Model Komunikasi

8 Model Komunikasi Pemasaran Secara Umum

Berdasarkan pengertian komunikasi menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah sebuah proses dimana pengirim pesan mengirimkan pesan kepada penerima pesan melalui berbagai macam saluran komunikasi atau media komunikasi dan penerima pesan kemudian memberikan umpan balik kepada pengirim pesan yang disampaikan melalui saluran komunikasi atau media komunikasi yang sama maupun tidak. Dalam prinsip-prinsip komunikasi telah dijelaskan bahwa komunikasi terjadi dalam berbagai konteks komunikasi seperti komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok atau komunikasi organisasi, dan komunikasi massa. Ruang lingkup komunikasi juga begitu luas dan meliputi berbagai bidang, diantaranya adalah komunikasi bisnis, komunikasi bisnis lintas budaya, komunikasi sosial menurut para ahli, dan komunikasi pemasaran.

Komunikasi Pemasaran menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller adalah  wahana  yang digunakan oleh mereka untuk memberikan informasi, melakukan persuasi, serta mengingatkan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung, mengenai berbagai produk dan merek yang mereka jual. Sebagaimana bidang komunikasi lainnya, komunikasi pemasaran juga bekerja dalam suatu proses yang tidak sederhana. Untuk memahami rumitnya proses komunikasi, para ahli kemudian menyuguhkan berbagai macam model-model komunikasi.

Model adalah representasi dari fenomena dunia nyata yang dapat diterapkan dalam berbagai bentuk yang berbeda. Pada umumnya, kita menggunakan model komunikasi untuk memvisualisasikan proses komunikasi dalam bentuk sederhana yang terdiri dari berbagai unsur komunikasi atau elemen-elemen komunikasi atau komponen-komponen komunikasi yang mendasar dan bagaimana cara mereka beroperasi dan berinteraksi satu sama lain. Model komunikasi dapat membantu kita untuk memahami berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi yang terjadi dalam semua konteks dan bidang komunikasi.

Pada kesempatan yang telah lalu, kita telah mempelajari dan memahami berbagai jenis model komunikasi seperti model komunikasi linear, model komunikasi transaksional, dan model komunikasi interaktif.  Kita juga telah mempelajari berbagai model dalam berbagai konteks komunikasi dan bidang komunikasi diantaranya adalah model komunikasi antar pribadi, model komunikasi massa, model-model komunikasi massa, serta model komunikasi bisnis. Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari berbagai contoh model dasar komunikasi pemasaran yang menekankan pada proses komunikasi pemasaran, strategi komunikasi pemasaran, dan perilaku konsumen sebagaimana yang dirumuskan oleh para ahli.

1. Model Proses Komunikasi Makro

Model proses komunikasi makro dirumuskan oleh Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Dalam model proses komunikasi makro terdapat 9 (sembilan) unsur penting untuk komunikasi yang efektif. Kesembilan unsur komunikasi tersebut adalah pengirim pesan, encoding, pesan dan media, decoding, penerima pesan, tanggapan, umpan balik, serta gangguan. Dua unsur komunikasi yakni pengirim pesan dan penerima pesan merepresentasikan dua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi pemasaran. Dua unsur komunikasi yang merepresentasikan sarana atau alat dalam proses komunikasi pemasaran adalah pesan dan media. Kemudian, empat unsur komunikasi yang merepresentasikan fungsi-fungsi komunikasi yang utama adalah encoding, decoding, tanggapan, dan umpan balik. Unsur komunikasi yang terakhir adalah gangguan, yaitu berbagai hal yang dapat mengganggu jalannya proses komunikasi pemasaran.

Berdasarkan teori strategi komunikasi khususnya strategi komunikasi pemasaran, pengirim pesan hendaknya mengetahui atau mengenali khalayak yang akan menjadi sasaran dari strategi pemasaran dan respon atau tanggapan yang mungkin diberikan oleh khalayak sasaran. Pengirim pesan hendaknya mengirimkan pesan melalui saluran komunikasi atau media komunikasi yang dapat menjangkau khalayak sasaran dan membangun saluran umpan balik untuk mengawasi tanggapan yang diberikan oleh penerima pesan.

Melalui model komunikasi Schramm, Schramm berpendapat bahwa pengirim pesan yang memiliki bidang pengalaman yang tumpang tindih dengan bidang pengalaman yang dimiliki oleh penerima pesan akan membuat pesan yang disampaikan menjadi semakin efektif. Selain bidang pengalaman, yang perlu diperhatikan juga adalah perhatian selektif, distorsi, dan proses retensi yang mungkin saja terjadi selama proses komunikasi berlangsung.

