Ekonomi dan politik adalah beberapa hal yang tidak dapat dilepaskan dari komunikasi media, komunikasi massa, dan komunikasi politik itu sendiri. Komunikasi-komunikasi dalam dunia politik misalnya, bergantung pada teori-teori politik untuk memahami bagaimana cara menyusun pesan yang tepat untuk menghadapi kompetitor, menyampaikan informasi pada masyarakat agar tidak resisten dan lain sebagainya. Di Indonesia pun juga mengalami hal yang sama. Oleh karena itu teori politik ekonomi sangat penting untuk dipelajari terutama bagi mereka yang harus berurusan dengan masalah komunikasi-komunikasi di bidang politik.
Baca juga:
Sejarah Politik Ekonomi
Dalam perjalanan sejarah ilmu ekonomi dan juga politik, dalam menganalisis fenomena ekonomi ditemukan bahwa unsur politik merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam analisis ekonomi. Meski ekonomi dan politk memiliki sudut pandang analisis masing-masing yang kadang berlainan, akan tetapi dua sudut pandang tersebut tetap dapat disandingkan dengan pertimbangan perhatian yang sama dalam analisis isu-isu : mengkoordinasi dan mengorgnisasikan kegiatan manusia,pengelolaan konflik, pengalokasian beban dan keuntungan, serta menyediakan kepuasan bagi kebutuhan dan keinginan masnusia.
Menurut Clark (1998:21-23) dalam Erani (2013), kemunculan teori ekonomi berawal dari periode antara abad 14 dan 16, yang juga dikenal sebagai masa transformasi besar di Eropa Barat sebagai implikasi dari sistem perdagangan baru yang secara perlahan menyisihkan sistem ekonomi feodal pada abad pertengahan. Pada abad 18 mulai muncul pencerahan yang marak di Prancis (dikenal dengan masa Renaissance) dengan para pelopor seperti Voltaire, Diderot, D’Alembert, dan Condilac yang menyatakan keberadaan otonomi individu dan eksplanasi kapasitas manusia.
Ekonomi politik atau politik ekonomi sendiri pertama kali diperkenalkan oleh penulis Antoyne de Montchetien (1575-1621) yang berasal dari Prancis dalam bukunya yang berjudul Triatise on Political Economy. Sedangkan dalam bahasa Inggris, Sir James Steuart (1712-1789) mengawali pemakaian istilah ini lewat bukunya yang berjudul An Iquiry into the Principles of Political Economy. Perdebatan antara para ahli memunculkan banyak sekali aliran dalam tradisi pemikiran ekonomi politik. Secara garis besar, aliran tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Aliran ekonomi politik konservatif yang dipelopori oleh Edmund Burke.
2. Aliran ekonomi politik klasik yang didukung oleh Adam Smith, Thomas Malthus, David Ricardo, Nassau Senior, dan Jean Baptiste Say
3. Aliran ekonomi politik radikal yang disebarkan oleh William Godwin, Thomas Paine, Marquis de Condorcet, dan Karl Marx.
Teori politik ekonomi atau ekonomi politik sangat tepat digunakan untuk memahami realitas kebijakan-kebijakan ekonomi dan hubungannya dengan kedudukan politik atau hubungannya dengan negara. Oleh karena itu, para komunikator politik juga harus memahami bagaimana mengatasi serangan dari lawan yang didasarkan atas kritik terhadap kebijakan-kebijakan ekonomi yang dibuat oleh dirinya atau pemerintah yang ia bela.
Walaupun kamu bukan komunikator politik, memahami teori politik ekonomi juga dapat membantumu menebak arah kebijakan ekonomi yang dibuat pemerintah atau kelompok tertentu dengan melihat bagaimana mereka mengomunikasikannya kepada masyarakat.
Baca juga:
Jenis-jenis Teori Politik Ekonomi
Berikut ini adalah beberapa teori politik ekonomi, diantaranya:
A. Teori Pilihan Publik
Pendekatan baru dalam ekonomi politik yang menilai bahwa negara/pemerintah, politikus atau birokrat sebagai agen yang memiliki kepentingan memicu lahirnya pendekatan public choice. Masyarakat pemilih dianggap sebagai pembeli barang-barang publik sekaligus sebagai aktor yang akan memilih calon legislatif dan eksekutif. Sementara itu pemerintah dianggap sebagai penyedia barang publik. Pemerintah yang telah dipilih harus menyediakan barang publik setelah menang sebagai wujud adanya ekonomi politik berupa demokrasi.
Menurut Knight (2014;190), aktor-aktor yang ada di dalam suatu negara memiliki kepentingan sendiri. Kepentingan tersebut termasuk di dalam proses tawar-menawar. Kepentingan langsung memicu aktor mengabaikan pelayanan eksternal, sementara kepentingan tidak langsung mengakibatkan cacat dalam distribusi dari kelembagaan formal dalam menyusun kebijakan jangka panjang.
Baca juga:
B. Teori Rent-Seeking
Teori Rent-Seeking di perkenalkan oleh Anne O. Krueger pada tahun 1974. Krueger pada waktu itu sedang membahas tentang praktik-praktik kelompok tertentu untuk memperoleh kuota impor. Kuota impor dipahami sebagai perbedaan perbedaan antara harga batas dan harga lokal. Dia menganalisis perilaku pemerintah sebagai penentu strategi ekonomi yang menarik pihak-pihak tertentu untuk menjalin hubungan dengan pemerintah demi mendapatkan keuntungan.
Pihak-pihak yang mencari keuntungan dari pemerintah tersebut lazim disebut sebagai pemburu rente (rent-seekers). Rent-seekers pada dasarnya mencari peluang untuk menjadi penerima rente dari pemerintah dengan melakukan hal-hal tertentu seperti menyerahkan sumber daya, menawarkan proteksi, atau memberikan wewenang untuk jenis-jenis kegiatan tertentu yang diaturnya. Semakin besar tindakan pemerintah menentukan alokasi kesejahteraan, maka kian besar kesempatan bagi munculnya para pencari rente (Little, 2002;128).
Perilaku mencari rente dianggap sebagai upaya pengeluaran sumber daya untuk mengubah kebijakan ekonomi, atau memodifikasi kebijakan tersebut agar dapat menguntungkan bagi para pencari rente, baik dengan melakukan lobi-lobi tertentu atau dengan tindakan lainnya. Lobi-lobi tersebut lebih cenderung membuat pemerintah lama dalam mengambil atau memutuskan suatu kebijakan. Hal ini berdampak pada terlambatnya kebijakan untuk menyelesaikan masalah dengan fakta yang sudah terjadi dan terus berkembang di lapangan. Rente dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan untuk mendapatkan pendapatan dengan cara monopoli, lisensi, dan penggunaan modal kekuasaan di dalam bisnis.
Itulah beberapa teori politik ekonomi yang dapat kamu ketahui. Semoga informasi di atas membantu belajar mu ya.
Baca juga:
- Etika Komunikasi Massa
- Komuniksi Online
- Komponen komponen Komunikasi
- Teori Perbandingan Sosial
- Teori Interaksi Simbolik