6 Peran Linguistik dalam Komunikasi Politik

Kehidupan manusia tidak terlepas dari proses berinteraksi dengan yang lainnya. Kodrat manusia yang merupakan makhluk sosial tak bisa lepas dari saling membutuhkan satu sama lain. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia membutuhkan cara untuk berhubungan dan berinteraksi dengan yang lain yang biasa disebut dengan proses komunikasi.

Komunikasi terjadi karena ada suatu pesan yang ingin disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan. Jenis komunikasi tersendiri ada berbagai jenis tergantung dengan maksud dan tujuan komunikasi. Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat orang – orang yang memiliki kekuasaan atau kewenangan tertentu dan bertindak sebagai pengambil keputusan.

Proses pembentukan serta pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang berwujud proses pengambilan keputusan, khususnya negara guna mencapai tujuan bersama. Pada masing – masing proses politik terdapat komunikasi politik yang menjadi fungsi penting dalam sistem politik. Komunikasi politik bahkan disebut sebagai “urat nadi” dari proses politik.

Semua warga negara mulai dari masyarakat, kelompok masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, partai politik hingga presiden akan mendapatkan informasi politik melalui komunikasi politik. Oleh karena itu komunikasi politik merupakan bagian penting dari objek kajian ilmu politik. Kaitannya dengan komunikasi politik, konsep-konsep yang banyak digunakan bersumber dari ilmu komunikasi.

Hal ini karena ilmu komunikasi berkembang lebih dulu dibanding komunikasi politik. Konsep dalam komunikasi politik juga melibatkan unsur-unsur komunikasi seperti komunikator, pesan, komunikan, media, dan juga feedback. Hal yang membedakan teori komunikasi biasa dengan teori komunikasi politik bahwa komunikasi politik lebih khusus dalam menyampaikan informasi berkaitan dengan politik.

Komunikasi politik bisa berpola berupa pola komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, komunikasi formal, dan juga komunikasi informal. Komunikasi politik merupakan suatu studi multidisipliner yang didalamnya terlibat beberapa cabang ilmu baik komunikasi maupun politik.

Linguistik merupakan kata yang berasal dari bahasa latin lingua
yang artinya ‘bahasa’. Sehingga dapat diartikan bahwa linguistik merupakan studi tentang bahasa sebagai alat komunikasi atau ilmu dengan objek kajiannya adalah bahasa. Namun dalam dunia keilmuan, disiplin ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya tidaklah ilmu linguistik saja, ada ilmu sastra, ilmu sosial, psikologi, dan juga fisika.

Hal yang membedakannya adalah bahwa linguistik menjadikan bahasa sebagai pendekatan terhadap objek kajiannya. Anda bisa simak lebih lanjut pembahasan mengenai pendekatan linguistik dalam komunikasi politik.

Pendekatan dilakukan untuk meneliti atau mengkaji sesuatu sehingga dapat menghasilkan suatu teori. Pendekatan merupakan seperangkat asumsi atau cara pandang tentang suatu hal untuk dipelajari. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengkaji komunikasi politik adalah pendekatan linguistik.

Bahasa sangat berperan penting dalam mencapai tujuan nasional dan internasional suatu bangsa. Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi untuk mengungkapkan ekspresi, mengalihkan pikiran, dan fungsi sosial lainnya.

Menurut Chaer (2003), Sifat bahasa sendiri adalah:

  1. Bahasa sebagai sistem,
  2. Bahasa sebagai simbol atau lambang,
  3. Bahasa adalah bunyi,
  4. Bahasa itu bermakna,
  5. Bahasa itu arbiter,
  6. Bahasa itu konvensional,
  7. Bahasa itu produktif,
  8. Bahasa itu unik,
  9. Bahasa itu universal,
  10. Bahasa itu dinamis,
  11. Bahasa itu bervariasi,
  12. Bahasa itu manusiawi.

Bahasa juga dapat digunakan untuk menelusuri peradaban manusia melalui teks – teks yang ditulis dalam bahasa memiliki peradaban tersebut. Pendekatan linguistik berarti pendekatan yang digunakan dalam pengkajian dengan menekankan pada analisis bahasa dan analisis konsep.

