8 Tradisi dalam Komunikasi Massa

Jika kita membahas tradisi dalam komunikasi massa, maka kita bisa menilik kembali konsep teori secara umum terlebih dahulu. Sebagaimana kita ketahui, setidaknya ada tujuh macam tradisi dalam komunikasi secara umum. Bila kita lebih spesifik lagi membahas tradisi di dalam komunikasi massa, maka ada pakar komunikasi yang juga sudah memberikan penjelasan akan hal ini. Komunikasi massa adalah sebuah bentuk komunikasi yang melibatkan cakupan ruang publik luas. Artinya, ada banyak komponen-komponen komunikasi yang terlibat di dalamnya dimana biasanya ini ditujukan untuk mencapai suatu tujuan komunikasi tertentu.

Tradisi menjadi salah satu bagian dari komunikasi massa ini. Ada beberapa macam tradisi yang ada pada komunikasi massa. Ini menjadikannya banyak sekali ragam bentuk dan aliran yang dipengaruhi oleh tradisi tersebut. Cara penyampaian yang ada di dalam komunikasi massa pun akan mengikuti gaya atau cara yang khas sesuai dengan tradisi tersebut. Penjelasan tentang hal ini dikemukakan oleh Em Griffin yang mengadopsi dari perspektif Craig. Ia mengungkap ada setidaknya tujuh tradisi dalam komunikasi massa (poin nomor satu sampai tujuh). Kemudian oleh Griffin ditambahkan satu perspektif lagi sehingga setidaknya ada delapan tradisi di dalam komunikasi massa. Kira-kira apa saja tradisinya? Simak penjelasannya berikut ini:

  1. The Socio-psycological Tradition

Dalam konteks tradisi sosiopsikologi, komunikasi massa dipandang bisa memiliki pengaruh terhadap interpersonal. Artinya, ada fokus yang lebih pada aspek komunikasi yang mencakup ekspresi, interaksi dan pengaruh. Seorang individu akan dilibatkan secara langsung ke dalam situasi sosial tertentu dan dipengaruhi oleh komunikasi massa. (Baca juga: Teori komunikasi massa McQuail)

  1. The Cybernetic Tradition

Komunikasi massa juga dipandang sebagai tempat untuk menyalurkan atau memproses informasi. Ini ada kaitannya dengan noise, overload dan malfunction. Dari pemahaman ini, banyak pula tokoh yang kemudian mengembangkan teori mengenai proses penyaluran informasi tersebut. Tentu saja ini akan cukup berpengaruh terhadap bagaimana proses komunikasi tersebut bisa berlangsung.

  1. The Rethorical Tradition

Di dalam tradisi retorikal, komunikasi massa dipandang sebagai seni berbicara kepada publik. Artinya pendekatan-pendekatan khusus tertentu mungkin diperlukan untuk memberikan gambaran yang lebih mudah diterima oleh khalayak umum. Sifatnya yang retorika mungkin akan diabaikan begitu saja, namun pada kenyataannya tetap saja memiliki pengaruh.

  1. The Semiotic Tradition

Tradisi dalam komunikasi massa selanjutnya yaitu the semiotic tradition. Tradisi semiotik mengandung pengertian bahwa proses komunikasi yang terjadi biasanya akan menggunakan tanda-tanda tertentu. Secara umum dalam komunikasi massa mungkin tidak akan secara lugas atau gamblang menjelaskan apa yang menjadi tujuannya, melainkan menggunakan isyarat-isyarat tertentu. (Baca juga: Analisis framing)

  1. The Socio-cultural Tradition

Pendekatan selanjutnya yaitu mengenai tradisi sosiokultural. Lingkup kebudayaan yang ada dalam masyarakat menjadi sebuah alasan tersendiri mengapa seseorang memang patut untuk terlibat dalam komunikasi massa.

  1. The Critical Tradition

Tradisi kritis ini menjelaskan bagaimana komunikasi massa bisa menjadi sebuah tantangan reflektif kepada wacana ketidakadilan. Pemahaman yang lebih mudah yaitu ketika komunikasi massa ini bisa mengeluarkan opini atau pendapat tertentu ketika ada kebijakan yang menyalahi aturan.

  1. The Phenomenological Tradition

Tradisi fenomenologi biasanya akan lebih banyak merujuk kepada bagaimana sebuah komunikasi massa selalu melihat fenomena-fenomena tertentu. Di sini komunikasi dianggap menjadi pengalaman diri dan orang lain yang bisa diungkapkan melalui dialog. Pengembangannya kemudian menghasilkan teori fenomenologi.

  1. The Ethical Tradition

Terakhir, yakni tradisi yang berhubungan dengan etik. Ini adalah tambahan dari Griffin yang mengungkapkan bahwa komunikasi massa harus tetap memperhatikan etika yang ada dalam lingkungan sosial tempat komunikasi tersebut akan berlangsung. (Baca juga: Etika komunikasi massa)

Jadi, bagaimana? Sudah cukup jelas bukan apa saja tradisi yang ada di dalam komunikasi massa. Sebenarnya beberapa poin di atas tidak jauh berbeda dengan tradisi komunikasi secara umum. Hanya saja tradisi dalam komunikasi massa memang memberikan penjelasan yang lebih rinci dan juga memiliki batasan terhadap konteks yang melingkupinya.