17 Dampak Negatif dari Internet

Internet sejak awal mula perkembangannya hingga saat ini telah banyak membantu dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam hal komunikasi. Dengan adanya internet dan pengembangannya, komunikasi yang dilakukan antar manusia dewasa ini dapat dilakukan dengan cepat, praktis, murah,  tak dibatasi jarak ataupun waktu (baca: internet sebagai media komunikasi). Dengan memanfaatkan internet, pengguna dapat berkomunikasi, saling berbagi informasi, dengan pengguna lainnya di seluruh dunia (baca juga: komunikasi internasional).

Dengan berbagai manfaat serta kemudahan yang diberikannya, internet telah menjadi sebuah kebutuhan yang cukup penting bagi banyak orang di era ini, terutama dalam memenuhi kebutuhan sosialnya. Namun dibalik berbagai dampak positif yang diberikannya tersebut, internet juga dapat memberikan dampak negatif bagi penggunanya. Misalnya penyebarluasan informasi yang bersifat hoax, seperti yang tengah marak terjadi dewasa ini.

Bergantung dari penggunanya, internet bisa memberikan dampak positif maupun negatif. Untuk dapat meminimalisir pengaruh negatif yang didapatkan ketikan menggunakan internet, sebagai pengguna, kita harus bijak dalam menggunakan internet. Selain itu kita juga dapat melakukan tindakan preventif dengan mengetahui hal negatif yang dapat terjadi dan menghindarinya.

Pada artikel kali ini Pakar Komunikasi akan membahas beberapa dampak negatif dari internet. Diharapkan tulisan ini dapat menjadi referensi bagi anda untuk dapat melakukan tindakan preventif agar pembaca dapat menghindari pengaruh serta dampak negatif dari penggunaan internet yang kurang bijak. Berikut kami tuliskan 17 dampak negate internet, selamat membaca..

1. Kecanduan Internet

Penggunaan internet yang tidak bijak, seperti terlalu sering membuka jejaring sosial, melakukan browsing, ataupun surfing di dunia maya dapat menimbulkan kecanduan internet. Memang benar bahwa dengan berkomunikasi melalui dunia maya, kita dapat menghapus jarak, sehingga bisa berkomunikasi dengan sesame pengguna internet yang berada di lokasi yang sangat jauh sekalipun. Istilahnya mendekatkan yang jauh. Namun jangan sampai internet menjadikan kita terlalu sering berkomunikasi di dunia maya, hingga mengabaikan komunikasi di dunia nyata, dengan orang disekitar kita. Jangan sampai penggunaan internet menjadi mendekatkan yang jauh, dan menjauhkan yang dekat.

Selain terlalu sering mengakses media sosial, terlalu sering bermain game online juga bisa berpotensi membuat seseorang menjadi kecanduan internet. Kecanduan semacam ini bukan hanya membuat seseorang menjadi mengabaikan sekitarnya, bahkan juga membuatnya mengabaikan kegiatan yang seharusnya dilakukannya dan menjadikannya tidak produktif (baca: teori konstruksi sosial).

Kecanduan internet bisa dihindari dengan membatasi penggunaan internet. Misalnya membatasi waktu akses media sosial hanya beberapa jam saja dalam sehari, membatasi waktu bermain game, atau pembatasan – pembatasan lainnya. Sehingga tidak banyak waktu terbuang sia-sia untuk hal yang tidak produktif dan tidak berguna.

2. Pornografi

Internet menyediakan berbagai informasi, berbagai konten menarik dapat kita akses melalui berbagai media di dunia maya. Namun tidak semua konten yang ada di dunia itu bersifat positif. Terdapat juga banyak konten bersifat negatif yang seharusnya tidak pantas disebarluaskan, misalnya konten pornografi. Internet memungkinkan penggunanya untuk dapat mencari konten pornografi, melihat serta mengunduhnya dari media yang menyediakannya.

