Teori Komunikasi Organisasi

Teori Sistem Sosial dalam Komunikasi Organisasi – Konsep dan Penjelasannya

Teori sistem sosial dalam komunikasi organisasi adalah salah satu teori sistem yang berakar dari pendekatan sistem. Pendekatan sistem dalam komunikasi organisasi memandang organisasi sebagai sebuah sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yang saling tergantung satu sama lain.

Teori sistem sebagai salah satu teori komunikasi organisasi menurut para ahli bukanlah berasal dari bidang kajian organisasi melainkan berasal dari bidang kajian biologi dan ilmu teknik. Salah satu tokoh yang dianggap sebagai pelopor teori sistem adalah seorang ahli biologi bernama Ludwig von Bertalanffy.

Melalui bukunya yang berjudul General System Theory, Bertalanffy mencoba untuk mengembangkan seperangkat konsep dan prinsip yang dapat diterapkan secara umum pada berbagai jenis sistem.

Beberapa tahun kemudian, teori sistem mulai diadaptasi dan diterapkan oleh beberapa ahli teori organisasi seperti March dan Simon (1958), Thompson (1967), Daniel Katz dan Robert L. Kahn (1966), Huse dan Browditch (1973), Farace dkk (1977), Karl Weick (1979), dan Niklas Luhmann (1982). Singkatnya, antara tahun 1960an hingga tahun 1970an, perhatian para ahli tertuju pada metafora sistem sebagai jalan untuk memahami proses komunikasi dalam organisasi dan proses perilaku organisasi.

Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas secara singkat tentang salah satu teori sistem yaitu teori sistem sosial yang digagas oleh Niklas Luhmann dan telah digunakan untuk menjelaskan komunikasi organisasi.

Konsep

Konsep utama teori sosial sistem yang dikembangkan oleh Niklas Luhmann berasal dari konsep autopoiesis yang digagas ahli biologi bernama Humberto Maturana dan Francisco Varela di tahun 1960an dan 1970an. Sistem autopoiesis adalah sistem mereproduksi dirinya sendiri dari elemen-elemen yang dimilikinya.

Konsep utama autopoiesis adalah gagasan atau ide yang menyatakan bahwa berbagai elemen sistem yang berbeda akan saling berinteraksi untuk menghasilkan dan mereproduksi kembali elemen-elemen yang ada dalam sistem. Elemen-elemen yang ada dalam sistem autopoiesis tidak dihasilkan oleh sesuatu yang ada di luar sistem.

Dengan kata lain, seluruh proses sistem autopoiesis adalah proses produksi diri. Dalam teori autopoiesis terdapat elemen yang sangat penting yaitu konsep kopling struktural. Konsep ini mengacu pada hubungan antara sistem dan lingkungannya. Peristiwa lingkungan yang terjadi di luar sistem autopoiesis dapat memicu proses internal dalam sistem autopoiesis tetapi proses konkret dipicu dan ditentukan oleh struktur sistem

Konsep autopoiesis tersebut kemudian diadaptasi oleh Niklas Luhmann ke dalam ranah ilmu sosial. Hal ini ditegaskan oleh Luhmann yang menyatakan bahwa konsep autopoiesis tidak hanya berlaku dalam ilmu-ilmu biologi melainkan juga dapat diterapkan pada sejumlah sistem non-biologis lainnya seperti sosiologi dan psikologi.

Dalam penerapannya di ranah ilmu sosial, Luhmann tidak menerapkan konsep awal autopoiesis secara langsung namun mencoba untuk mengabstraksi dari konsep biologis. Konsep yang dirumuskan Luhmann dinamakan konsep trans-disiplin umum autopoiesis. Dari konsep baru tersebut dapat dikatakan bahwa sebagaimana sistem biologi, sistem sosial dikonseptualisasikan sebagai sistem yang dapat mereproduksi elemen dirinya berdasarkan elemen yang dimiliknya.

Baca juga :

Jenis Sistem Sosial

Menurut Luhmann, sistem hidup autopoiesis terdiri dari dua jenis yaitu sistem sosial dan sistem fisik. Sistem hidup mereproduksi dirinya sendiri berdasarkan kehidupan, sedangkan sistem sosial mereproduksi dirinya sendiri berdasarkan komunikasi, dan sistem fisik mereproduksi dirinya sendiri berdasarkan keingintahuan atau pikiran.

