. Hal ini terjadi hanya jika setiap lembaga yang bersangkutan berperan sesuai dengan status dan posisi yang telah ditentukan. Dan hal inilah yang memberikan kontribusi yang signifikan bagi kesatuan struktur.

Jika bagian lembaga atau lembaga keseluruhan tidak atau kurang mampu menjalankan peran dan fungsinya secara optimal, maka masyarakat akan bereaksi. Reaksi masyarakat ini bisa menjadi semacam gangguan yang dapat memicu bagian lembaga atau lembaga secara keseluruhan untuk kembali mencapai ekuilibrium atau kesetimbangan.

  • Konsensus Nilai dan Norma

Salah satu asumsi pendekatan fungsional adalah masyarakat sepakat untuk menaati nilai-nilai serta norma yang ada dalam masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung fungsi dan peran struktur lembaga sosial dalam memelihara interaksi yang berlangsung di dalam lembaga atau antar lembaga sosial yang ada dalam masyarakat. Misalnya, dalam masyarakat terdapat norma-norma yang mengatur penciptaan situasi yang normal, mencegah peranan yang dapat menimbulkan konflik, serta mengembalikan situasi menjadi normal.

Penerapan pendekatan fungsional komunikasi dapat kita lihat dalam konteks komunikasi massa. Dalam komunikasi massa, pendekatan fungsional digunakan untuk menganalisa penggunaan media massa oleh masyarakat dan interaksi antara masyarakat dengan media massa. Penerapan pendekatan fungsional dalam komunikasi massa dikenal dengan pendekatan analisis fungsional.

Terdapat dua jenis analisis fungsional dalam komunikasi massa yakni analisis makro dan analisis mikro. Analisis makro mengacu pada fungsi komunikasi massa atau fungsi media massa bagi masyarakat yaitu fungsi surveillance, fungsi korelasi, fungsi transmisi budaya, fungsi menghibur, dan fungsi mobilisasi. Sedangkan,  analisis mikro mengacu pada bagaimana individu menggunakan media massa. Analisis fungsional pada tataran mikro disebut juga dengan analisis model uses and gratifications.

Demikianlah ulasan singkat tentang pendekatan fungsional komunikasi. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang pendekatan fungsional komunikasi terkait dengan pengertian, ciri, dan penerapannya dalam ilmu komunikasi.