Dengan semakin banyaknya pengguna yang mengakses konten pornografi, penyedia konten pornografipun menjadi semakin marak.  Banyak media yang memperdagangkan pornografi, mulai dari tulisan pornografi, gambar, video pornografi, hingga chat rooms yang berisi fantasi maupun role playing bagi orang dewasa disediakan melalui internet. Jika telah kecanduan, seseorang bisa saja menghabiskan banyak uang untuk melayani kecanduannya.

Untuk mengantisipasi hal ini, beberapa produsen browser telah melengkapi programnya dengan kemampuan untuk membatasi dan memilih jenis situs yang dapat diakses. Kita sebagai pengguna dapat memanfaatkannya fasilitas tersebut untuk membatasi konten yang besifat pornografi. Selain mengakibatkan pengaruh negatif hingga kecanduan, laman berisi konten negatif juga seringkali disisipi oleh malware atau virus yang dapat membahayakan komputer serta privasi data kita. Sehingga dengan memblokade penaksesan konten negatif, secara tidak langsung kita telah mengamankan perangkat kita dari serangan virus.

3. Kekejaman dan Kesadisan

Selain pornografi, konten negatif lain yang cukup banyak tersebar di dunia maya adalah konten yang berisi kekejaman dan kesadisan (Violence and Gore). Dalam segi bisnis, isi konten dalam internet tidak dibatasi, sehingga seringkali pemilik situs menggunakan berbagai cara untuk menjual situsnya. Salah satunya dengan menampilkan konten yang berisi kekejaman dan kesadisan. Hal-hal bersifat tabu tersebut seringkali ditampilkan oleh beberapa situs untuk menaikkan pamornya (baca juga: etika komunikasi bisnis).

Menurut penelitian, terlalu sering melihat konten yang berisi kekejaman dan kesadisan akan memeberikan pengaruh negatif terhadap mental orang yang mengkonsumsinya. Efeknya sama seperti kecanduan, yang akan meminta pemenuhan dengan tingkat kekejaman dan kesadisan yang lebih tinggi setiap kali.

4. Perjudian

Selain pronografi, konten cukup banyak digemari pengguna internet sehingga mengakibatkan maraknya situs yang khusus menyediakan konten tersebut, adalah konten perjudian. Internet membuat perjudian menjadi semakin meluas,dan mudah diakses. Konten perjudian atau sering juga disebut Net Gaming merupakan permainan yang menggunakan uang atau barang berharga lainnya sebagai taruhan.

Seperti game, perjudian juga bisa mengakibatkan kecanduan, dan lebih parah lagi, net gaming bahkan bisa membuat penggunanya mengalami kerugian, kehilangan banyak harta hingga bisa sampai bangkrut. Apalagi jika sudah kecanduan, bisa sampai membuat orang tersebut dicengkram hutang yang tidak bermanfaat.

Konten perjudian memerlukan persetujuan dari pengguna, jadi biasanya konten ini akan memnita persetujuan anda untuk dapat mengaksesnya. Oleh karena itu, untuk menghindarinya cukup dengan tidak pernah menyetujui tawaran dari konten perjudian tersebut.

5. Penipuan

Bebasnya isi konten yang dapat dibuat dan disebarluaskan melalui internet juga membuat munculnya konten-konten penipuan. Para penipu menjadi mendapatkan peluang dan cara baru dalam melancarkan serangannya kepada para korbannya. Konten berisi penipuan misalnya berupa situs sayembara, dimana pengguna internet yang dinyatakan menang, diharuskan terlebih dahulu mentransfer sejumlah dana ke rekening tertentu, untuk dapat mencairkan hadiah yang akan didapatnya.

Konten yang berisi informasi palsu, yang bersifat menipu ini bisa anda hindari dengan mengkonfirmasi terlebih dahulu informasi serta penyedia informasi tersebut. Selain itu sebaiknya ada jeli dalam memperhatikan detail situs penyedia konten tersebut. Situs yang berisi konten penipuan biasanya tidak akan mencantumkan data diri ataupun alamat kantor yang jelas.

