Komunikasi merupakan suatu keterampilan dalam berinteraksi dengan individu lainnya. Komunikasi menjadi landasan utama dalam proses interaksi sosial.
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian atau pengiriman pesan oleh komunikator yang diterima oleh seorang komunikan. Tujuan dari komunikasi adalah untuk mencapai kesamaan makna antara komunikator dengan komunikan. (Baca juga: Komponen-komponen Komunikasi)
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang pesannya diterima oleh komunikan dan kemudian diberikan tanggapan atau umpan balik. Komunikasi dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun tanpa ada batasan ruang dan waktu.
Komunikasi memiliki beberapa tujuan yang diantaranya adalah untuk mencapai suatu tujuan bersama, komunikasi menjadi media pembelajaran, komunikasi dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan lain sebagainya. (Baca juga: Elemen-elemen Komunikasi)
Komunikasi dilakukan sejak kecil melalui komunikasi non verbal seperti ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, dan komunikasi non verbal lainnya. Kemudian pertumbuhan manusia juga mempengaruhi komunikasi dalam bentuk apa saja yang digunakan. Ketika seorang anak sudah mulai berbicara maka komunikasi verbal menjadi komunikasi utama yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. (Baca juga: Etika Komunikasi)
Komunikasi non verbal menjadi komunikasi kedua sebagai pendukung dari komunikasi verbal. Kedua bentuk komunikasi tersebut tidak dapat dipisahkan karena tidak semua orang memahami salah satu bentuk komunikasi tersebut.
Komunikasi yang diharapkan oleh seluruh masyarakat adalah komunikasi yang efektif. Komunikasi yang efektif merupakan komunikasi yang memenuhi unsur-unsur komunikasi seperti komunikasi memiliki seorang komunikator, pesan, komunikan, media, dan umpan balik. (Baca juga: Unsur Komunikasi)
Komunikasi yang tidak efektif akan menimbulkan berbagai permasalahan atau hambatan. Hambatan komunikasi muncul karena adanya komunikan yang tidak memahami isi pesan yang disampaikan oleh komunikan atau bisa saja seorang komunikator yang tidak dapat menyampaikan pesannya dengan baik kepada komunikan sehingga muncul kesalahpahaman makna pesan. (Baca juga: Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi)
Hambatan dalam proses komunikasi bisa terjadi dari hmabtana media, hambatan pesan, hambatan komunikator, hambatan komunikan, atau hambatan umpan balik.
Pada pembahasan kali ini berhubungan dengan hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi terdiri atas dua bentuk, yaitu hambatan komunikasi stastis dan hambatan komunikasi dinamis. (Baca juga: Teknik Komunikasi Efektif)
Hambatan komunikasi statis adalah hambatan dalam komunikasi yang tidak mengikuti perubahan. Artinya hambatan komunikasi ini bersifat tetap, tidak berubah, tidak aktif, dan tidak menyesuaikan diri. Hambatan komunikasi dinamis adalah hambatan dalam komunikasi yang bersifat aktif, bergerak, mengikuti perubahan, dan mampu menyesuaikan diri. (Baca juga: Komunikasi yang Efektif)
Berikut ini merupakan hambatan komunikasi dalam bentuk statis dan dinamis:
- Hambatan media
Hambatan media merupakan hambatan komunikasi yang terjadi pada media komunikasi yang digunakan. Media komunikasi memiliki berbagai macam misalnya media komunikasi koran, majalah, televisi, radio, telepon selular, dan lain sebagainya.
Media komunikasi yang berupa media komunikasi elektronik memiliki resiko yang cukup banyak dibandingkan media berupa surat seperti koran, tabloid, dan lainnya.
Hambatan media ini tergolong ke dalam hambatan statis dimana hembatan media tidak mengikuti zaman. Di zaman yang berteknologi canggih saja masih banyak orang yang salah paham karena media komunikasi yang terganggu. Misalnya telepon selular yang tidak ada sinyalnya, baterai habis, dan hambatan media lainnya. (Baca juga: Strategi Komunikasi Efektif)
- Hambatan fisik
Hambatan fisik dikategorikan sebagai hambatan dinamis. Hambatan fisik yang dimaksud adalah hambatan fisik berupa gangguan cuaca, keadaan fisik individu, dan lain sebagainya.
Hambatan komunikasi ini bersifat dinamis karena keadaan fisik dan cuaca merupakan suatu keadaan yang tidak dapat diprediksi sehingga cuaca dapat berubah sewaktu-waktu.
Hambatan fisik ini dapat mengikuti perkembangan. Misalnya orang sakit yang sedang menerima telepon dari orang lain akan dimaklumi karena perbedaan suara. (Baca juga: Proses Komunikasi Efektif)
- Hambatan psikologis
Hambatan psikologis merupakan hambatan yang berkaitan dengan psikologis seseorang. Hambatan tersebut tergolong ke dalam hambatan dinamis dimana seseorang dapat dengan mudah mengubah keadaan psikologisnya.
Hambatan psikologis itu sendiri terdiri atas kepentingan, prasangka, stereotip, motivasi, dan bentuk psikologis lainnya. Hambatan psikologis ini dapat berubah sesuai keadaan seseorang. (Baca juga: Cara Meningkatkan Gaya Komunikasi)
- Perbedaan budaya
Perbedaan budaya menjadi hambatan komunikasi berikutnya. Hambatan komunikasi yang satu ini termasuk ke dalam hambatan komunikasi statis.
Setiap budaya memiliki peraturan yang berbeda-beda, begitu pula dengan adat dan kebiasaan. Norma merupakan pedoman yang dimiliki oleh setiap budaya.
Norma dan nilai sosial menjadi suatu hal yang tetap tidak berubah. Oleh karena itu, perbedaan budaya dalam hambatan komunikasi ini statis. (Baca juga: Contoh Komunikasi dalam Konteks Ruang dan Waktu)
- Hambatan interaksi verbal
Hambatan interaksi verbal ini terjadi karena adanya interkasi manusia dan penggunaan media sebagai komunikasinya. Hambatan komunikasi ini dikategorikan sebagai hambatan statis karena cenderung tetap atau tidak berubah.
Misalnya hambatan indiskriminasi dimana seseorang memandang kelompok lain secara stereotip. Apabila ada salah satu anggota yang salah maka anggota lainnya dianggap salah juga. Hal ini bersifat mutlak, tetap, tidak berubah. (Baca juga: Fungsi Ekspresi dalam Komunikasi)
- Hambatan penerimaan pesan
Hambatan komunikasi yang terakhir adalah hambatan penerimaan pesan. Hambatan ini termasuk hambatan dinamis dimana setiap komunikan memiliki umpan balik yang berbeda-beda tergantung dari kondisi komunikan tersebut. Jika komunikan merasa sedang dalam keadaan tidak nyaman baik fisik atau psikologis maka komunikasi menjadi tidak efektif. (Baca juga: Hambatan Usia dalam Komunikasi)