Istilah public speaking mungkin bukan lagi istilah yang asing, ‘wah’, dan istilah yang keren lagi di tengah masyarakat modern. Mungkin pada zaman dahulu semua orang belum tentu memiliki kesempatan untuk melakukan public speaking, akan tetapi saat ini, dari siswa sampai dengan mahasiswa, pekerja kantoran sampai manajer perusahaan, dan lain sebagainya, mungkin setidak-tidaknya pernah melakukan public speaking ini dalam masa kehidupannya. Bahkan saking lazimnya public speaking dilakukan oleh berbagai macam orang, tips-tips dalam bagaimana melakukan public speaking, seperti misalnya bagaimana melakukan public speaking tanpa grogi, cara berbicara di depan umum, dan lain sebagainya, telah banyak dibahas dalam sosial media, buku, seminar, ataupun video tutorial yang bisa diunduh oleh siapa saja tanpa kenal waktu.
Agar kita dapat memahami public speaking dengan lebih baik, maka tentu saja kita perlu memahami teori public speaking. Oleh karena itu, dalam artikel berikut ini akan kita bahas teori public speaking secara ringkas tetapi tetap utuh.
A. Pengertian Public Speaking
Public speaking sebenarnya bukanlah aktivitas baru yang hanya dilakukan oleh manusia-manusia pada zaman modern. Bahkan sejarah telah menunjukkan bahwa akar tradisi kegiatan public speaking ini telah ada sejak zaman peradaban Yunani kuno, yaitu pada tradisi politiknya. Seni berbicara di depan publik ini biasanya disebut dengan nama “retorika”, dari bahasa Yunani rhētorikós, yang berarti “pidato”, atau dari kata rhḗtōr yang berarti “pembicara publik” yang telah dipelajari bahkan sejak dalam ilmu pengantar ilmu komunikasi. Secara singkat retorika berarti pembicaraan publik atau pidato. Tokoh-tokoh yang terkenal berbicara atau melakukan retorika adalah Gorgias, Plato, dan Aristoteles dengan model komunikasi Aristoteles yang dimilikinya.
Saat ini public speaking dianggap merupakan tingkatan komunikasi tertinggi dalam komunikasi, dari komunikasi intrapersonal sampai komunikasi publik, yang bisa dilakukan oleh manusia dan termasuk dalam salah satu model model komunikasi yang dipelajari sejak dulu, dan siapapun dapat melakukannya serta tidak harus berada dalam ruang lingkup politik sebagaimana pada zaman dahulu. Beberapa menyebutkan bahwa suatu komunikasi dapat disebut dengan komunikasi publik apabila jumlah audiens yang berada dalam komunikasi tersebut berjumlah lebih dari sepuluh orang. Akan tetapi pada prinsipnya komunikasi publik memiliki bentuk sistem komunikasi massa yang melibatkan pembicara dan audiens dalam jumlah yang banyak dan tidak dapat dipahami hanya dengan model komunikasi antar pribadi.
B. Karakteristik Public Speaking
Untuk mempermudah membedakan antara public speaking dan tidak, maka beberapa karakteristik publik speaking berikut ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi public speaking atau bukan. Karakteristik public speaking adalah bersifat formal, selalu direncanakan, selalu digunakan untuk menyampaikan ide tertentu yang dimiliki oleh pembicara, dan terdapat audiens tertentu yang menjadi sasaran dari komunikasi yang dilakukan. Public speaking
memiliki fungsi-fungsi komunikasi tertentu yang bisa jadi berbeda dengan komunikasi yang lain.
C. Komponen Public Speaking
Public Speaking memiliki komponen-komponen tertentu sebagaimana komunikasi yang lain. Adapun komunikasi publik memiliki komponen sebagai berikut.
- Stimulus, yaitu suatu rangsangan awal sebagai sebuah bentuk mencari atensi psikologis pada para audiens yang dihadapi oleh seorang pembicara.
- Pembicara, yaitu orang yang berbicara di depan publik yang membangun pesan dilandaskan pada pengalaman yang dimiliki, keadaan emosional-psikologis, tujuan pembicara dan lain sebagainya. Pembicara biasanya berharap mencapai tujuan tertentu dengan menyajikan pesan tertentu pada sekelompok pendengar.
- Pesan, yaitu apa yang disampaikan oleh pembicara baik pesan verbal ataupun pesan nonverbal.
- Channel, yaitu saluran komunikasi yang digunakan oleh pembicara dan pendengar untuk saling berkomunikasi.
- Audiens, yaitu sekelompok orang yang berkumpul untuk mendengarkan pembicara.
- Konteks, yaitu situasi yang melingkupi komunikasi publik.
- Dampak, yaitu akibat-akibat atau efek-efek apa yang akan terjadi setelah komunikasi dilakukan oleh pembicara.
- Feedback, yaitu umpan balik audiens pada pembicara.
- Gangguan, yaitu segala sesuatu yang mengganggu jalannya komunikasi.
- Komunikasi antar anggota audiens, yaitu komunikasi yang terjadi di dalam kelompok audiens ketika pembicara berbicara.
D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Public Speaking
Teori public speaking yang dikembangkan oleh para ilmuwan memiliki kelebihan dan kekurangan tertentu yang akan terus disempurnakan seiring dengan perkembangan pengetahuan, riset, evaluasi dan lain sebagainya yang bisa dilakukan oleh para ilmuwan secara bebas. Beberapa kelebihan teori public speaking yang telah ada antara lain telah mampu menggambarkan elemen-elemen dalam komunikasi publik secara lengkap, mampu menunjukkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka melakukan komunikasi publik, dan lain sebagainya.
Hanya saja teori public speaking pada umumnya tidak berbicara tentang bagaimana melakukan public speaking dengan tenang, mengatasi grogi, dan lain sebagainya dan oleh karena itulah banyak dilakukan penelitian dan observasi tentang bagaimana seseorang dapat melakukan komunikasi publik dengan menarik, terlihat tenang atau menguasai, dan lain sebagainya.
Itulah beberapa hal yang dapat kita pelajari tentang teori public speaking. Semoga dapat membantumu dalam mempelajari public speaking ya!