6. Penculikan

Kasus penculikan yang dilakukan oleh seseorang yang dikenal dari dunia maya juga dapat terjadi. Hal ini sangat tidak terduga, namun kenyataannya cukup sering dilaporkan terjadi. Bisa karena seseorang yang hanya dikenal lwat dunia maya tersebut mengajak bertemu, atau dari hasil investigasi penculik tersebut terhadapa akun media sosial  yang kita miliki. Misalnya mengenai rutinitas kita sehari-hari (baca juga: etika komunikasi di internet).

Untuk mengatasi hal ini sebaiknya kita jangan terlalu percaya pada seseorang yang hanya kita kenal lewat dunia maya. Tetap waspada, jika memang berjanji untuk saling bertemu, sebaiknya libatkan banyak orang, jangan hanya sendiri dan lakukan di tempat umum. Selain itu hindari memposting detail informasi pribadi kita ke media sosial. Jangan sampai penculik tahu, misalnya anak anda sekolah dimana, pulang jamberapa, dan sebagainya. Informasi tersebut dapat memberikan informasi bagi penculik untuk membuat perencanaan penculikan (baca: pengaruh media sosial).

7. Hacking

Hacking merupakan kegiatan menyusup kedalam system komputer milik orang lain tanpa ijin (menerobos). Dengan menyusup ke dalam progam milik orang lain, seorang hacker (pelaku hacking) bisa mengakses informasi dan mencurinya, menyusupkan virus, atau melakukan hal lainnya yang dapat merusak komputer, melanggar privasi, dan merugikan pengguna yang diserangnya.

Untuk menghindari serangan hacker, kita perlu meningkatkan keamanan komputer maupun perangkat lain yang kita gunakan untuk terhubung ke internet. Salah satu saranya dengan memasang antivirus serta rajin mengupdatenya.

8. Carding

Sekarang ini marak muncul situs belanja online, yang sistem pembayarannya dapat dilakukan dengan menggunakan kartu kredit. Penggunaan kartu kredit paling banyak dilakukan dalam dunia internet, baik untuk membayar belanjaan barang kebutuhan, membeli voucer game, membeli token listrik, membeli pulsa, maupun transaksi online lainnya. Sayangnya para penjahat internetpun melihat peluang ini, sehingga kejahatan dalam bidang ini cukup tinggi (baca: konstruksi realitas sosial).

Ketika mendeteksi transaksi online menggunakan kartu kredit, penjahat yang disebut dengan cader ini akan mencatat kode Kartu yang digunakan pelaku transaksi, kemudian menggunakan data yang berhasil mereka dapatkan tersebut untuk kepentingan pribadi mereka. Untuk mengatasi hal ini, anda perlu meningkatkan keamanan prangkat anda, misalnya dengan memasang anti virus, anti malware, dan juga anti spyware pada perangkat anda.

9. Money laundry

Money laundry atau pencucian uang juga banyak dilakukan melalui transaksi jual beli yang dilakukan menggunakan internet (jual beli online). Dalam pencucian uang, uang yang haram yang dimiliki pelaku pencuci uang ditransaksikan sehingga kembali kepadanya dalam bentuk uang legal. Misalnya dengan menggunakan uang haram tersebut kedalam bentuk digital, atau untuk membeli voucher game. Uang tersebut digunakan untuk membeli asset virtual dalam game, kemudian asset virtual tersebut dapat dijual kembali dan di cairkan dalam bentuk uang nyata yang legal.

10. Pencurian data pribadi

Mudahnya membuat akun media sosial juga dapat menciptakan penjahat-penjahat baru yang bertujuan untuk menggandakan atau memalsukan akun seseorang. Yang paling marak  terjadi adalah pemalsuan akun selebritas atau tokoh tertentu (baca juga: komunikasi antar pribadi). Penggandaan akun tersebut bisa saja akan sangat merugikan pemiliki akun yang asli, jika pembuat akun palsu menggunakan akun duplikat tersebut untuk melancarkan penipuan. Untuk mengatasinya, sebaiknya anda membatasi privasi data yang miliki dalam media sosial.

