Teknik membaca berita dengan baik adalah salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh jurnalis atau reporter selain teknik penulisan berita atau cara menulis berita. Tujuan membacakan naskah berita adalah agar orang lain memahami apa yang disampaikan. Karenanya, saat membacakan naskah berita ada beberapa hal yang harus diperhatikan salah satunya adalah intonasi. Peran intonasi dalam membacakan naskah berita sangatlah besar karena menentukan makna dari sebuah kalimat yang dibacakan.
Apakah yang dimaksud dengan intonasi?
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan intonasi sebagai lagu kalimat. Sementara itu, Irman (2008) mendefinisikan intonasi sebagai tinggi rendahnya nada dalam pelafalan kalimat. Intonasi lazim dinyatakan dengan angka (1,2,3.4). Angka 1 melambangkan titinada paling rendah, sedangkan angka 4 melambangkan titinada paling tinggi. Halim (1984) menyatakan, intonasi adalah partikel sebagai pola tinggi nada dan gelombang sebagai gerak tinggi nada. Lebih lanjut Halim menjelaskan bahwa intonasi ada empat jenis yaitu intonasi menurun, meninggi, tertahan, dan menurun meninggi.
Pengertian intonasi lainnya dikemukakan oleh Juhara dkk (2008) yang menyatakan bahwa intonasi adalah lagu kalimat atau ketepatan penyajian tinggi rendah secara lisan. Intonasi meliputi berbagai macam hal seperti tempo, nada, dan volume. Hal ini dikemukakan oleh Sutarni dan Sukardi (2002) yang menyatakan bahwa intonasi meliputi pengaturan cepat lambatnya pengucapan (tempo), tinggi rendahnya suara (nada atau pitch), dan pengaturan pernapasan untuk menjaga suara (volume) tetap stabil hingga akhir pembacaan.
Hal-hal inilah yang membuat suatu tuturan, dalam hal ini berita yang dibacakan, terdengar lebih berirama, enak didengar, dan memiliki makna yang jelas. Dengan demikian, intonasi dalam berita atau membacakan naskah berita memiliki beberapa fungsi, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Membentuk makna
Fungsi intonasi dalam membacakan naskah berita yang pertama adalah untuk membentuk makna dalam kalimat. Naskah berita yang dibacakan dengan intonasi yang tepat akan membentuk makna tertentu dari informasi yang disampaikan. Menurut Juhara dkk (2008), fungsi ini tampak antara kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. Makna inilah yang dipahami oleh orang yang mendengarnya. Namun, jika naskah berita disajikan dengan intonasi yang tidak tepat dapat menimbulkan kesalahan persepsi atau kesalahpahaman terhadap informasi yang disampaikan. (Baca juga : Kerumitan Makna Kata dalam Komunikasi Verbal)
2. Tuturan menjadi berirama
Fungsi intonasi selanjutnya dalam membacakan naskah berita selanjutnya adalah membuat tuturan atau pembacaan berita menjadi lebih berirama. Dalam arti tidak terdengar monoton atau membosankan. Selain itu, pembacaan berita yang berirama dapat memperjelas makna yang dibentuk. Pendengar pun akan dengan mudah memahami apa yang disampaikan. (Baca juga : Fungsi Sintaktis dalam Teks Berita)
3. Mementingkan suatu bagian dalam kalimat
Selain membentuk makan dan membuat tuturan menjadi berirama, intonasi dalam membacakan naskah berita juga berfungsi untuk mementingkan suatu bagian dalam kalimat. Biasanya hal ini ditandai dengan adanya penekanan pada kata tertentu. Penekanan ini memengaruhi pengertian dan makna kalimat. Jika diperhatikan, fungsi ini sejalan dengan fungsi jeda dalam membacakan teks berita yakni memengaruhi pengertian dan makna kalimat. Contoh :
- Putra pergi ke Jakarta. (yang pergi ke Jakarta adalah seseorang bernama Putra)
- Putra pergi ke Jakarta. (Putra tidak hanya berniat pergi ke Jakarta)
- Putra pergi ke Jakarta. (Jakarta adalah kota yang dituju Putra, bukan kota lainnya)
4. Menimbulkan kesan tertentu
Fungsi intonasi dalam membacakan naskah berita berikutnya adalah untuk menimbulkan kesan tertentu seperti sedih, gembira, dan lain sebagainya. Hal ini biasanya dapat ditemui ketika mendengar berita duka atau berita-berita bencana alam yang merenggut banyak sekali korban jiwa dan kerugian materi yang tidak sedikit. (Baca juga : Fungsi Piramida Terbalik dalam Berita)
5. Menyatakan pertentangan
Intonasi juga berfungsi untuk menyatakan pertentangan yang ditandai dengan penekanan kata tertentu. Misalnya,
Dipastikan, ledakan bukan karena bom melainkan bahan bakar gas.
Kalimat di atas menunjukkan bahwa penekanan pada kata bukan dengan suara keras menandakan adanya pertentangan terkait penyebab suatu kejadian atau peristiwa yang diberitakan. (Baca juga : Fungsi Keterangan Waktu dalam Teks Berita)
6. Menarik perhatian
Fungsi intonasi dalam berita atau saat membacakan naskah berita yang terakhir adalah untuk menarik perhatian pendengar. Biasanya, hal ini dilakukan ketika hendak memulai pembacaan berita yakni dengan memberi salam pembuka kepada pendengar atau penonton. Agar dapat menarik perhatian khalayak pendengar dan penonton, maka salam pembuka disampaikan dengan nada yang diturunkan dan kecepatan yang tepat. (Baca juga: Fungsi Artikulasi dalam Berita)
Demikianlah ulasan singkat tentang fungsi intonasi dalam membacakan naskah berita. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang intonasi dan fungsinya dalam membacakan naskah berita.