2. Model Proses Komunikasi Mikro

Model proses komunikasi mikro dalam komunikasi pemasaran disebut juga dengan model mikro tanggapan konsumen. Model yang juga dirumuskan oleh Philip Kotler dan Kevin Lane Keller memusatkan perhatian pada berbagai tanggapan khusus yang diberikan oleh penerima pesan. Terdapat empat model hierarki respon yaitu model AIDA, model hierarki efek, model adopsi inovasi, dan model komunikasi. Keempat model tersebut mengasumsikan bahwa pembeli akan melalui berbagai tahapan kognitif, afektif, dan perilaku secara berurutan. Dalam teori komunikasi pemasaran, telah diulas dengan singkat terkait model hierarki respon sebagai salah satu model atau teori yang diadaptasi dari teori komunikasi persuasif untuk menjelaskan berbagai fenomena dalam komunikasi pemasaran. Namun, tidak ada salahnya kita segarkan kembali ingatan kita tentang model hierarki respon melalui uraian singkat berikut.

Jika khalayak memiliki keterlibatan yang tinggi dengan suatu kategori produk yang dianggap memiliki perbedaan yang cukup tinggi maka model urutan “belajar-merasakan-melakukan” adalah yang paling sesuai untuk menjelaskan hal tersebut.  Sementara itu, jika khalayak memiliki keterlibatan yang tinggi keterlibatan yang tinggi dengan suatu kategori produk yang tidak memiliki sedikit perbedaan atau bahkan tidak memiliki perbedaan maka model yang paling pas untuk menjelaskan fenomena tersebut adalah model dengan urutan lain seperti “melakukan-merasakan-belajar”.

Terakhir, jika khalayak memiliki keterlibatan yang rendah dan menganggap hanya ada sedikit perbedaan dalam suatu kategori produk maka model yang sesuai untuk menjelaskan fenomena tersebut adalah model dengan urutan “belajar-melakukan-merasakan”. Para pemasar atau pengirim pesan hendaknya dapat memilih model yang tepat dan sesuai dalam melakukan perencaan komunikasi agar dapat mencapai hasil yang diharapkan.

3. Model Komunikasi Pemasaran Tradisional

Model komunikasi pemasaran tradisional dapat direpresentasikan sebagai tambahan dari sebuah model komunikasi dasar. Model ini diawali dengan pesan komunikasi pemasaran yang ingin dikirimkan oleh perusahaan kepada konsumen. Pesan kemudian di-encode oleh sebuah firma dan dikirimkan melalui beberapa media pemasaran tradisional seperti bauran komunikasi pemasaran yang mencakup promosi periklanan, promosi penjualan, public relations, dan penjualan secara personal.

Dalam menanggapi pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan, konsumen sebagai penerima pesan kemudian melakukan decode terhadap pesan dan melakukan evaluasi terhadap isi pesan untuk kemudian digunakan dalam pengambilan keputusan apakah memilih atau membeli produk yang ditawarkan. Hasil evaluasi kemudian dikirimkan kepada pengirim pesan melalui saluran umpan balik. Hal ini memberikan kesempatan kepada pengirim pesan untuk mengevaluasi strategi pemasaran yang telah diterapkan dan dalam usahanya menggunakan strategi pemasaran yang tepat berikutnya. Model komunikasi pemasaran tradisional merepresentasikan bagaimana pemasar memikirkan proses komunikasi yang mereka lakukan.

Terdapat beberapa poin penting yang harus diperhatikan terkait sifat model komunikasi pemasaran  tradisional, yaitu :

  • Model ini bersifat linear. Sebagian besar pemasar cenderung untuk melihat pesan mereka sebagai titik awal yang didorong oleh teknologi, improvisasi produk, serta kapabilitas firma yang hanya fokus pada anggukan konsumen.
  • Umpan balik bersifat sangat lemah dan dipandang sebagai komponen komunikasi sekunder dalam model komunikasi.
  • Penerima pesan atau konsumen adalah seorang individu.
  • Model ini fokus pada pesan perusahaan.
  • Khalayak kurang mendapat perhatian dalam penelitian komunikasi pemasaran.

4. Model Komunikasi Pemasaran Terpadu

Model komunikasi pemasaran terpadu memiliki minat yang besar terhadap bagaimana penerima pesan dalam hal ini konsumen, pemerintah, atau publik lainnya menggambarkan proses komunikasi. Hal ini merepresentasikan tidak adanya perubahan yang signifikan dalam perspektif sebagai pandangan yang diperkaya dari proses komunikasi. Seharusnya terdapat penekanan bahwa model komunikasi pemasaran terpadu yang baru merupakan model komunikasi interaktif. Tidak ada umpan balik yang lemah karena tidak ada titik awal yang khusus. Komunikasi pemasaran mengupayakan tidak ada lagi perbedaan upaya yang dibawa oleh firma yang memiliki berbagai fungsi yang berbeda, melainkan merupakan satu kesatuan upaya yang terintegrasi.

Intinya, model komunikasi pemasaran terpadu merupakan implementasi dari berbagai gagasan mendasar yang ditemukan dalam konsep pemasaran, menggabungkan keinginan dan kebutuhan konsumen, dukungan seluruh perusahaan, dan tujuan yang disepakati di dalam firma.

