Teori Reputasi Dalam Komunikasi Perusahaan

Reputasi adalah sebuah konsep dalam public relations (PR) yang sulit didefinisikan secara tegas. Reputasi adalah intangible asset yang sulit diukur dan dijelaskan keberadaannya karena reputasi bukan sebuah produk yang dapat dilihat. Meski demikian keberadaan reputasi yang baik dapat memperkuat posisi perusahaan ketika berhadapan dengan pesaing. Beberapa kalangan menganggap reputasi sama dengan image perusahaan, sedangkan kalangan yang lain menyebut bahwa reputasi memiliki perbedaan dengan image sebagaimana juga teori kognitif dalam komunikasi viasual .

Kennedy (1977) dalam Gotsi dan Wilson (2001) menyatakan bahwa image memiliki kesamaan dengan reputasi karena perusahaan pun membutuhkan waktu yang lama untuk membentuk sebuah image. Sehingga perdebatan mengenai definisiimage dan reputasi tidak diperlukan, selama publik dapat memahami konteks dalam memahami kedua konsep tersebut sebagaimana teori aus dalam komunikasi interpersonal . Dalam persepsi publik, citra perusahaan terbentuk dari asosiasi antara perusahaan sebagai subjek dan atribut- atributnya (citra baik atau buruk, berkualitas atu tidak berkualitas, peduli lingkungan, bertanggung jawab dan sebagainya) .

Menurut Dr. AB Susanto, akumulasi dari citra perusahaan akan membentuk reputasi perusahaan yang bermakna bagi perusahaan itu sendiri., contoh salah satu perusahaan yang sukses mengangkat citra perusahaannya adalah Nestle Indonesia seperti juga dalam psikologi komunikasi . Untuk membahas lebih jauh, maka berikut urian mengenai Teori Reputasi Dalam Komunikasi perusahaan. 

Teori Reputasi Dalam Komunikasi

Reputasi perusahaan merupakan salah satu unsur terpenting dalam
dunia bisnis. Sebab baik buruk dalam reputasi perusahaan merupakan indikator penting dari keberhasilan perusahaan tersebut. Reputasi perusahaan memang suatu yang kompleks, namun jika dikelola dengan baik akan sangat berharga. Beberapa isu penting dalam manajemen reputasi dan pandangan masyarakat tentang reputasi sebagaimana juga pengertian komunikasi menurut para ahli .

Menurut Afdhal, dalam jurnal Roy Marthin Tarigan reputasi
perusahaan adalah asset yang tidak nyata (intangible asset). Keadaan reputasi akan tergantung kepada apa yang dilakukan perusahaan sebagai entitas. Lebih jauh dari itu, akan tergantung kepada komunikasi dan tandatanda yang dipilih untuk diberikan kepada pasar. Simbol dari reputasi, nama perusahaan, jika dikelola dengan baik, akan mempresentasikan perusahaan agar didukung oleh masyarakat. Bahkan akan sangat bernilai bagi konsumen.

Menurut Herbig, Millewicz, Golden dalam jurnal Rofifah Mau’idzah pada dasarnya reputasi perusahaan merupakan penghargaan yang didapat oleh perusahaan karena adanya keunggulan-keunggulan yang ada pada perusahaan tersebut, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan sehingga perusahaan akan terus dapat mengembangkan dirinya untuk terus dapat mencipatakan hal-hal baru bagi pemenuhan kebutuhan konsumen. Disamping itu juga adanya intregitas yang tinggi dari pihak penyedia jasa atas pelayanan yang diberikan kepada konsumen agar perusahaan dapat memberikan pelayanan terbaik.

Reputasi dimulai dari identitas korporat sebagai titik pertama yang tercermin melalui nama perusahaan (logo) dan tampilan lain, misalnya dari laporan tahunan, borsur, kemasan produk, interor kantor, seragam karyawan, iklan, pemberitaan media, materi tertulis dan audio sosial. Identitas korporat juga berupa nonfisik, seperti nilai-nilai dan filosofi perusahaan, pelayanan, gaya kerja dan komunikasi, baik internal maupun kepada pihak luar seperti juga pada teori komunikasi interpersonal .

Menurut Fombrun, ada empat sisi reputasi korporat yang perlu ditangani, yaitu :

  1. Credibility (kredibilitas di mata investor)
  2. Trustworthiness (terpecaya dalam pandangan karyawan)
  3. Reliability (keterandalan di mata konsumen)
  4. Responsibility ( tanggung jawab sosial).

