Indonesia merupakan negara seribu pulau yang terkenal akan kekayaan budayanya. Indonesia terdiri atas keanekaragam suku dan budaya. Bahasa yang digunakan pun berbeda-beda tetapi bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional di negeri ini. Selain itu, Indonesia merupakan salah satu negara yang termahsyur dengan kekayaan alamnya.
Negara kita memiliki sumber daya alam berupa minyak bumi, kelapa sawit, biji kopi, hasil pertambangan seperti emas, batu bara, dan lain sebagainya. (Baca juga: Komunikasi Antar Budaya)
Tak hanya itu orang Indonesia dikenal sebagai orang yang ramah. Budaya tersebut sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia. Tak heran banyak wisatawan asing yang ketagihan datang melancong ke negara kita. Keindahan alam Indonesia juga dapat terlihat dari tempat wisata alam seperti pegunugan, danau, lautan, pantai, perkebunan, dan lain sebagainya. (Baca juga: Etika Komunikasi Antar Budaya)
Pembahasan kali ini berhubungan dengan budaya dan komunikasi. Budaya adalah suatu sistem yang terbentuk dari berbagai elemen di masyarakat seperti elemen dalam sistem agama, adat istiadat, ekonomi, politik, sosial, dan sistem lainnya. Budaya merupakan suatu tatanan atau cara hidup masyarakat yang terus berkembang dan telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat, kemudian diwariskan ke generasi berikutnya. (Baca juga: Model Komunikasi Antar Budaya)
Menurut Koentjaraningrat, budaya merupakan sebuah sistem gagasan dan rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia di dalam kehidupannya yang bermasyarakat, yang menjadi kepunyaannya dalam belajar.
Selanjutnya, E. B Taylor mendefinisikan budaya sebagai suatu keseluruhan yang kompleks meliputi kepercayaan, kesusilaan, seni, adat istiadat, hukum, kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang sering dipelajari oleh manusia sebagai bagian dari masyarakat.
Sedangkan, komunikasi merupakan proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi yang dilakukan oleh seorang pengirim pesan (komunikator) dan penerima pesan (komunikan).
Menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara lisan (langsung) ataupun melalui media (tidak langsung). (Baca juga: Tujuan Komunikasi Antar Budaya)
Budaya komunikasi di Indonesia adalah dominan menggunakan komunikasi verbal (lisan dan tulisan) dengan diikuti oleh bentuk komunikasi non verbal (bahasa isyarat). Orang Indonesia percaya bahwa komunikasi verbal saja tidak dapat membuat seorang komunikan memahami makna yang disampaikan oleh komunikator.
Kemudian, cara mudah untuk menyampaikan pesan agar mudah dipahami oleh komunikan adalah dengan menggabungkan kedua bentuk komunikasi tersebut. (Baca juga: Unsur-unsur Komunikasi Antar Budaya)
Orang Indonesia terkenal sebagai orang yang malas untuk berbicara secara lisan, sehingga komunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat saja sudah mampu mewakili pesan yang ingin disampaikan bahkan seorang komunikan juga dapat menanggapinya dengan menggunakan komunikasi non verbal tersebut. Misalnya jika seorang komunikator bertanya di mana dokumen yang saya simpan kemarin?
Seorang komunikan dapat menjawab dengan mengangkat kedua bahunya yang bermakna bahwa komunikan tersebut tidak tahu atau dengan menggelengkan kepala yang bermakna sama, yaitu tidak tahu. Budaya komunikasi lainnya adalah orang Indonesia terkenal dengan keramahannya.
Misalnya, seorang yang baru saja berkenal selalu bertegur sapa ketika bertemu kembali. (Baca juga: Hambatan Komunikasi Antar Budaya)
Masyarakat Indonesia memiliki ciri khas yang unik, yaitu suka mengadopsi bahasa dari budaya lain dan terkadang terkesan kreatif ketika ia mampu membuat bahasa sendiri. Adanya westernisasi dalam negara kita ini membuat masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa Inggris dibandingkan dengan bahasanya sendiri.
Selain itu, intonasi suara dan gaya yang kebarat-baratan juga menjadi ciri khas orang Indonesia.
Namun ada juga masyarakat yang masih mempertahankan budayanya sendiri. Ada pula masyarakat yang kreatif membuat nama sebutan sendiri dengan singkatan kata yang biasa digunakan oleh kaum milenial.
Misalnya kata “mager” artinya malas gerak, “kepo” yang diadopsi dari bahasa asing yang artinya mau tau banget, “baper” artinya bawa perasaan, dan lain sebagainya. (Baca juga: Akulturasi Komunikasi Antar Budaya)
Karakteristik budaya dalam komunikasi ini tergolong unik karena setiap orang memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda. Oleh karena itu, setiap orang butuh proses penyesuaian diri terhadap budaya-budaya yang ada di Indonesia untuk mencapai komunikasi yang efektif.
Budaya komunikasi lainnya adalah orang Indonesia menyukai komunikasi dengan menggunakan basa-basi terlebih dahulu sebelum masuk ke pembahasan inti. (Baca juga: Teori Komunikasi Antar Budaya)
Hal ini sebenarnya tidak penting dilakukan karena dapat menghambat komunikasi menjadi tidak efektif. Akhirnya terjadi kesalahpahaman antara seorang komunikator dengan komunikan.
Budaya tersebut tampaknya harus dikurangi untuk mewujudkan komunikasi yang efektif dan komunikan dapat memahami makna dari pesan yang disampaikan oleh komunikator. (Baca juga: Pentingnya Komunikasi Antar Budaya dalam Bisnis)
Budaya komunikasi berkembang dengan pesat atas kehadiran teknologi yang mengglobal. Proses komunikasi di Indonesia mulai memanfaatkan teknologi komunikasi seperti berkomunikasi menggunakan telepon seluler, chatting, bahkan penggunaan media sosial yang sudah menjadi konsumsi sehari-hari.
Budaya komunikasi secara tatap muka semakin pudar dengan kecanggihan teknologi, apalagi saat ini ada aplikasi video call yang dapat memudahkan seseorang untuk berinteraksi dari jarak yang jauh, tetapi tetap melakukan tatap muka secara tidak langsung. (Baca juga: Pengaruh Lingkungan dalam Komunikasi Antar Budaya)