13 Etika Dalam Opini Publik Yang Perlu Diketahui

Opini publik adalah pendapat kelompok masyarakat atau sintesis dari pendapat dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan.

Dalam menentukan opini publik, yang dihitung bukanlah jumlah mayoritasnya (numerical majority) namun mayoritas yang efektif (effective majority).

Subyek opini publik adalah masalah baru yang kontroversial di mana unsur-unsur opini publik adalah: pernyataan yang kontroversial, mengenai suatu hal yang bertentangan, dan reaksi pertama/gagasan baru sebagai tujuan media dalam komunikasi masaa .

Opini publik itu identik dengan pengertian kebebasan, keterbukaan dalam mengungkapkan ide-ide, pendapat, keinginan, keluhan, kritik yang membangun, dan kebebasan di dalam penulisan. Dengan kata lain, opini publik itu merupakan efek dari kebebasan dalam mengungkapkan ide-ide dan pendapat sebagai bagian dari macam-macam komunikasi kelompok , dan penyebab kecemasan organisasi dalam komunikasi massa .

Sebagaimana pendapat lainnya, opini publik juga harus memiliki etika dimana jika tidak ada batasan mengenai etika maka tentunya dapat melanggar norma. Dan sudah pasti opini publik akan berkembang menjadi isu yang bisa menjadi upaya bagi pihak tertentu untuk menciptakan kehaduhan publik. 

Media komunikasi modern dalam komunikasi massa memiliki korelasi dengan uang erat. Sebab media masa dapat berperan dalam membentuk opini publik dimasyarakat sebagaimana komunikasi kepemimpinan . Media mampu menciptakan berita atau tokoh yang kontraversial.

Lalu kemudian akan menciptakan opini publik  dan perbedaan sikap serta pendapat di masyarakat mengenai hal tersebut. Opini publik juga mamph menjadi senjata untuk bisa mengobrak abrik tatanan struktur pemerintahan. Untuk itu diperlukan pembatasan seperti 13 etika dalam opini publik yang wajib diketahui.

1. Tetap Dalam Batasan  Kesopanan

Opini publik dapat menggiring kelompok atau individu tertentu untuk untuk menyampaikan pendapat dan berbagai asumsi mereka. Namun, tentunya kesopanan tetap menjadi hal utama dalam penyampaian opini publik tersebut. Sebab di Indonesia sendiro nilai kesopanan merupakan sesuatu yang amat di junjung. Tentunya hal ini berkaitan dengan adat dan budaya ketimuran yang ada.

2. Tidak Menyingung Adat Istiadat dan Budaya

Opini publik yang dibentuk juga tidak boleh menyinggung salah satu adat dan budaya. Jika hal ini kemudia tidak dibatasi maka tentunya akan melanggar etika yang ada.

Jika tidak dibatasi dengan hal ini, dikbawatirkan maka opini publik yang dibentuk akan bisa merusak persatuan dan kesatuan. Sebagaimana kita tahu bahwa di Indonesia sangat kaya akan adat dan budaya, maka harusnya opini publik yang ada tidak bertentangan dengan keduanya.

3. Harus dapat Dibuktikan

Opini publik yang beredar di ranah publik pastinya juga harus dapat dibuktikan kebenaranya. Dalam hal ini, opini bukan hanya menjadi pendapat yang tanpa dasar.

Namun tentunya juga harus mampu dibuktikan dan dikaitkan dengan teori yang rasional. Sebab pastinya jika kemudian opini tersebut beredar namun, tidak dapat diuji kebenarnya maka hal tersebut merupakan bentuk fitnah yang keji. 

4. Bukan Bertujuan Menghasut

Etika dalam opini publik yang selanjutnya ialah dalam penyampaiannya tidak bertujuan untuk menghasut kelompok atau pribadi tertentu. Sebab pada saat ini, banyak yang menggunakan opini publik sebagai senjata untuk menyerang kelompok atau pribadi tertentu. Terlebih lagi ternyata hal ini sangat efektif untuk dijadikan senjata dalam menyerang kubu tertentu.