Dalam bidang politik, pidato disampaikan, jika ada pernyataan dikemukakan, perundingan dilakukan, konferensi pers dan wawancara dibuat, aksi protes dan juga ultimatum bahkan disampaikan. Bahasa merupakan cara berpikir, dimana pada saatnya nanti akan menentukan cara bersikap dan juga bertindak. Hal tersebut menginspirasi lahirnya suatu kajian atau penelitian tentang penggunaan bahasa dalam kalangan elit politik atau yang dikenal dengan pendekatan linguistik.

Berikut ini adalah pendekatan linguistik dalam komunikasi politik:

1. Linguistik Berperan Untuk Mencapai Kekuasaan.

Politik memang erat kaitannya dengan pembentukan dan pembagian kekuasaan. Bahasa dapat digunakan untuk mewujudkan tujuan-tujuan politik. Seorang politikus harus bisa mencari cara agar mempengaruhi masyarakat dengan menggunakan aspek restorika atau seni berbicara dari bahasa agar tujuan tersebut tercapai.

2. Linguistik Digunakan Untuk Mempertahankan Atau Meruntuhkan Kekuasaan Seseorang.

Politik adalah bidang yang dapat mencakup banyak hal, mulai dari proses membuat suatu kebijakan nasional, kesetaraan gender, persaingan antar rekan kerja di kantor dalam merebut kekuasaan, cara bernegosiasi, dan lain sebagainya. Politik adalah masalah kekuasaan. Pendekatan linguistik dapat dilakukan untuk mengetahui peran bahasa dalam mempertahankan atau meruntuhkan suatu kekuasaan.

3. Bahasa Sebagai Pengendali Politik

Penyampaian suatu informasi termasuk dalam komunikasi politik tentu membutuhkan bahasa untuk menerjemahkan suatu maksud agar tercapai tujuan tertentu. Bahasa digunakan untuk menyampaikan pendapat, membuat keputusan, hingga menentukan sikap. Oleh karena itu, untuk mengendalikan politik penting dilakukan pendekatan linguistik dimana pendengar dapat memahami sendiri asumsi dari sebuah informasi politik.

4. Bahasa Adalah Alat Mengendalikan Pikiran

Bahasa dapat digunakan untuk mengendalikan pikiran seseorang. Meskipun pada kenyataannya, manusia dapat berpikir tanpa menggunakan bahasa. Akan tetapi dengan menggunakan bahasa maka kemampuan dalam belajar dan mengingat serta merencanakan persoalan dan menarik kesimpulan akan lebih mudah.

Dengan menggunakan bahasa akan membuat individu menyandi suatu peristiwa dalam bentuk kata-kata sehingga dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Sehingga kegiatan penggunaan bahasa akan terjadi proses mengubah pikiran menjadi kode dan sebaliknya mengubah kode menjadi sebuah pemikiran.

5. Bahasa Dapat Menunjukkan Ideologi Pemakai Bahasa

Ideologi adalah satu ide atau gagasan. Ideologi memiliki tujuan untuk menawarkan suatu perubahan melalui proses pemikiran normatif. Pendekatan linguistik dapat memiliki peran yang erat kaitannya dengan ideologi.

Menurut ahli bahasa mengungkapkan bahwa ahli bahasa adalah ideologi. Hubungan ideologi dan bahasa adalah suatu penggunaan bahasa dan materialisasi bahasa dapat menunjukkan ideologi pemakai bahasa tersebut.

6. Bahasa Menandai Suatu Rezim yang Berkuasa

Pada setiap rezim yang berkuasa akan muncul beragam gaya bahasa dalam komunikasi yang digunakan karena ada maksud dengan kepentingan kekuasaan. Bahasa yang beragam tersebut dapat dilihat pada kosakata yang digunakan untuk dilekatkan pada orang-orang yang menentang kekuasaan tersebut pada saat ini. Selain itu bahasa digunakan untuk membuat fakta sosial baik politik, ekonomi, budaya dan lain-lain tampak lebih pudar. Ragam bahasa politik tersebut disosialisasikan melalui hegemoni media massa kepada masyarakat sehingga informasi akan lebih luas jangkauannya.

Nah itulah artikel mengenai pendekatan linguistik dalam komunikasi politik yang perlu anda ketahui. Semoga bermanfaat.