Dalam berlangsungnya hidup manusia, pasti tidak akan terlepas dari adanya proses interaksi sosial yang menjadi salah satu ciri utama dari makhluk sosial. Dimana akan ada hubungan timbal balik dari proses interaksi yang berlangsung, baik dari proses interaksi secara langsung maupun tidak langsung.
Perlu diketahui pula bahwa tidak semua proses interaksi yang berlangsung selalu mengarah pada persatuan, tetapi juga terdapat proses interaksi yang mengarah pada suatu perpecahan.
Hal tersebut juga terjadi dalam proses interaksi yang berlangsung di lingkungan budaya. Oleh sebab itu, berikut ini ada 7 bentuk interaksi dalam lingkungan budaya. Apa saja bentuk interaksi dalam lingkungan budaya tersebut? simak ulasan berikut ini:
- Kerjasama
Bentuk interaksi dalam lingkungan budaya yang pertama adalah kerjasama. Kerjasama sendiri merupakan salah satu contoh dari adanya sifat proses interaksi yang mengarah pada persatuan.
Kerjasama sendiri merupakan bentuk interaksi yang dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kepentingan serta memenuhi kebutuhan bersama tanpa paksaan.
Salah satu contoh kerjasama di lingkungan budaya adalah adanya gotong royong, dimana gotong royong merupakan tradisi atau budaya yang erat melekat pada masyarakat. Oleh sebab itu, kerjasama juga menjadi salah satu tujuan komunikasi antar budaya.
- Akomodasi
Bentuk interaksi dalam lingkungan budaya selanjutnya adalah akomodasi. Dimana akomodasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah atau pertikaian tanpa merugikan salah satu pihak. Sebagai contoh seperti adanya musyawarah yang juga menjadi suatu budaya yang khas dalam menyelesaikan permasalahan dalam masyarakat secara damai.
- Akulturasi
Akulturasi juga merupakan bentuk interaksi dalam lingkungan budaya yang berkemungkinan menimbulkan suatu kebudayaan karena adanya unsur-unsur budaya baru yang masuk. Walaupun begitu. Kepribadian atau unsur asli dari kebudayaan tersebut tidak akan hilang.
Salah satu contoh akulturasi komunikasi antar budaya adalah adanya proses interaksi yang berlangsung diantara dua orang atau kelompok orang dari dua kebudayaan yang berbeda, seperti interaksi antara masyarakat Betawi dan China yang kemudian memicu timbulnya kebudayaan Lenong.
- Asimilasi
Hampir sama dengan akulturasi, asimilasi juga merupakan bentuk interaksi dalam lingkungan budaya. Hanya saja dalam asimilasi akan tercipta budaya yang baru, hingga memungkinkan menghilangkan kepribadian kebudayaan aslinya. Salah satu contohnya adalah adanya perkawinan antar suku.
- Persaingan
Selain bentuk interaksi dalam lingkungan budaya diatas yang lebih bersifat positif, terdapat pula beberapa yang lebih bersifat negatif.
Salah satunya adalah persaingan, dimana persaingan merupakan suatu proses interaksi untuk mencapai keuntungan lebih dari pihak lain tanpa adanya ancaman, kekerasan, atau tindakan negatif lainnya. Sebagai contoh seperti persaingan kebudayaan di kancah internasional.
- Kontravensi
Bentuk interaksi dalam lingkungan budaya yang mengarah pada sifat negatif selanjutnya adalah kontravensi. Dimana kontravensi ini merupakan suatu proses interaksi yang dilakukan dengan tujuan untuk menggagalkan upaya pihak lain dalam mencapai tujuannya. Seperti penyebaran fitnah, mengacaukan upaya-upaya yang telah di siapkan, dan lain sebagainya.
- Konflik
Bentuk interaksi dalam lingkungan budaya yang terakhir adalah konflik. Konflik sendiri merupakan suatu proses interaksi yang secara sadar maupun tidak sadar bertujuan untuk menentang pihak lain, dimana biasanya juga akan disertai suatu ancaman hingga kekerasan yang dapat mengalahkan pihak lain tersebut.
Contohnya adalah adanya konflik antar suku, yang kemudian dapat merusak tradisi hingga citra suku masing-masing.
Demikian ulasan mengenai bentuk interaksi dalam lingkungan budaya, yang mana terdapat bentuk interaksi yang mengarah pada proses interaksi positif dan juga proses interaksi negatif. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat.