Seperti bidang ilmu lainnya yang bersifat dinamis komunikasi massa juga terus mengalami perkembangan. Teori mengenai komunikasi yang berhubungan dengan masyarakat luas ini memiliki peranan penting karena berpengaruh tidak hanya pada satu dua orang namun pada khalayak ramai.
Secara garis besar perkembangan teori komunikasi massa terbagi dalam 4 era seperti yang akan dijelaskan di bawah ini dimana masing-masing era muncul perspektif-perspektif baru yang bahkan bisa bertentangan dengan pandangan pada era sebelumnya.
Baca juga :
Era Masyarakat Massa dan Budaya Massa
Sejarah perkembangan teori komunikasi massa dimulai pada pertengahan abad ke-19 dimana para teoretikus mulai mengkaji mengenai media. Pada masa ini industri mulai berkembang sehingga banyak bermunculan pabrik-pabrik di perkotaan yang menarik minat masyarakat desa untuk berbondong-bondong ke kota demi mendapatkan pekerjaan. Sejalan dengan ini teknologi dalam bidang percetakan juga mulai berkembang sehingga dicetaklah media massa seperti koran yang menyasar para pekerja yang mulai meningkat populasinya di perkotaan.
Para teoretikus terbagi dalam dua pendapat, ada yang melihatnya secara optimis dan ada pula yang pesimis. Adanya industrialisasi, perluasan kota, serta perkembangan media massa terutama media cetak tentu membawa banyak manfaat dan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Namun ada pula teoretikus yang memandang pesimis karena melihat dampak buruk yang ditimbulkan seperti rusaknya komunitas pedesaan karena banyaknya masyarakat desa yang pindah ke kota, tingginya tingkat kriminalitas di kota, politik yang tidak stabil, serta potensi masalah akibat benturan beragam budaya yang berbeda.
Pandangan dan pendapat-pendapat yang bertentangan inilah yang menjadi cikal-bakal munculnya berbagai teori komunikasi massa pada saat itu.
Munculnya Perspektif Efek Terbatas
Selanjutnya sejarah perkembangan teori komunikasi massa dilanjutkan dengan munculnya perspektif efek terbatas sebagai akibat dari perkembangan perspektif ilmiah dari teori komunikasi massa pada era sebelumnya. Teori komunikasi massa dalam perspektif ini berkembang sekitar tahun 1950-an dan 1960-an.
Menurut perspektif efek terbatas diketahui bahwa pengaruh media massa kepada masyarakat tidaklah sebesar yang selama ini dibayangkan. Masyarakat bisa memfilter pengaruh media sehingga tidak akan menelan mentah-mentah apa yang disampaikan. Selain itu ada pula pengaruh dari pendapat teman, keluarga, dan pandangan agama yang dianut individu tersebut yang turut membantu memfilter pengaruh media massa.
Penentangan Terhadap Teori Efek Terbatas oleh Perspektif Budaya
Meskipun demikian ternyata teori efek terbatas tidak disetujui oleh semua pihak. Teori ini mendapat penentangan dari perspektif budaya. Di Eropa teori komunikasi massa dari perspektif budaya terus berkembang dan menjamur karena mereka merasakan sendiri akibat yang ditimbulkan dari propaganda media selama perang dunia ke-2.
Perspektif Penciptaan Makna Pada Media
Setelah kemunculan teori efek terbatas dengan segala perkembagan dan penentangannya muncul pula perspektif baru yang melihat bagaimana media mampu menciptakan atau mengatur makna yang bisa diserap oleh masyarakat sebagai konsumen informasi. Misalnya teori framing yang menjelaskan bagaimana media mengangkat sebuah realitas dengan menonjolkan bagian tertentu sementara bagian atau sisi yang lain kurang ditonjolkan sehingga menimbulkan makna tertentu yang ingin disampaikan.
Itulan sejarah perkembangan teori komunikasi massa yang sangat kompleks yang menandai perkembagnan teori komunikasi massa. Hal ini memperlihatkan banyaknya pandangan atau perspektif seputar komunikasi massa sehingga lahir beragam teori yang melingkupinya.
Baca juga: