7 Contoh Komunikasi Efektif dalam Praktik Kebidanan

Membahas contoh komunikasi efektif dalam praktik kebidanan merupakan sebuah hal yang memang menarik. Bagaimana tidak, praktik kebidanan tentu saja tidak akan terlepas dari bagaimana seorang bidan mampu memberikan pelayanan yang baik melalui proses komunikasi yang tepat. Melalui komunikasi yang efektif ini, seorang bidan bisa membantu pasien untuk menyiapkan proses persalinannya dengan baik. Tidak hanya itu, perawatan selama kehamilan juga bisa dilakukan oleh bidan melalui program pendidikan kesehatan. Semua itu bisa terwujud apabila bidan bisa kompeten dalam memberikan standar praktik melalui komunikasi yang efektif.

Baca juga:

Berikut ini adalah beberapa macam contoh dari bagaimana penerapan komunikasi efektif yang bisa dilakukan oleh bidan. Tentu saja ini merupakan gambaran secara umum. Bentuk komunikasi ini bisa digunakan terutama untuk membuat klien lebih nyaman dan mampu berinteraksi dengan baik kepada bidan. Pengumpulan data terkait kondisi klien bisa dilakukan dengan baik nantinya oleh bidan. Seperti apa contohnya? Simak penjelasannya berikut ini:

  1. Suasana yang Nyaman

Menciptakan suasana yang nyaman merupakan tahap awal dari proses komunikasi yang efektif. Seorang bidan bisa melakukan hal ini misalnya dengan mengucapkan salam terlebih dahulu. Selanjutnya bidan bisa mulai menanyakan apa keluhan klien dan mendengarkan dengan seksama.

  1. Bahasa yang Mudah Dipahami

Bahasa yang mudah dipahami merupakan salah satu faktor paling penting dalam komunikasi yang efektif. Tentunya seorang bidan harus menghindari menggunakan istilah-istilah medis terhadap klien yang memang awam akan hal itu. Seperti misalnya, bidan tidak bisa mengucapkan, “Ini gestasi yang keberapa, Ibu? Sudah partus berapa kali?”. Istilah-istilah semacam itu tentu hanya akan membuat klien mengernyitkan dahi. (Baca juga: Teknik komunikasi efektif)

  1. Menghindari Penilaian Subjektif

Penilaian subjektif merupakan sebuah bentuk sikap judgemental. Umumnya komunikasi efektif tidak akan bisa tercipta jika seorang bidan masih melakukan sikap judgemental semacam ini. Seperti misalnya, bidan menganggap apa yang dilakukan oleh klien tidak benar dan sudah pasti salah tanpa melihat lebih jauh adakah faktor kepercayaan atau kebudayaan yang ia bawa.

  1. Pemberian Reinforcement Positif

Pemberian penguatan yang sifatnya positif merupakan pendukung dalam terciptanya komunikasi yang efektif. Sebagai contoh, seorang bidan bisa memberikan pujian terhadap hal-hal apa saja yang sudah dilakukan oleh ibu hamil selama perawatan kehamilannya. Ini akan membuat klien semakin termotivasi.

  1. Tidak Bertele-tele dalam Menjelaskan

Bahasa yang ringkas dan mudah dipahami adalah sesuatu yang diinginkan oleh klien. Terlalu bertele-tele dalam menjelaskan hanya akan membuat klien semakin bingung dengan situasi yang sedang dihadapinya. Ini adalah contoh komunikasi efektif dalam praktik kebidanan yang harus menjadi perhatian. (Baca juga: Karakteristik komunikasi terapeutik)

  1. Memastikan Informasi Diterima dengan Baik

Seorang bidan juga harus memastikan bahwa informasi yang ia sampaikan kepada klien sudah diterima dengan baik. Misalnya, bidan bisa menanyakan, “Apakah Ibu dapat mengulangi penjelasan saya tadi secara ringkas?”. Hal ini bertujuan supaya bidan dapat menilai apakah persepsi klien sudah sesuai atau belum.

  1. Penggunaan Empati

Empati adalah sikap yang patut dilesapkan selama melakukan proses komunikasi efektif. Ini merupakan salah satu cara untuk menghindari sikap judgemental atau penilaian subjektif tadi. Melalui empati, seseorang bisa lebih nyaman untuk membicarakan keluhannya.

Itulah tadi beberapa macam contoh dari penerapan komunikasi efektif. Kita bisa melihat bahwa komunikasi yang efektif dapat tercipta dengan baik apabila bidan kompeten dalam berkomunikasi yang baik. Semoga contoh komunikasi efektif dalam praktik kebidanan ini bisa menambah wawasan kita.