8 Distorsi Bahasa dalam Komunikasi Politik

Membahas mengenai distorsi bahasa dalam komunikasi politik memang menjadi suatu hal yang menarik. Komunikasi politik memang cukup khas dan berkarakter, dimana di dalamnya akan dikaji lebih mendalam lagi proses komunikasi yang berhubungan dengan politik. Ruang lingkupnya pun cukup luas, terutama ketika sudah membahas mengenai politik. Ini tentu saja bisa memberikan sebuah pemahaman tersendiri bagi siapa saja yang memang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut mengenai komunikasi politik ini. (Baca juga: Cara mengurangi distorsi komunikasi)

Distorsi bahasa terjadi manakala ada perbedaan makna dari apa yang disampaikan dalam pesan komunikasi politik. Lebih mudahnya, kita akan menemukan ambiguitas atau ketidakjelasan dari pesan yang ada dalam komunikasi politik tersebut. Distorsi bahasa mungkin bisa menjadi produk yang menghambat komunikasi politik. Ini bisa menjadi salah satu faktor penyebab distorsi dalam komunikasi. Pesan yang disampaikan memang bisa diterima oleh sebagian masyarakat luas, namun pada dasarnya tidak sesuai dengan apa yang ingin dicapai. Berikut ini adalah beberapa macam distorsi bahasa yang umum terjadi:

  1. Distorsi Bahasa sebagai Topeng

Kita akan mengetahui distorsi bahasa bisa menjadi semacam topeng. Lebih tepatnya, akan ada eufimisme (penghalusan kata) yang sering muncul dalam komunikasi politik yang mungkin saja berusaha menutupi situasi sesungguhnya. Pernyataannya mungkin saja bisa dianggap benar, hanya saja memang tidak sesuai dengan kenyataannya.

  1. Distorsi Bahasa sebagai Proyek Lupa

Pengalihan isu mungkin sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya ini juga merupakan salah satu distorsi bahasa, dimana dalam komunikasi politik akan ada proses “membuat lupa” terhadap suatu isu tertentu. Biasanya ini dilakukan tidak hanya oleh satu orang namun bisa puluhan hingga jutaan orang tergantung unsur komunikasi politik yang terlibat.

  1. Distorsi Bahasa sebagai Representasi

Dalam komunikasi politik, distorsi bahasa juga bisa menampilkan suatu penilaian umum. Judgement ini akan muncul sebagai bentuk representasi yang akan melukiskan sesuatu dan membuatnya begitu melekat. Sebagai representasi, distorsi bahasa juga bahkan bisa menciptakan suatu stigma tersendiri dalam masyarakat sehingga pola pikir masyarakat benar-benar bisa sangat tertutup dan menolak untuk mendapat informasi baru.

  1. Distorsi Bahasa sebagai Ideologi

Terdapat dua macam persepsi ketika distorsi bahasa dianggap sebagai ideologi. Yang pertama, akan menjadikan suatu monopoli politik dari sekelompok orang yang cukup berpengaruh. Sementara yang kedua, sistem politik tertentu dipertahankan dan dijunjung sehingga semua harus patuh terhadap sistem tersebut. Urgensi opini publik dalam komunikasi politik menjadi sesuatu yang turut berpengaruh.

  1. Distorsi Bahasa untuk Pencitraan

Distorsi bahasa dalam komunikasi politik bisa digunakan sebagai pencitraan. Kita bisa tahu berapa banyak orang yang terlibat dalam dunia politik berusaha mendongkrak citranya dengan menggunakan bahasa-bahasa tertentu yang membuatnya terlihat benar-benar memiliki kekuatan. (Baca juga: Media komunikasi politik)

  1. Distorsi Bahasa untuk Sugesti

Mengumbar janji tertentu merupakan bentuk sugesti dalam distorsi bahasa. Namun ketika seseorang berhasil mencapai tujuannya, ia seakan tidak ingat terhadap janji-janji politik yang telah disebutkan sebelumnya. Sebenarnya ini hampir mirip dengan proyek lupa, hanya saja biasanya lingkupnya lebih sempit yaitu pada individu.

  1. Distorsi Bahasa bersifat Rasionalisasi

Sangat sedikit yang mungkin bisa menganggap distorsi bahasa sebagai rasionalisasi. Di sini distorsi bahasa akan berbicara sesuai landasan logika. Pernyataannya memang benar dan tepat, hanya saja tetap diperuntukkan untuk mendukung suatu politik tertentu.

  1. Distorsi Bahasa bersifat Identifikasi

Terakhir, identifikasi dalam distorsi bahasa bisa ditemukan dalam promosi-promosi politik. Kita akan menemukan bagaimana mereka yang ada dalam dunia politik berusaha mengemas promosi untuk kebijakan politik tertentu.

Itulah beberapa macam distorsi bahasa yang mungkin sering kita temukan dalam komunikasi politik. Kita bisa mempelajari lebih lanjut lagi tentang distorsi bahasa dalam komunikasi politik ini untuk semakin meningkatkan pemahaman.