5 Pola Komunikasi Organisasi dalam Menangani Konflik

Sebuah perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang dapat mendukung kegiatan di perusahaan tersebut. Perusahaan memiliki sejumlah orang yang saling ketergantungan dan membutuhkan seorang pemimpin untuk mengatur kegiatan di perusahaan.

Pemimpin perusahaan bertugas mengatur, mengawasi, membuat perencanaan, dan mengkoordinasikan karyawan perusahaan. Oleh karena itu, komunikasi menjadi unsur terpenting untuk keberlangsungan kegiatan perusahaan. (Baca juga: Komunikasi Organisasi)

Komunikasi organisasi adalah komunikasi sebagai petunjuk dan pesan yang diberikan dari atasan (pemimpin perusahaan) kepada bawahannya (karyawan perusahaan). Komunikasi menjadi sebuah media yang menjembatani antara pemikiran individu dengan individu lainnya.

Komunikasi bertujuan untuk menyamakan makna untuk mencapai pemahaman yang sama dan terwujudnya tujuan yang ingin dicapai. (Baca juga: Teori Komunikasi Organisasi)

Menurut Wiryanto, komunikasi organisasi adalah proses pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi organisasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal.

Komunikasi formal merupakan komunikasi yang telah disepakati oleh anggota organisasi yang bertujuan untuk kepentingan organisasi itu sendiri. Sedangkan komunikasi informal merupakan komunikasi yang disetujui secara sosial yang bertujuan untuk kesejahteraan anggotanya saja. (Baca juga: Definisi Komunikasi Organisasi Menurut Ahli)

Komunikasi organisasi formal ini lebih sering digunakan pada perusahaan karena berisi tentang kesepakatan kerja, peraturan kerja, produktivitas, dan pembicaraan mengenai kegiatan perusahaan.

Seorang pemimpin dalam perusahaan harus memiliki tanggungjawab dan dapat menyelesaikan masalah dengan solusi yang tepat. Oleh karena itu, komunikasi organisasi memiliki beberapa pola untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada kegiatan tersebut. (Baca juga: Konsep Dasar Komunikasi Organisasi)

Berikut ini pola komunikasi organisasi dalam menangani konflik:

  1. Pola roda (wheel)

Pola komunikasi organisasi ini sering digunakan oleh berbagai organisasi karena dinilai dapat memberikan respon atau umpan balik yang cepat. Pelaku dalam komunikasi organisasi ini adalah seorang pemimpin dan anggota organisasinya saja.

Seorang anggota dapat berdiskusi dengan pemimpin organisasi apabila ada beberapa permasalahan yang dihadapinya. Seorang pemimpin perusahaan akan memberikan solusi yang tepat langsung kepada anggotanya. Menurut beberapa penelitian, Pola komunikasi organisasi roda ini lebih terstruktur dan terorganisir. (Baca juga: Proses Komunikasi Organisasi)

  1. Pola bintang (star)

Pola bintang dalam komunikasi organisasi ini melibatkan semua anggota organisasi terhadap anggota organisasi lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pola bintang tidak terfokus pada seorang pemimpin organisasi. Apabila suatu organisasi memiliki masalah maka hal yang perlu diperhatikan dalam pola bintang ini adalah setiap anggota organisasi dapat menyelesaikannya dengan cara berdiskusi dengan anggota organisasi lainnya.

Dua kelompok yang berbeda tersebut dapat bertukar informasi baik dalam segi pengalaman, pengetahuan baru, dan lain sebagainya yang dapat memberikan solusi terbaik pada permasalahan yang dihadapi. Pola bintang seringkali digunakan pada pokok permasalahan yang tidak dapat diselesaikan di dalam organisasinya sendiri.

Solusi yang baik adalah membicarakan permasalahan yang sukar tersebut kepada anggota organisasi lain yang mungkin saja pernah mengalami permasalahan yang sama, sehingga masalah cepat terselesaikan dengan baik. (Baca juga: Konsep Komunikasi dalam Organisasi

  1. Pola Y

Pola komunikasi organisasi ini terbilang cukup rumit untuk digunakan sebagai solusi permasalahan di organisasi. Pola Y ini membutuhkan perantara antara anggota organisasi yang ingin menyampaikan permasalahan yang dihadapinya kepada pemimpin organisasi.

Pada dasarnya pola Y ini tiga orang dapat berbicara dengan orang-orang yang ada disampingnya, tetapi dua orang lainnya hanya dapat berkomunikasi pada seorang yang ada disampingnya saja.

Misalnya, seorang pemimpin perusahaan akan menyampaikan beberapa peraturan baru kepada seorang juru bicaranya yang kemudian akan disampaikan lagi ke anggota organisasi tersebut. Seorang pemimpin perusahaan dikatakan sebagai orang pertama dan juru bicara dikatakan sebagai orang kedua.

Maka orang pertama tidak dapat berbicara langsung kepada anggotanya tetapi hanya dapat berbicara kepada juru bicaranya yang kemudian pesan tersebut dilanjutkan kepada bawahannya. (Baca juga: Saluran Komunikasi dalam Organisasi)

  1. Pola lingkaran (circle)

Jika pada pola Y seorang pemimpin tidak dapat berkomunikasi langsung dengan anggotanya maka di pola lingkaran ini anggotanya tidak dapat menyampaikan permasalahan yang dihadapinya langsung ke pemimpin perusahaan.

Anggota organisasi yang memiliki permasalahan hanya dapat berdiskusi kepada juru bicara pemimpin perusahaan yang kemudian akan disampaikan kepada pemimpin perusahaan tersebut.

Pola lingkaran ini tidak ada pemimpin perusahaan yang berperan penting untuk memberikan solusi permasalahan yang ada di organisasi tersebut. Pola lingkaran ini jarang digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam organisasi karena dinilai terlalu rumit dalam proses mencari solusinya.

Setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang saja, yaitu orang di samping kiri dan orang di samping kanan. (Baca juga: Hambatan Komunikasi Organisasi)

  1. Pola rantai (chain)

Pola komunikasi organisasi selanjutnya yang dapat menyelesaikan konflik adalah pola rantai. Pola rantai ini kurang efisien untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dalam suatu organisasi.

Pasalnya pola rantai ini hanya dapat didiskusikan dengan dua orang yang berdekatan saja yang kemudian orang kedua akan menyampaikan pesan tersebut kepada orang ketiga dan seterusnya.

Pola ini membuat orang terakhir yang menerima pesan tidak sesuai dengan isi pesan yang disampaikan dari orang pertama ke orang selanjutnya. (Baca juga: Pendekatan Sistem dalam Komunikasi Organisasi)