Komunikasi data adalah proses pengiriman data dari satu titik ke titik yang lain. Dalam sistem komunikasi data, proses pengiriman data ini tak jarang mengalami hambatan seperti data yang dikirim tidak sampai atau hilang, atau data yang diterima mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dibaca.
Untuk “mengawal” proses pengiriman data, terdapat beberapa jenis pengkodean yang dapat digunakan terhadap pengiriman data. Pengkodean ini dimaksudkan untuk menjaga reliabilitas dan integritas data yang dikirimkan.
Menurut Djoko Sugiono dalam bukunya Komunikasi Data dan Interface (2013 : 11 – 30), jenis-jenis kode dalam komunikasi data di antaranya adalah :
1. Unipolar line coding
Unipolar line coding adalah kode yang menggunakan hanya satu non-zero dan satu zero level tegangan yaitu untuk logika 0 memiliki level zero dan untuk logika 1 memiliki level non-zero.
Implementasi unipolar line coding merupakan pengkodean sederhana akan tetapi terdapat dua permasalahan utama yaitu akan muncul komponen DC dan tidak adanya sinkronisasi untuk sekuensial data panjang baik untuk logika 1 atau 0. (Baca juga : Contoh Interface pada Komunikasi Data)
2. Polar line coding
Polar line coding adalah kode dalam komunikasi data yang menggunakan dua buah level tegangan untuk non-zero guna merepresentasikan kedua level data, yaitu satu positif dan satu negatif.
Permasalahan yang muncul adalah adanya tegangan DC pada jalur komunikasi. Untuk pengkodean polar terdapat empat macam jenis kode polar yaitu NRZ (non-return to zero), RZ (return to zero), manchester, dan diferensial manchester. (Baca juga : Tipe Arah Transmisi dalam Komunikasi Data)
3. Bipolar line coding
Bipolar line coding adalah kode yang menggunakan dua level tegangan yaitu non-zero dan zero guna menunjukkan level dua jenis data, yaitu untuk logika 0 ditunjukkan dengan level nol, untuk logika 1 ditunjukkan dengan pergantian level tegangan positif dan negatif.
Jika bit pertama berlogika 1 maka akan ditunjukkan dengan amplitude positif, bit kedua ditunjukkan dengan amplitude negatif, bit ketiga akan ditunjukkan dengan amplitude positif dan seterusnya. (Baca juga : Gangguan Transmisi Data dalam Komunikasi)
4. 2B1Q coding
2B1Q coding adalah pengkodean yang dilakukan dengan melakukan pengkodean 2 (dua) biner untuk dijadikan 1 (satu) kuarter. Pola data yang terdiri dari 2 bit dikodekan menjadi sebuah elemen sinyal yang merupakan bagian dari sinyal berlevel empat.
Sedangkan data dikirim dengan kecepatan dua kali lebih cepat disbanding dengan pengkodean NRZ-L, dan pada bagian penerima memiliki empat threshold untuk melayani penerimaan data terkirim. (Baca juga : Komponen dalam Sistem Komunikasi Data)
5. Block coding
Kode jenis ini beroperasi pada sebuah formasi stream bit informasi. Berikut adalah beberapa hal terkait dengan kode blok yang beroperasi berdasarkan formasi blok bit informasi :
- Bit redundan ditambahkan ke setiap blok informasi, hal ini dilakukan untuk memberikan kepastian sinkronisasi dan pendeteksian kesalahan.
- Setiap empat bit data dikodekan menjadi kode 5-bit.
- Kode 5-bit normalnya digunakan untuk penggunaan blok invers NRZ.
- Pemilihan kode 5-bit seperti halnya setiap kode berisi tidak lebih satu bit 0 sebagai bit awal dan tidak ada lagi lebih dari dua buah logika 0.
Oleh karena itu, ketika kode 5-bit dikirim secara sekuensial maka tidak akan terlihat tiga buah bit berlogika 0 lagi. Kode 4B/5B digunakan pada sistem komunikasi dengan media transmisi fiber optik (FDDI). (Baca juga : Cara Kerja Protokol dalam Komunikasi Data)
6. ASCII coding
Kode ini merupakan salah satu sistem sandi dalam komunikasi data standar Amerika yang digunakan untuk menunjuk sebuah karakter yang diberi nama American Standard Code for Information Interchange (ASCII). Standar ini dapat digunakan untuk membuat kode sejumlah 128 buah karakter.
Kode ASCII pertama digunakan pada tahun 1963 dan disempurnakan pada tahun 1967 karena adanya penambahan kode beberapa karkater. Setiap kode ASCII dinyatakan dalam bilangan heksa. Kode ini merupakan cikal bakal sistem komunikasi digital antar perangkat komputer.
Selain itu, ASCII juga dan merupakan sistem kode yang pertama kali digunakan dalam sistem komputer dan komunikasinya. Sampai saat ini, setiap komputer yang diproduksi menggunakan kode ASCII, baik pada computer personal, laptop maupun jenis komputer lainnya.
7. Data block
Data block merupakan pengkodean yang digunakan untuk pengiriman data secara blok yang dilengkapi dengan paritas ganjil atau paritas genap. Data block merupakan cara pengujian lebih baik karena satu blok data akan disertai dengan paritas yang diletakkan pada akhir blok data.
Untuk menguji data terkirim terjadi kesalahan bit atau tidak, digunakanlah bit paritas sebagai kunci untuk setiap karakter terkirim. Dalam sistem transmisi data secara blok artinya beberapa karakter terkumpul menjadi satu blok data maka bit paritas ini juga bisa dimanfaatkan. (Baca juga : Jenis Penyerangan pada Jalur Komunikasi)
8. Hamming coding
Salah satu cara mendeteksi error dalam komunikasi data adalah dengan menggunakan hamming coding. Hal ini perlu dilakukan mengingat kesalahan data atau kerusakan data yang diterima oleh terminal penerima dalam sistem komunikasi data sering terjadi. Hal yang mendasar sebagai penyebab adalah adanya interferensi sinyal luar yang masuk ke dalam jalur komunikasi, koneksi kawat penghubung, terminal, konektor pada layer terendah yang kurang baik.
Hal tersebut menyebabkan sinyal gangguan atau noise. Sebagai akibat gangguan tersebut muncul permasalahan pada data yang diterima oleh penerima berupa data error.
Demikianlah ulasan singkat tentang jenis kode dalam komunikasi data. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi data dan beberapa jenis kode yang kerap digunakan dalam komunikasi data.