Berbicara mengenai strategi komunikasi interpersonal efektif dalam komunikasi kesehatan memang sesuatu yang menarik. Bagaimana tidak, kesalahan atau kelalaian medik yang terjadi justru biasanya bisa terjadi akibat proses komunikasi yang kurang baik. Kegagalan dalam penyampaian dan penerimaan informasi bisa menyebabkan sesuatu hal yang sangat fatal. Kita mungkin pernah mendengar kesalahan medik yang terjadi akibat tindakan oleh paramedis pada pasien yang salah identitas, tertukar dan lain sebagainya. Ini ada hubungannya dengan proses komunikasi kesehatan.
Komunikasi interpersonal, sebagaimana kita tahu merupakan komunikasi yang berlangsung antara individu satu dengan yang lainnya. Komunikasi ini juga dikenal sebagai komunikasi antar pribadi. Dalam konteks kesehatan, komunikasi ini sangat penting terutama baik antara sesama paramedis atau pun antara paramedis dengan pasien. Lantas, apa saja strategi yang bisa diterapkan agar proses komunikasi yang efektif bisa tercapai? Kita bisa mencoba melakukannya dengan beberapa langkah berikut ini:
- Selalu Gunakan Kata-kata yang Mudah Dipahami
Menggunakan istilah-istilah medis pada saat berkomunikasi dengan pasien akan sah-sah saja bila kita mampu menjelaskannya dengan baik. Komunikasi antar sesama paramedis mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun demikian, tetap saja menggunakan istilah yang lugas dan juga tepat lebih disarankan daripada menggunakan istilah yang kurang lazim. Misalnya, menyingkat diagnosa belum tentu bisa dipahami oleh tenaga kesehatan lain karena singkatan-singkatan yang mungkin tidak familiar. Selain itu, ini juga akan berpengaruh terhadap cara komunikasi efektif dengan pasien.
- Double Check adalah Wajib
Kegiatan untuk double check dari setiap informasi yang diterima merupakan hal yang wajib. Ini berlaku terutama komunikasi yang berlangsung antar paramedis. Apabila menerima instruksi dari telepon, maka kita wajib melakukan konfirmasi dengan cara mengulangi kembali instruksi yang telah kita terima. Guna dari double check ini adalah untuk memastikan bahwa informasi yang diterima memang benar-benar sudah valid dan tepat.
- Gunakan Teknik Komunikasi Asertif
Komunikasi asertif merupakan salah satu teknik yang tepat untuk digunakan sebagai strategi komunikasi interpersonal efektif dalam komunikasi kesehatan. Secara lebih mudah, teknik komunikasi ini adalah bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan “no hurt feelings”. Kita bisa melakukannya dengan cara menyampaikan informasi atau pesan secara objektif. Pandangan-pandangan yang sifatnya subjektif ada baiknya untuk dihindari saja. Teknik ini juga bisa digunakan dalam teknik komunikasi terapeutik.
- Perhatikan Etika Komunikasi
Menyambung dari poin sebelumnya, supaya kita bisa baik dalam berkomunikasi menggunakan teknik asertif maka kita bisa memperhatikan lebih cermat lagi tentang etika komunikasi. Etika komunikasi penting untuk diperhatikan sehingga tutur kata dan juga bagaimana sikap dalam berkomunikasi kita bisa baik. Apalagi bila kita sudah membahas komunikasi interprofesional dalam tatanan komunikasi kesehatan, etika komunikasi sudah jelas menjadi hal yang wajib dilesapkan di dalamnya. Unsur-unsur komunikasi kesehatan juga bisa mulai kita pelajari.
- Berkomunikasi dengan Percaya Diri
Komunikasi dengan percaya diri akan memberikan suatu kepercayaan tersendiri, baik pada saat kita berkomunikasi dengan pasien maupun saat berkomunikasi dengan tim medis lainnya. Perhatikan elemen komunikasi interpersonal yang ada. Sikap percaya diri bisa ditampilan dengan kita memberikan informasi disertai dengan rasional-rasional tertentu. Ini akan menjadikan kita lebih dipercaya pada saat berkomunikasi. Tapi ingat, tingkat kepercayaan diri juga perlu diperhatikan sebab bila tidak justru bisa menjadi sebuah arogansi.
- Hindari Kata-kata yang Mengarah pada Janji atau Jaminan
Kata-kata yang sifatnya mengarah pada janji atau jaminan merupakan sesuatu yang harus dihindari pada saat kita melakukan proses komunikasi kesehatan. Bagaimana pun juga, kesehatan merupakan sesuatu hal yang sifatnya sangat dinamis. Saat kita memberikan kata-kata jaminan, maka tanggung jawab kita akan semakin besar. Ini akan menjadi konflik manakala harapan dari klien tidak sesuai dengan jaminan atau janji yang sudah diberikan.
- Menjadi Pendengar Aktif yang Cermat
Menjadi pendengar aktif juga merupakan hal yang sangat penting. Saat kita berkomunikasi dengan orang lain di konteks tatanan kesehatan, maka kita bisa mendengarkan dengan baik setiap rincian informasi yang diberikan. Mendengarkan orang lain sambil lalu bisa memberikan sesuatu hasil yang cukup fatal. Tentu saja, strategi komunikasi interpersonal efektif dalam komunikasi kesehatan ini bisa mulai kita terapkan sekarang.
Demikian penjelasan terkait apa saja strategi komunikasi interpersonal efektif dalam komunikasi kesehatan. Beberapa strategi dalam artikel ini bisa diterapkan khususnya oleh para pekerja di bidang kesehatan, seperti dokter, suster, terapis, dan lain sebagainya.