Elemen-elemen yang dimiliki merupakan elemen makna. Lebih lanjut Luhmann menyatakan bahwa sistem sosial dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sistem masyarakat, sistem organisasi, dan sistem interaksi.

  • Sistem masyarakat – sistem yang mencakup semua sistem komunikasi termasuk interaksi dan organisasi. Dengan kata lain, seluruh interaksi dan komunikasi organisasi selalu mereproduksi masyarakat.
  • Sistem organisasi – sistem sosial yang terdiri dari berbagai keputusan komunikasi. Dengan demikian, keputusan adalah elemen organisasi.
  • Sistem interaksi – sistem sosial yang terdiri dari komunikasi yang didasarkan atas persepsi kehadiran fisik partisipan komunikasi.

Berdasarkan konsep autopoiesis, organisasi merepresentasikan bentuk sosial yang umum. Sebagaimana halnya sistem sosial, organisasi diasumsikan menyatu dengan komunikasi secara mendasar.

Organisasi dikonseptualisasikan sebagai sebuah sistem autopoietis yang terdiri dari berbagai kejadian atau peristiwa komunikatif yang terhubung satu sama lain. Menurut pandangan ini, organisasi hanya akan ada selama organisasi tersebut dikelola untuk menghasilkan komunikasi.

Baca juga :

Elemen Sistem Sosial

Yang menjadi elemen dasar sistem sosial menurut Luhmann adalah komunikasi. Luhmann menjelaskan bahwa sistem sosial menggunakan komunikasi sebagai mode reproduksi autopoietis tertentu.

Konsep komunikasi dalam  organisasi menurut Luhmann berbeda dari konsep komunikasi pada umumnya yang menitikberatkan pada proses asimetris pengiriman makna atau informasi dari pengirim kepada penerima.

Menurut Luhmann, komunikasi merupakan kombinasi dari tiga elemen penting, yaitu informasi, ucapan, dan pemahaman.

  • Infromasi merujuk pada seleksi dari berbagai kemungkinan yang ada. Setiap komunikasi menyeleksi apa yang akan dikomunikasikan dari segala sesuatu yang dapat dikomunikasikan.
  • Ucapan merujuk pada bentuk dan alasan komunikasi. Atau dengan kata lain, bagaimana dan mengapa sesuatu dikatakan. Ucapan juga dapat merujuk pada seleksi dari bentuk dan alasan tertentu dari seluruh kemungkinan bentuk dan alasan yang ada.
  • Pemahaman merujuk pada pembeda antara informasi dan ucapan. Agar komunikasi dapat dipahami, informasi harus dibedakan dari ucapan. Atau dengan kata lain, apa yang dikomunikasikan harus dibedakan dari bagaimana dan mengapa sesuatu dikomunikasikan.

Baca juga :

Manfaat Mempelajari Teori Sistem Sosial dalam Komunikasi Organisasi

Mempelajari teori sistem sosial dalam komunikasi organisasi dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :

  • Kita dapat mengetahui dan memahami teori sistem sosial dalam komunikasi organisasi.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami konsep teori sistem sosial dalam komunikasi organisasi.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami jenis-jenis sistem sosial.
  • Kita dapat mengetahui dan memahami komunikasi sebagai elemen sistem sosial.

Demikianlah ulasan singkat tentang teori sistem sosial dalam komunikasi organisasi. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi organisasi khususnya  teori sistem sosial dalam komunikasi organisasi.

Recent Posts

Stonewalling: Pengertian dan Dampaknya

Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…

3 years ago

Komunikasi Pemasaran Terpadu – Pengertian, Tujuan, Strategi, Proses

Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…

4 years ago

6 Strategi Komunikasi Efektif Saat Pandemi

Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…

4 years ago

8 Tips Komunikasi Efektif Di Media Sosial

Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…

4 years ago

9 Teknik Digital Marketing Paling Efektif

Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…

4 years ago

5 Contoh Komunikasi Terapeutik Pada Lansia

Komunikasi  Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…

4 years ago