Ilmu komunikasi tidak bisa dilepaskan dari bidang ilmu lainnya karena sejak awal pembentukannya ilmu komunikasi mendapatkan banyak sumbangan perspektif dan teori dari berbagai bidang ilmu lainnya seperti sosiologi, psikologi, hingga ilmu fisika. Sosiologi komunikasi sendiri membahas ilmu komunikasi dari perspektif sosiologi dimana komunikasi dilihat dari hubungan sosial antar pihak-pihak yang berkomunikasi, efek sosial yang ditimbulkan, dan lain sebagainya.
Dalam mempelajari sosiologi komunikasi sudah pasti kita akan berhubungan dengan berbagai jenis dan bentuk komunikasi mulai dari komunikasi antar pribadi, komunikasi dalam organisasi, komunikasi dalam kelompok, komunikasi sosial, serta komunikasi massa.
Komunikasi massa yang akan dibahas kali ini merupakan komunikasi yang disampaikan melalui media massa sehingga memiliki jangkauan yang luas dan diterima oleh banyak orang. Komunikasi massa disampaikan melalui media massa seperti koran, radio, dan televisi
Dengan jangkauan yang luas sudah pasti dampak yang ditimbulkan oleh komunikasi massa juga lebih besar. Komunikasi massa dapat membentuk opini publik sehingga penting sekali bagi orang-orang yang bekerja di media massa untuk memperhatikan dengan baik informasi yang disampaikan.
Dan tidak heran jika media massa tertentu kadang mendapat tudingan miring karena memberikan informasi yang dapat menggiring opini publik ke arah tertentu.
Sejarah sosiologi komunikasi massa sebagai ilmu pengetahuan dimulai dari pengkajian ilmu tentang pers atau surat kabar pada tahun 1884. Pada saat itu pengkajian tentang surat kabar dikenal dengan nama zaitungskunde dan mulai dikaji di Universitas Bazel di Swiss.
Sekitar 8 tahun kemudian ilmu ini juga dipelajari di Universitas Leipzig di Jerman. Semakin lama ilmu mengenai surat kabar mengalami banyak perkembangan hingga akhirnya pada tahun 1925 diakui sebagai salah satu disiplin ilmu. Diketahui bahwa ilmu persuratkabaran atau publisistik memiliki pengaruh yang besar terhadap opini bahkan tingkah laku masyarakat.
Tidak hanya di Eropa sejarah sosiologi komunikasi massa juga berkembang di Amerika dimana ilmu mengenai persuratkabaran atau jurnalistik mulai dipelajari dan berkembang sejak tahun 1870 yang menjadi cikal bakal dari ilmu komunikasi massa.
Pengkajian mengenai jurnalistik terus berkembang hingga pada tahun 1950-an menunjukkan perkembangan yang intens ke arah lahirnya ilmu komunikasi massa yang kemudian berkembang lagi menjadi ilmu komunikasi yang memiliki pembahasan yang lebih luas.
Pengkajian tidak hanya sebatas media massa saja namun mengarah pula ke komunikasi sosial seperti ceramah dan penyuluhan dimana diketahui bahwa komunikasi sosial ini justru memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap perubahan dalam masyarakat terutama dalam menerima gagasan atau teknologi baru.
Seperti kita ketahui pidato atau orasi dari pemimpin negara, tokoh ulama, atau tokoh nasional yang sangat dihormati di masyarakat dan disampaikan dengan menggebu-gebu dapat membakar semangat orang-orang yang mendengarnya.
Contohnya saja pidato Presiden Soekarno yang terkenal penuh semangat, menggetarkan, serta membangkitkan nasionalisme. Tidak hanya image tokoh tersebut namun cara penyampaian pidato juga berpengaruh besar pada dampaknya bagi orang yang mendengarkan.
Itulah sejarah sosiologi komunikasi massa yang berawal dari publisistik atau ilmu mengenai persuratkabaran. Berkembang di Eropa, Amerika, hingga akhirnya menjadi ilmu komunikasi massa. Demikian pula yang terjadi di Indonesia dimana ilmu komunikasi berawal dari perkembangan ilmu publisistik yang dimulai tahun 1950. Baru pada tahun 1982 ilmu komunikasi secara resmi disahkan melalui Keppres nomor 107/82.