Komunikasi antar pribadi adalah salah satu jenis komunikasi yang mungkin sering kita lakukan. Agar kita bisa melakukan komunikasi antar pribadi dengan baik, salah satu teori yang harus kita pahami secara sederhana adalah teori persepsi dalam komunikasi antar pribadi. Hal ini disebabkan karena kita akan selalu melakukan atau menggantungkan bagaimana cara kita dalam melakukan komunikasi antar pribadi dengan orang lain terhadap persepsi yang kita miliki terhadap proses komunikasi ataupun terhadap satu kesatuan konteks komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain tersebut.
Ada berbagai macam teori komunikasi yang bisa dipelajari, salah satunya adalah teori komunikasi antar pribadi. Agar kita bisa memahaminya dengan baik dan benar, maka tentunya kita perlu mempelajari beberapa hal mengenai teori persepsi dalam komunikasi antar pribadi. Apakah kamu sudah mengetahuinya sebelumnya? Tanpa memperlama lagi, berikut ini adalah pembahasan secara ringkas mengenai teori persepsi di dalam suatu komunikasi antar pribadi.
Pengertian Persepsi
Salah satu ilmuwan yang menjelaskan mengenai persepsi adalah Joseph A. DeVito. Menurutnya, persepsi adalah proses kesadaran yang dimiliki oleh seseorang mengenai obyek atau kejadian, khususnya terhadap orang lain yang dirasakan melalui panca indera. Dari sini dapat diketahui bahwa terdapat dua jenis persepsi, yaitu persepsi terhadap objek dan juga persepsi terhadap manusia. Akan tetapi, tidak hanya sekadar menyadari, persepsi juga merupakan suatu proses pemaknaan sehingga orang tersebut bisa mengerti terhadap apa yang telah ia lihat atau sensasikan.
Ada berbagai macam hal yang mempengaruhi persepsi dalam diri seseorang. Misalnya, Menurut Rakhmat, persepsi interpersonal dipengaruhi oleh faktor situasional dan faktor personal, yang maksudnya antara lain adalah sebagai berikut:
- Faktor situasional merupakan berbagai petunjuk eksternal yang dapat diamati oleh komunikator atau komunikan, seperti deskripsi verbal, petunjuk proksemik, kinesik, wajah, paralinguistik, dan artifaktual.
- Faktor personal adalah berbagai faktor personal yang secara langsung mempengaruhi kecermatan proses persepsi. Beberapa jenis faktor personal antara lain meliputi pengalaman, pengetahuan, dan kejelian dalam menyadari atau menangkap stimulus yang diberikan oleh lawan bicaranya dalam suatu komunikasi antar pribadi atau interpersonal. Untuk memahami ini dibutuhkan empati dalam komunikasi interpersonal.
Proses Persepsi Interpersonal
Suatu persepsi akan melalui suatu rangkaian proses tertentu. Dalam hal ini, persepsi dalam komunikasi antar personal memiliki serangkaian tahapan, yang menurut DeVito melingkupi stimulasi, organisasi, interpretasi dan evaluasi, memori dan pengingatan. Detail dari masing-masing proses tersebut, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Stimulasi
Tahapan awal atau proses pertama yang dialami atau terjadi dalam suatu proses persepsi antar pribadi adalah ketika terjadi stimulasi terhadap indera yang kita miliki. Dari berbagai macam stimulus yang mungkin bisa dialami oleh diri seseorang, hanya akan ada beberapa hal yang difokuskan mengingat keterbatasan manusia dalam menangkap seluruh stimulus tersebut. Hal ini akan membuat kita hanya merasakan atau menangkap hal-hal yang dianggap penting. Secara khusus, seleksi ini dipengaruhi oleh perhatian selektif dan terpaan selektif. Pada prinsipnya keduanya membuat kita hanya akan mengambil beberapa hal atau stimulus tertentu dari lingkungan yang menarik atau menguatkan pandangan kita sebelumnya.
2. Organisasi
Setelah semua stimulus dirasakan, maka informasi-informasi tersebut akan kita kelola atau atur secara cepat dalam suatu proses organisasi. Ada berbagai macam bentuk pengaturan yang bisa dilakukan oleh melakukan pengorganisasian stimulus, beberapa di antaranya adalah persamaan-perbedaan, skemata, atau rujukan peristiwa yang umumnya terjadi.