6. Berdasarkan Fakta

Opini publik juga seharusnya dibentuk berdasarkan fakta. Bukan berdasarkan asumsi asumsi yang tidak berdasar. Sebab jika kemudian berkembang menjadi opini publik dalam komunikasi organisasi  yang semakin meluas maka tentunya hal ini dapat dianggap sebagai fitnahan semata. Tentunya jika opini tersebut dibentuk hanya atas asumsi maka hal ini bisa dianggap sebagai pelanggaran terhadap etika.

7. Bukan Isu Sara

Opini publik juga harus dibentuk tanpa menyingubg dan membawa bawa isu sara. Sebab jika telahberkaitan dengan isu ini maka tentu dapat menimbulkan perpecahan antar umat beragama.

Akibatnya tentu pasti akan sangat kompleks. Sebab tentunya jika sampai hal tersebut terjadi dapat menyebabkan kerusuhan yang lebih luas. Karena jika berhububgan dengan agama  maka semua kalangan dan kelompok dapat ikut terjun, sehingga akan memunculkan berbagai polemik. 

8. Disampaikan dengan Cara yang Etis

Etika dan sopan santun merupakan satu hal yang sangat erat kaitannya. Dalam hal pembentukan opini publik maka diharapkan selalu berda dalam jalurnya.

Dimana harus bersifat etis dan tidak tumpang tindih dengan atika lainnya. Baik etika moral, sosial dan bahkan etika interaksi. Sebab jangan sampai opini publik yang dibentuk malah bisa mengahancurkan tatanan dalam etika bermasyarakat.

9. Tidak Bernada Kasar

Opini publik dibentuk untuk mengiring publik kepada hal yang kadang subjeknya kontraversial. Oleh sebab itu, pastinya terdapat pro dan kontra, dimana keduanya akan salung bersinggungan. Dalam hal ini maka kita di tuntut untuk menyampaikannya dengan bijak. Tanpa nada tinggi dan perkataan kasar, sehingga kemudian opini publik yang terbentuk akan lebih berkelas.

10. Buka Bertujuan Untuk Provokasi

Opini publik dibentuk bukan sebagai tujuan untuk memprovokasi. Sebab jika demikian hal tersebut bisa dikatakan sebagai bentuk pelanggaran etika. Provokasi merupakan hal yanh dianggap melanggar etika sebab provokasi akan menimbulkan berbagai masalah komplek.

Dan pada akhirnya dapat menjadikan opini publik sebagai senjata untuk menyerang satu sama lain sebagai bentuk pola komunikasi kelompok .

11. Sikap Saling Menghargai dan Menghormati

Etika dibentuk karena adanya sikap saling menghormati dan menghargai diantara satu sama lain. Sebab opini publik dibentuk berdasarkan pada sikap dan pendapat satu individu dan individu lainnya. Yang kemudian berkembang mejadi opini publik yang makin lama makin meluas.

Untuk dapat menjadikan pengaruhnya semakin meluas maka tentu diperlukan sikap saling menghormati antara satu pendapat dan pendapat lainnya.

12. Tidak Menyerang Pribadi atau Kelompok Tertentu

Opini publik buka dibuat dengan tujuan untuk menyerang pohak atau pribadi tertentu. Namun, tidak jarang hal inilah yang kemudian banyak terjadi di arena publik. Opini dibuat untuk menyudutkan pihak tertentu, yang pada faktanya tidak ada yang bis amembuktikan kebenaran opini tersebut.

Nah, dari sinilah kemudian dikatakan bahwa memgapa harus adanya etika. Sebab etika akan membuat seseorang sebagai bagian dari publik tidak memiliki hasrat untuk menyerang atau menjatuhkan kelompok lainnya.

13. Didasari Sikap Kedewasaan

Opini publik nyatanya harus dibentuk berdasarkan sikap kedewasaan. Sebab tanpa hal tersebut maka pastinya opini publik hanya akan dibuat untuk memguntungkan pihak tertentu saja.

Kedewasaan dalam bersikap, berpendapat, dan menyikapi opini publik tentu harus di utamakan. Sebab hal tersebut merupakan bagian dari etika dalam opini publik. Sikapilah opini publik yang beredar agar tidak melanggar etika dan menjadi penyebab konflik dalam komunikasi .

13 etika dalam opini publik yang wajib diketahui. Semoga dapat menambah pengetahuan anda mengenaik ilmu komunikasi. Dan semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi anda.