Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan antara perawat dan pasien agar bisa beradaptasi dengan stress serta mengatasi gangguan psikologisnya. Dengan begini akan membuat pasien merasa nyaman dan senang hatinya.
Dalam merawat lansia memang tidak mudah dan membutuhkan ketrampilan agar nantinya hubungan perawat dan pasien bisa terjalin dengan baik. Berikut ini ada beberapa contoh komunikasi terapeutik pada lansia yang bisa anda coba terapkan dan simak pembahasan berikut.
1. Latih Kesabaran dan kepedulian Pada Lansia
Tak perlu jadi perdebatan lagi ya, dimana kesabaran serta rasa peduli terhadap sesama memang selalu dibutuhkan ketik berhubungan dengan orang tua. Biasanya anda nanti bakal berhadapan dengan yang namanya tantangan fisik seperti gerakan lamban, faktor lupa, kekuranga, sikap apatis, dan masih banyak lagi.
Dan karena hal itulah, biasanya membuat para keluarga lansia maupun si perawat kehilangan kesabaran dan tak jarang sampai membuat mereka frustasi. Bahkan ada beberapa orang yang mungkin tergoda untuk menyerah hingga akhirnya memilih untuk pergi.
Jika kondisi seperti ini terjadi, maka bakalan sangat membantu jika anda bisa menempatkan diri pada kondisi lansia meskipun untuk sejenak saja. Dalam hal ini, dibutuhkan pengenalan soal faktor penghambat komunikasi pada lansia dan kecerdikan anda dalam berkomunikasi dengan para lansia.
Misalnya saja seperti mengungkapkan perkataan yang meyejukkan dan tidak bernada terkesan seperti anda sedang memerintahnya. Dan berikut ini merupakan contoh komunikasi terapeutik pada lansia yang bisa anda coba:
”Mungkin kondisi sakit ini membuat Ibu tidak enak enak. Namun bisa ibu lakukan kok perlahan.”
“Memang sulit untuk bergerak dengan kondisi atritis begini Bu. Tapi percaya deh ibu tetap bisa bergerak kok walaupun perlahan.“
Nah dalam menerapkan tehnik ini, anda perlu melakukan komunikasi dengan nada kepeduliaan dan tidak menggunakan nada perintah. Dan pastinya, sebagai seorang perawat lansia anda diharuskan untuk memiliki kesabaran dan kepedulian yang tinggi.
Jika anda belum memiliki kesabaran tersebut, maka anda pun harus memberikan waktu luang lebih bersama lansia ini. Jika anda merasa kesal, untuk mengatasinya anda bisa pergi menyingkir terlebih dahulu dari lansia, dan jika sudah tenang maka bisa kembali dengan menunjukkan wajah ceria.
Disamping itu anda juga harus memperhatikan faktor untuk menentukan sarana komunikasi, dikarenakan setiap orang juga tidak memiliki tanggapan sama terkait apa yang bakalan anda katakan. Sehingga anda bisa lebih mengerti terkait kondisi dan kemampuan mereka dalam berkomunikasi.
2. Jangan Pernah Memerintah, Lebih Baik Meminta Dengan Sopan
Seperti yang sudah dibahas pada poin diatas tadi, dimana salah satu kebutuhan dari para lansia ini adalah merasa dihormati. Maka dari itu anda pun bisa memenuhi kebutuhan mereka itu dengan cara meminta secara baik-baik dibandingkan dengan memerintah ketika berkomunikasi dengan para lansia.
Contohnya seperti ini:
“Ibu akan makan sup siang ini?.” Daripada mengatakan hal tersebut, sebaiknya anda mengatakan seperti ini: “Ibu mau makan dengan sup ayam?”. Lebih baik lagi yang Anda sampaikan kepada lansia ini adalah dengan menawarkan pilihan bagi mereka: “Apakah ibu mau makan sup ayam atau sayur lodeh?”
Dengan anda memberikan pilihan kepada para lansia, disini mereka bakal merasakan lebih dihargai. Dan memberikan penawaran pilihan kepada para lansia juga bakal memberikan ruang kontrol pada diri lansia untuk dirinya sendiri, sehingga mereka dapat merasakan kenyamanan dan sesuai keinginan.
Karena kondisi lansia yang kurang sabar serta memiliki kemampuan fisik menutun, maka dengan memberikan peilihan kepada mereka, maka para lansia bakal merasa senang karena dilibatkan dalam sebuah aktivitas, dan anda juga perlu mengenali bentuk komunikasi pada lansia berikut.