Organisasi menurut persamaan-perbedaan akan membantu kita dalam menggolongkan stimulus yang muncul dengan berbagai macam informasi sebelumnya yang kita miliki berdasarkan aspek perbedaan yang dimiliki atau persamaan yang dimiliki terhadap hal lain yang kita amati. Misalnya, orang yang memakai cincin di jari manisnya pada umumnya telah menikah, maka orang tertentu yang memakai cincin kita persepsi sebagai sudah menikah.
Organisasi menurut skemata merujuk pada suatu proses mental dalam diri kita yang menghubungkan prasangka yang kita miliki terhadap karakteristik tertentu. Misalnya wanita yang cantik atau laki-laki yang tampan adalah orang yang pintar, maka ketika melihat orang tampan atau cantik, kita menduga bahwa dia pintar.
Sementara itu organisasi menurut rujukan rangkaian peristiwa yang umumnya terjadi merujuk pada upaya kita dalam memahami bagaimana suatu proses kejadian bisa berjalan. Misalnya apabila kita sedang memasak, maka langkah awalnya adalah menyiapkan bahan, kemudian mengupasnya dan seterusnya. Dalam proses ini, pengaruh konsep diri terhadap komunikasi interpersonal bisa terlihat.
3. Interpretasi dan evaluasi
Setelah mengorganisasikan data-data yang dimiliki, maka tahapan berikutnya adalah tahapan interpretasi dan evaluasi. Tahapan yang satu ini dipengaruhi oleh pengalaman, kebutuhan, keinginan, nilai-nilai, dan kepercayaan tentang bagaimana hal-hal seharusnya, harapan, pernyataan fisik dan emosi, dan lain-lain sehingga bisa bersifat subjektif. Oleh karena itulah kita tidak bisa menggantungkan penilaian kita semata-mata dari persepsi, sebelum kita membuktikan apa yang telah kita persepsikan tersebut. Dari proses ini akan terlihat pengaruh persepsi dalam komunikasi interpersonal.
4. Memori
Setelah proses interpretasi dan evaluasi tersebut kita lakukan. Maka tahapan berikutnya yang akan kita lalui adalah proses memori. Proses ini berarti hasil dari interpretasi dan evaluasi tersebut akan masuk dalam memori jangka pendek yang bisa kita gunakan untuk memulai komunikasi atau berinteraksi dengan orang yang menjadi lawan bicara kita. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses ini seakan-akan tidak terlihat dan berlangsung dengan sangat cepat sekali.
5. Pengingatan
Tahap untuk mengingat hasil dari persepsi, sebenarnya tidak termasuk proses terjadinya persepsi itu sendiri. Akan tetapi lebih tepat apabila dikatakan sebagai suatu proses mengingat hasil persepsi yang dimiliki sebelumnya. Dengan kata lain, proses ini tentu saja tidak terjadi beriringan dengan empat proses di atas, karena akan dilakukan atau akan dialami oleh sang subjek ketika dia sudah mengalami proses persepsi tertentu dan berusaha untuk mengingatnya untuk kebutuhan yang lain di peristiwa yang lain pula. Hal ini bisa menjadi salah satu pengaruh budaya dalam komunikasi interpersonal.
Itulah beberapa hal yang berkaitan dengan teori persepsi dalam komunikasi antar pribadi yang bisa kita pelajari secara sederhana. Dengan mengetahui beberapa hal di atas, semoga kita akhirnya bisa memahami bahwa proses persepsi yang dialami oleh seorang individu bisa terjadi dengan cepat meskipun proses yang ditempuh cukup kompleks. Kita juga bisa mempelajari bahwa persepsi bisa bersifat subjektif dan oleh karenanya tidak bisa dibiarkan begitu saja apabila kita ingin berkomunikasi dengan baik dan benar. Kita harus bisa menempatkan persepsi sebagaimana yang seharusnya. Semoga beberapa hal di atas bisa membantumu dalam memahami persepsi dengan lebih baik lagi. Jangan lupa untuk mempelajari elemen komunikasi interpersonal ya.
Selamat mempelajari ilmu komunikasi yang lain ya. Jangan lupa untuk selalu melakukan komunikasi dengan efektif dan efisien!