5. Model 4C

Pada tahun 1993, Schultz, Tannenbaum, dan Lauterborn mengenalkan sebuah konsep komunikasi pemasaran terpadu yang dikenal dengan model 4C atau 4C’s Model. Model 4C merupakan inisial dari consumer, cost, convenience, dan communication. Model ini ditujukan untuk menggantikan model 4P yang dikemukakan oleh McCarthy. Model 4C diadopsi dari perspektif yang berorientasi pada konsumen yang menekankan pada keinginan dan kebutuhan konsumen, pengorbanan konsumen untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya, kenyamanan dalam berbelanja, dan berkomunikasi dengan konsumen. Berdasarkan model ini pula, Duncan dan Moriarty kemudian mengembangkan sebuah model menggambarkan komunikasi sebagai dasar bagi upaya pemasaran yang menekankan pada konsumen.

6. Model Keputusan Konsumen

Model keputusan konsumen merupakan bagian model dari perilaku konsumen kognitif analitis. Adalah Howard yang pertama kali merumuskan model keputusan konsumen di tahun 1963. Model ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Howard dan Seth di tahun 1969 yang kemudian menjadi Teori Perilaku Pembeli atau Model Howard dan Seth. Model ini merupakan integrasi dari berbagai pengaruh sosial, psikologis, dan pemasaran terhadap pilihan konsumen ke dalam urutan pemrosesan informasi yang koheren.

Model keputusan konsumen lainnya dirumuskan oleh Engel, Kollat, dan Blackwell pada tahun 1968 yang merevisi model keputusan konsumen sebelumnya. Menurut Blackwell dkk, model keputusan konsumen terdiri dari berbagai elemen utama yang sama dengan yang ditampilkan dalam teori perilaku pembeli yaitu input, hypothetical constructs/intervening variables, exogenous variables, dan outputs. Model ini menggambarkan tujuh tahap proses keputusan yaitu kebutuhan untuk diakui, pencarian informasi baik secara internal maupun eksternal, evaluasi berbagai alternatif,  pembelian, refleksi pasca pembelian, dan divestasi.

Keputusan ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pertama, stimuli yang diterima dan diproses oleh konsumen dalam kaitannya dengan memori dan pengalaman sebelumnya. Dan yang kedua, berbagai variabel eksternal dalam bentuk pengaruh lingkungan (budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi) atau pengaruh perbedaan individu (sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, nilai-nilai, dan gaya hidup).

7. Model Fishbein

Model Fishbein atau model bentuk sikap merupakan bagian dari model perilaku konsumen kognitif preskriptif. Model Fishbein menyajikan sebuah proposal bahwa keseluruhan sikap seseorang terhadap suatu obyek berasal dari keyakinan dan perasaannya mengenai berbagai atribut obyek. Model ini kemudian dikembangkan lebih lanjut tidak hanya pada sikap melainkan pada perilaku. Model Fishbein yang telah mengalami revisi tersebut berkembang menjadi theory of reasoned action. Kemudian, teori ini juga berkembang menjadi teori lainnya yaitu theory of planned behavior.

8. Model Goal of Directed Behavior

Model goal of directed behavior merupakan bagian dari model perilaku konsumen humanistik. Model ini sangat bergantung pada theory of planned behavior. Dalam model ini terdapat penambahan variabel perilaku masa lalu dan emosi serta struktur kausalitas perilaku yang melewati keinginan dan niat yang sekarang dilihat sebagai satu-satunya variabel dari empat variabel yang mungkin mempengaruhi perilaku.

Manfaat Mempelajari Model Komunikasi Pemasaran

Mempelajari model komunikasi pemasaran dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah kita dapat mengetahui dan memahami berbagai contoh model komunikasi pemasaran yang menekankan pada proses komunikasi pemasaran, strategi komunikasi pemasaran, dan perilaku konsumen. Selain itu, kita juga dapat menerapkannya sebagai dasar teoretis dalam penelitian yang dilakukan serta dalam praktek sehari-hari.

Demikianlah ulasan singkat tentang model komunikasi pemasaran yang dirumuskan oleh para ahli. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang komunikasi pemasaran khususnya model komunikasi pemasaran.

Recent Posts

Stonewalling: Pengertian dan Dampaknya

Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…

4 years ago

Komunikasi Pemasaran Terpadu – Pengertian, Tujuan, Strategi, Proses

Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…

4 years ago

6 Strategi Komunikasi Efektif Saat Pandemi

Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…

4 years ago

8 Tips Komunikasi Efektif Di Media Sosial

Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…

4 years ago

9 Teknik Digital Marketing Paling Efektif

Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…

4 years ago

5 Contoh Komunikasi Terapeutik Pada Lansia

Komunikasi  Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…

4 years ago