3. Dibandingkan Berasumsi Sendiri, Sebaiknya Bertanya Dulu
Hal ini merupakan kesalahan yang sering dilakukan oleh para perawat lansia, dimana mereka seringkali berasumsi sendiri untuk menilai kebutuhan dari pasiennya tersebut. Nah disarankan daripada anda berasumsi sendiri, maka alangkah baiknya anda bertanya atau diskusi mengenai satu tindakan yang akan dilakukan kepada para lansia tersebut.
Contoh komunikasi terapeutik pada lansia dalam poin ini, anda bisa menanyakan terlebih dahulu kepada mereka, seperti ‘Bu, bolehkah saya matikan lampu kamar?’ dibandingkan anda langsung mematikan lampu kamar karena beranggapan agar mereka segera tidur.
Jika anda ingin melakukan suatu tindakan kepada para lansia ini, berikan mereka alasan kenapa anda melakukan hal tersebut. Dengan diberikan pengertian secara halus, maka para lansia ini pasti akan nurut dan mereka akan sukarela dengan apa yang anda lakukan tersebut.
Namun jangan selamanya anda berpikiran demikian, dikarenakan tidak jarang juga para lansia itu lebih membandel. Dan anda juga harus sabar dan bisa memberikan pengertian terbaik terkait suatu hal tersebut agar lansia tertarik dan bersedia untuk melakukannya.
4. Berikan Pilihan Jika Memungkinkan
Sebagai mahkluk hidup, para lansia ini tetap mempertahankan kemandirian maupun kemerdekaan mereka sendiri. Dan hal ini kemungkinan bakal jadi bagian penting bagaiman mereka bisa merasakan mengenai fisik serta kemampuan berfikir mereka yang mulai berkurang tapi masih ingin memiliki kontrol pada dirinya sendiri.
Karena mereka masih memiliki hak untuk dirinya sendiri, maka jika memungkinkan anda berikan tawaran pilihan kepada mereka. Jika anda paham betul dengan tehnik ini, maka akan sangat sederhana seperti ketika anda memberikan penawaran kepada lansia ingin makan siang dengan sop ayam atau telur rendang.
Nah, dengan memberikan para lansia ini pilihan, maka mereka memiliki kemampuan memilih yang di inginkan dirinya sehingga bisa menimbulkan rasa percaya diri, aman, serta memiliki ‘kekuatan’ dalam bereaksi terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya.
Akan tetapi anda sebagai seseorang yang memperhatikan hal demikian, harus mengetahui juga mengenai hambatan dalam proses komunikasi terapeutik. Hal ini disebabkan oleh mereka yang sudah terlalu lancar lagi dalam merespon apa yang dikehendaki oleh kita salah satunya.
5. Pakai Kata-kata Sopan
Dari banyak studi mengenai komunikasi terapeutik pada lansia/dewasa, umumnya mereka tidak akan merespon dengan baik jika merasa selalu diperintah untuk melakukan apapun. Hal ini karena merasa jika anda tidak sopan berbicara dengan orang dewasa atau lansia karena usia anda mungkin masih jauh dari mereka.
Contohnya seperti ini:
Ibu harus minum obat saat ini, bapak harus berolahraga sekarang, ibu makan sup ini sampai habis, bapak harusnya ikut terapi saat ini. Jika para lansia mendengarkan kalimat tersebut, maka mereka akan merespons negative dan menyebabkan masalah perilaku seperti menghindar, berargumen, maupun bisa bersikap keras kepala pada anda.
Nah daripada anda menggunakan kata-kata diatas yang terkesan tidak sopan, maka sebaiknya anda menggunakan kata-kata seperti ‘ayo, mari, yuks, saya, kita’, berikut contoh kalimatnya:
- Ini penting untuk menjaga kesehatan ibu, ayo ibu minum obat ini
- Yuk pak, saya bantu untuk olahraga hari ini
- Sup ini sepertinya lezat bu, mari kita habiskan
- Sepertinya kita perlu memasukkan udara segar kedalam ruangan ini, bolehkah saya buka jendelanya sebentar?
Dengan menggunakan jenis penyataan seperti ini, maka lansia akan terbuka fikirannya dengan apa yang anda katakan, dan mendorong mereka untuk mendengarkan apa yang anda minta agar mereka lakukan.
Cukup sekian ulasan kali ini tentang contoh komunikasi terapeutik pada lansia, semoga apa yang sudah dibahas ini bermanfaat dan menambah wawasan anda nanti. Dan kenali juga pembahasan mengenai hambatan usia dalam komunikasi yang tentu saja tidak selalu sama perbandingannya.