Davies, dkk. Mengatakan paradigma reputasi sebagai berikut :

  • Elemen-elemen utama reputasi saling terkait

Reputasi memiliki sejumlah elemen penting yang saling terkait, yakni para pemegang saham utama, para karyawan dan para pelanggan. Studi reputasi perusahaan relatif baru sehingga beberapa terminologinya belum distandarisasikan. Dalam beberapa penulisan tentang reputasi perusahaan, istilah identitas seringkali digunakan untuk mengacu pada perumpamaan yang tampak (logo, rancangan bangunan, warna, dan lain-lain). Begitu pun istilah citra dan reputasi seringkali digunakan seolah-olah hal tersebut dapat bertukar tempat.

Citra adalah pandangan pelanggan pada perusahaan. Identitas adalah pandangan karyawan pada perusahaan. Reputasi adalah semua pandangan pemegang saham pada perusahaan, termasuk identitas dan citra perusahaan sebagai teori sosial kognitif .

  • Reputasi  diciptakan  melalui interaksi bertingkat

Reputasi tercipta melalui jaringan semua pengalaman, kesan, kepercayaan, perasaan dan pengetahuan yang dimiliki orang mengenai sebuah perusahaan. Reputasi perusahaan kemudian mau tidak mau diciptakan melalui satu jenis kontak itu sendiri.

  • Reputasi dan dikelola

Perusahaan dapat mengelola gambaran eksternal melalui pencampuran identitas perusahaan. Pencampuran ini terdiri dari tiga unsur : (1) Prilaku (khususnya menghadapi pelanggan) para karyawan; (2) komunikasi perusahaan (termasuk iklan); (3) simbolisme (lambang-lambang perusahaan yang dapat diukur, seperti bangunan; dan yang tak dapat diukur seperti desain). Bagaimana mengelola reputasi ? Titik awal dari reputasi adalah asumi gambaran (pandangan luar) dihubungkan dengan pandangan internal sehingga pandangan eksternal dapat dikelola dengan mengatur pandangan internal.

  • Reputasi lebih mudah hilang daripada diciptakan

Untuk menciptakan dan mengembangkan suatu reputasi diperlukan waktu yang banyak, namun hal itu dapat hilang dalam beberapa menit sebagimana fungsi fungsi komunikasi .

Reputasi menjadi baik atau buruk, kuat atau lemah bergantung pada kualitas pemikiran strategi dan komitmen manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta adanya keterampilan dan energi dengan segala komponen program yang akan direalisasikan dan dikomunikasikan. Mengacu pada pengertian reputasi di atas, bila sebuah perusahaan memiliki reputasi baik, laba perusahaan akan bertambah. Rata-rata pelanggan menyukai produk dari perusahaan yang memiliki reputasi baik. Oleh karena itu, diciptakan hubungan yang kuat antara perusahaan dan dengan produk dan jasanya.

Apabila nama perusahaan dan produk sama, produk tersebut menjadi sinonim dengan perusahaan dan perusahaan selalu identik dengan produknya, seperti PT. Garuda Indonesia. Di sinilah pentingnya pengelolaan reputasi perusahaan yang baik.

Contoh dari reputasi:

  • PT. Awal Fajar Adicita, perusahaan yang bergerak dibidang communication specialist yang berdiri sejak 1995 ini menumbuhkan kepercayaan, citra dan reputasi melalui profesionalisme dengan cara memberdayakan SDM melalui fasilitas pebdukung. Misi PT. AFA adalah menciptakan keharmonisan hubungan antara pihak-pihak berkepentingnan dengan para stakeholder-nya, melalui komunikasi yang terencana, efektif dan optimal.
  • Jakob Oetama, seorang pengusaha pemilik usaha Kompas Gramedia Group yang pada awal mula berdiri tidak hanya mewartakan berita kehalayak luas, tetapi sudah menjadi konglomerat yang memiliki banyak usaha. Bisnis Kompas Gramedia Group tidak hanya berkutat pada wilayah percetakan, penerbitan tapi sudah merambah ke bisnis perhotelan, televisi, pendidikan hingga consumer goods.
  • Asian Insurance Cabang Yogyakartasuatu perusahaan asuransi yang selalu menjaga citra perusahaan demi meningkatkan kepercayaan para nasabahnya. Terlebih lagi perusahaan asuransi ini tergolong pendatang baru yakni baru 3 bulan beroprasi di Yogyakarta maka diperlukan berbagai langkah untuk bisa mengatur dan merebut pasar di kota gudeg ini. 

itulah tadi, Teori Reputasi Dalam Komunikasi perusahaan beserta contohnya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.