Komunikasi merupakan tindakan sosial manusia yang memiliki peran sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Terdapat beragam jenis komunikasi, berdasarkan tujuan atau cara penyampaiannnya. Salah satu jenis komunikasi yang sering digunakan adalah komunikasi persuasif.
Komunikasi persuasif dlakukan dengan tujuan membujuk, mempengaruhi, atau meyakinkan komunikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan komunikator.
Dalam berkomunikasi, selain kemampuan melakukan komunikasi sosial yang dimiliki komunikator; pembawaan diri komunikator juga sangat mempengaruhi keberhasilan komunikasi. Untuk itu seorang komunikator harus memperhatikan etos serta sikapnya sebagai seorang komunikator.
Etos atau nilai diri mencakup kesiapan, kesungguhan, ketulusan, kepercayaan, ketenangan, keramahan, dan kesederhanaan. Sikap mencakup kesiapan komunikator baik dalam kesediaan menerima gagasan, selektif, mampu mencerna, mengkorelasikan serta mentransmisikan gagasan tersebut.
Dengan komunikator yang baik, komuni persuasif akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan pula teknik-teknik komunikasi untuk melakukan penataan komunikasi yang efektif. Dalam komunikasi persuasif teknik penataan pesan ini melibatkan integrasi atau pembauran berbagai teknik. Berikut ini teknik integrasi dalam komunikasi persuasif.
1. Teknik Asosiatif
Teknik asosiatif menyajikan pesan dengan cara menumpangkannya pada suatu peristiwa atau objek yang sedang booming atau sedang menjadi perhatian publik, khususnya target pesan atau komunikan.
Komunikator harus dapat memilih dengan tepat peristiwa atau objek tersebut, agar terjadi proses komunikasi efektif, dimana pesan yang disampaikan dapat dimengerti, dan mendapatkan respon positif dari komunikan.
Teknik ini umum digunakan oleh para pebisnis atau politikus. Misalnya pusat perbelanjaan yang didekorasi dengan warna pink yang melambangkan ungkapan cinta dan kasih sayang, ketika perayaan hari valentine tiba, untuk menarik pengunjung mall tersebut.
Atau para politikus yang melakukan pencitraan dengan mengunjungi para korban bencana. Atau juga memanfaatkan publik figur untuk menyampaikan suatu pesan politik.
2. Teknik Integrasi
Teknik integrasi disini maksudnya adalah bahwa komunikator melakukan upaya menyatukan diri dengan komunikan (baca juga: contoh fungsi persuasif dalam komunikasi organisasi).
Contohnya dengan menggunakan kata kita, yang berarti anda dan saya. Alih-alih menggunakan kata kami, saya, atau anda. Dengan demikian komunikan dapat merasa menjadi bagian dari diri komunikator. Serta merasa bahwa komunikator tidak hanya mementingkan dirinya sendiri saja, tapi juga komunikan.
3. Teknik Red – Hiring
Red herring adalah nama ikan yang tersebar di samudra atlantik bagian utara. Ikan ini terkenal dengan kebiasaannya membuat gerak tipu, ketika sedang diburu. Dalam komunikasi persuasif, teknik red-hiring biasanya dilakukan oleh komunikator pada saat terdesak.
Dalam teknik ini, komunikator mengelakkan argumentasi yang lebih lemah dalam perdebatan, kemudian mengalihkannya keaspek yang lebih dikuasainya sedikit demi sedikit, sehingga akhirnya mendapatkan senjata ampuh untuk menyerang lawan. Tehnik ini menitikberatkan pada penguasaan materi.
4. Teknik Tataan
Teknik tataan atau icing technique melakukan upaya penyusunan pesan secara sistematis, sehingga pesan yang disajikan komunikator terasa menarik bagi komunikan, dan dapat mempengaruhi komunikan seperti yang diharapkan komunikator (baca juga: teori negosiasi).
Penyusunan pesan ini bisa berupa menyusun kata perkata yang disampaikan dalam rangka penyampaian pesan, sehingga pesan mudah dipahami dan menarik komunikan untuk mendengarkan dengan seksama dan mengikuti setiap kata yang diucapkan komunikator.
Dalam penyampaian pesan komunikator biasanya menggunakan imbauan-imbauan untuk menarik perhatian.
5. Teknik Pembangkitan Rasa Takut
Teknik pembangkitan rasa takut atau fear arousal dalam komunikasi persuasif dilakukan dengan cara menyampaikan pesan dalam bentuk ucapan atau kalimat yang menimbulkan kecemasan, rasa takut, risau, atau penasaran pada komunikan yang menerima pesan.
Namun dalam menyampaikan pesan, komunikator tetap harus memperhatikan etika komunikasi. Biasanya komunikator mengajak komunikan tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan dirinya atau orang lain. Misalnya dengan cara menakut-nakuti seseorang untuk tidak ceroboh dalam memutuskan sesuatu.
Contoh lain misalnya, mendorong komunikan melakukan sesuatu sesuai prosedur, sebab jika tidak akan mendapatkan dampak buruk.
6. Tehnik Ganjaran
Teknik ganjaran atau pay-of technique merupakan teknik komunikasi persuasif yang dilakukan dengan cara mengiming-imingi keuntungan, atau memberikan harapan, menjanjikan sesuatu kepada komunikan jika komunikan berhasil melakukan anjuran atau mengikuti apa yang disampaikan komunikator.
Teknik ini berbanding terbalik dengan teknik pembangkitan rasa takut yang telah disebutkan sebelumnya. Teknik ganjaran memberikan ganjaran (rewarding), sedangkan teknik pembangkitan rasa takut memberikan hukuman (punishment).
Contoh teknik ganjaran misalnya komunikasi persuasif yang dilakukan seorang komunikator yang mengkampanyekan produk pelangsing tubuh. Ia akan menjanjikan efek-efek yang akan diberikan produk tersebut, jika komunikan memakai produk tersebut sesuai prosedur.
Komunikator uga biasanya akan melibatkan public figure yang cantik dan memiliki tubuh indah untuk membuat komunikan semakin terpengaruh dan akhirnya berminat membeli produk tersebut.
7. Teknik Partisipatif
Dalam teknik parsitipatif, komunikasi persuasif dilakukan dengan cara terjun langsung kedalam masyarakat, dan menjadi bagian dalam kegiatan masyarakat tersebut.
Dengan begitu, diharapkan komunikator dapat menarik simpati masyarakat agar terbujuk atau terpengaruh untuk melakukan pesan yang disampaikan komunikator (baca juga: jenis-jenis interaksi sosial). Misalnya dalam mengkampanyekan pencegahan penggunaan narkoba, komunikator juga melibatkan para mantan pecandu narkoba yang berhasil terbebas dari kecanduan obat terlarang tersebut, serta para pecandu yang sedang berjuang untuk lepas dari barang haram tersebut.
Dengan begitu komunikan dapat merasakan simpati dan melihat secara real akan bahaya narkoba, sehingga terpengaruh untuk menjauhi narkoba.
8. Teknik Emotional Appeal
Komunikasi persuasif yang dilakukan komunikator dengan menggunakan teknik ini dilakukan dengan cara melibatkan komunikan untuk berintegrasi dalam suatu kegiatan.
Dengan pelibatan tersebut, diharapkan akan memberikan kesan yang dapat membangkitkan emosi komunikan. Sehingga semangat komunikan untuk menyelesaikan suatu strategi akan bangkit, untuk mencapai tujuan bersama (baca juga: teori strategi komunikasi).
Contoh penggunaan teknik ini dalam komunikasi persuasif misalnya komunikator yang melibatkan komunikan dalam membagikan makanan kepada anak-anak jalanan.
Dengan cara tersebut komunikan dapat terlibat langsung, dan merasakan emosi untuk bersimpati akan duka yang dialami orang lain. Dengan begitu komunikan dapat menghargai kelebihan yang dimilikinya serta lebih mengasihi sesama, seperti pesan yang ingin disampaikan komunikator.
9. Tahapan Komunikasi Persuasif
Dalam melakukan komunikasi persuasif, dibagi kedalam 5 tahap yaitu: perhatian (atentions), minat (interest); hasrat (desire); keputusan (decision); kegiatan (actions).
Pertama, komunikasi persuasif dimulai dengan membangkitkan perhatian komunikan, misalnya dilakukan komunikator dengan memberikan senyuman dan ucapan selamat pagi, dsb. Kemudian komunikator mulai mengutarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan komunikan, untuk mengundang minat komunikan.
Selanjutnya komunikator memunculkan hasrat, agar komunikan terbujuk untuk melakukan apa yang disampaikan komunikator. Terakhir, komunikator menampilkan imbauan emosional agar komunikan mengambil keputusan sesuai dengan harapan komunikator.