11. Informasi Berlebih

Seperti yang kita ketahui, kita dapat mencari informasi mengenai apapun melalui internet. HampIr semua informasi yang bersifat umum baik ilmu pengetahuan, hingga gossip selebritis dapat kita temukan pada mesin pencari seperti Google (baca juga: Jurnalistik Online). Seseorang bisa saja menghabiskan waktu hingga berjam-jam lamanya, untuk mencari dan membaca berbagai informasi dari internet.

Hal tersebut memang sangat menguntungkan, namun jika terlalu banyak mencari dan menerima informasi, maka informasi – informasi tersebut jika disatukan bisa melebihi daya tamping otak jika. Sehingga bisa mengakibatkan kejenuhan. Selain itu, informasi-informasi tersubut tidak semuanya penting, akan berbahaya jika kita menjejeali dan memenuhi kepala kita dengan berbagai infromasi yang tidak penting atau berguna. Untuk mengaasi hal tersebut sebaiknya selektiflah dalam memilih informasi yang dibaca. Jangan semua informasi anda jejalkan kedalam otak.

12. Profokasi/ Fitnah

Selain konten berisi penipuan, banyak konten dalam internet yang berisi informasi – informasi palsu dengan tujuan mempengaruhi atau memprofokasi pembacanya (baca juga: komunikasi massa). Informasi yang menyesatkan tersebut sengaja disebarluaskan oleh pelaku, misalnya dalam rangka melakukan black campaign. Dalam melakukan black campaign tersebut, seringkali informasi yang disebarkan bersifat fitnah, atau menjelek – jelekkan individu atau kelompok tertentu yang menjadi lawannya (baca juga: komunikasi politik).

13. Bullying

Bullying bukan hanya dapat dilakukan seseorang di dunia nyata, seperti di sekolah maupun lingkungan sekitar. Namun bullying juga dapat dilakukan melalui dunia maya. Misalnya dengan memberikan komentar negatif secara massal dan terus menerus pada postingan korban bullying tersebut. Meskipun dilakukan di dunia maya, komentar negatif tersebut tetap akan sangat mempengaruhi mental penerimanya (baca juga: psikologi komunikasi).

14. Berakibat Buruk Bagi Kesehatan Tubuh

Terlalu lama duduk dengan posisi yang tidak tepat didepan komputer selama berjam-jam setiap hari, dapat mempengaruhi kondisi tulang belakang tubuh. Selain itu jika terlalu lama menatap layar komputer, bisa menyebabkan mata terasa kering, lelah, bahkan perih. Radiasi sinar yang dipancarkan layar komputer maupun smartphone bisa menyebabkan mata menjadi rusak jika terlalu sering terkena paparannya setiap hari.

15. Individualis

Ketika seseorang telah semakin asyik dalam dunia maya hingga mengabaikan dunia nyata, kehidupan sosialnya akan terganggu (baca juga: jenis-jenis interaksi sosial. Orang tersebut akan cenderung bersifat individualis, asyik dalam dunianya sendiri, dan enggan berbaur dengan sesama. Bahkan bisa saja, seseorang yang aktif di dunia maya sebenarnya merupakan seorang yang sangat pasif dan memiliki kepercayaan diri yang rendah di dunia nyata.

16. Boros

Ketika telah kecanduan internet, entah itu hanya untuk melakukan stalking di sosial media,  bermain game online, atau melakukan perjudian dan mengakses konten pornografi; akan membuat seseorang melakukan berbagai cara untuk melayani kebutuhannya tersebut. Termasuk menghabur-hamburkan uangnya, tenaganya, juga sumber daya lainnya seperti kuota dan listrik.

17. Malas

Selain menjadi boros, orang yang kecanduan internet seringkali mengabaikan sekitarnya, serta mengabaikan semua kegiatan yang seharusnya dilakukannya. Dia menjadi seorang pemalas, tidak produktif, dan membuang waktunya untuk hal yang sia-sia.