Komunikasi tidak dapat kita lepaskan dari kehidupan sehari-hari salah satunya dalam bidang pendidikan atau pembelajaran. Dalam komunikasi pembelajaran yang telah kita bahas sebelumnya dinyatakan bahwa proses pembelajaran bertujuan untuk menghasilkan perubahan perilaku. Teori-teori yang mendasari perubahan perilaku yang terjadi melalui proses pembelajaran tidak dapat kita temukan dalam ilmu komunikasi. Hal ini dikarenakan teori-teori belajar yang kita kenal saat ini berakar dari psikologi terutama pendekatan behaviorisme. Pendekatan behaviorisme terhadap pembelajaran meliputi berbagai teori tentang bagaimana perilaku dipelajari.
Semua teori tersebut menitikberatkan pada asosiasi perilaku dan beberapa stimuli. Salah satu teori belajar yang terkait dengan hal ini adalah teori operant conditioning. Teori operant conditioning menyatakan bahwa bagaimana perilaku manusia tergantung atau dikendalikan oleh ganjaran dan konsekuensi. Istilah yang tepat yang digunakan oleh psikolog adalah “reinforcements and punishments” atau peneguhan dan hukuman yang sekaligus merupakan dua konsep utama dalam teori ini. (Baca juga : Teori Pertukaran Sosial)
Baca juga : Pengantar Ilmu Komunikasi – Hambatan Komunikasi Antar Pribadi
Melalui operant conditioning atau instrumental conditioning, sebuah asosiasi dibentuk antara perilaku dan konsekuensi dari perilaku. Studi teori operant conditioning hanya ditujukan bagi perilaku yang diekspresikan dan bukan pemikiran mental internal dan mekanisme otak. Jadi, dalam teori ini kita tidak perlu mengetahui keadaan mental internal individu untuk menjelaskan atau memprediksi perilaku mereka. Dalam hal ini, komunikasi memiliki fungsi terutama sebagai alat transmisi stimuli. (Baca juga : Fungsi-fungsi Komunikasi – Komunikasi Intrapersonal)
Beberapa ahli menyatakan bahwa behaviorisme memiliki kemiripan dengan teori transmisi komunikasi terutama yang menitikberatkan pada keberhasilan pengiriman pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan. Model-model komunikasi awal yang termasuk dalam model komunikasi linear seperti model komunikasi Shannon dan Weaver dan model komunikasi Lasswell serupa dengan model stimulus-respons (teori SOR) karena menitikberatkan pada transmisi pesan secara satu arah. Model stimulus respon dirancang untuk mengukur keberhasilan komunikasi sebagai bentuk kesetiaan penerima pesan. Sedangkan dalam kasus efek media, keberhasilan komunikasi diukur dengan adanya perubahan sikap dan perilaku.
Baca juga : Teori Komunikasi Massa – Teori Efek Media Massa
Dalam ranah psikologi komunikasi, yang menjadi aktor utama dalam proses komunikasi adalah manusia. Berbagai pendekatan dan teori telah dikembangkan oleh para psikolog berkaitan dengan konsep psikologi tentang manusia. Dari sinilah kemudian lahir beragam teori komunikasi yang dipengaruhi oleh psikologi diantaranya adalah teori-teori persuasi (psikoanalisis), teori jarum hipodermik (behaviorisme), teori pengolahan informasi dalam konteks komunikasi intrapersonal (psikologi kognitif), serta berbagai teori komunikasi interpersonal atau teori-teori komunikasi antar pribadi (psikologi humanistis). Salah satu pendekatan psikologi yang berkaitan erat dengan pembelajaran adalah behaviorisme.
Dalam sudut pandang behaviorisme, perilaku manusia yang nampak dapat dianalisa, diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori-teori yang dikembangkan oleh kaum behaviorisme dikenal dengan teori belajar. Menurut mereka, seluruh perilaku manusia merupakan hasil belajar. Arti dari belajar adalah perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Dengan demikian, menurut behaviorisme, perilaku manusia dikendalikan oleh berbagai faktor lingkungan (Rakhmat, 2001 : 21). Beberapa tokoh aliran behaviorisme diantaranya adalah Edward Lee Thorndike, John B. Watson, Burrhus Frederic Skinner, dan Albert Bandura. Salah satu teori belajar modern yang berakar dari pendekatan behaviorsme adalah teori operant conditioning yang digagas oleh B.F Skinner.
Istilah operant conditioning pertama kali dikenalkan oleh seorang ahli psikologi aliran behaviorisme yang bernama B.F Skinner pada tahun 1938. Karenanya, operant conditioning juga seringkali disebut sebagai Skinnerian conditioning. Sebagai seorang ahli psikologi beraliran behaviorisme, Skinner meyakini bahwa adalah untuk menjelaskan perilaku seseorang, kita tidak perlu melihat ke dalam pikiran dan motivasi internal. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa untuk menjelaskan perilaku seseorang kita cukup melihat faktor eksternal yang dapat diamati yang menjadi penyebab perilaku manusia.
Baca juga : Teori Penetrasi Sosial – Teori Interaksi Simbolik
Di awal abad 20, aliran atau pendekatan behaviorisme merupakan kekuatan utama dalam psikologi. Gagasan John B. Watson tentang prinsip-prinsip pelaziman klasik atau classical conditioning begitu mendominasi saat itu. Salah satu prinsipnya yang terkenal adalah bahwa ia dapat mengambil siapapun tanpa melihat latar belakang yang dimiliki dan melatihnya menjadi apapun yang ia inginkan. Hal ini dibuktikan Watson melalui eksperimen yang ia lakukan bersama dengan koleganya.
Eksperimen yang dilakukan Watson membuktikan bahwa membentuk dan mengendalikan perilaku manusia begitu mudah. Dari sinilah lahir metode pelaziman klasik atau classical conditioning. Yang dimaksud dengan pelaziman klasik atau classical conditioning adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli yang terkondisi dengan stimuli tertentu yang melahirkan perilaku tertentu. Setelah pemasangan ini terjadi secara berulang, maka stimuli yang netral akan melahirkan respon terkondisikan (Rakhmat, 2001 : 21-24).
Ahli behaviorisme lainnya yaitu B.F Skinner kemudian tertarik pada bagaimana konsekuensi atau akibat tindakan manusia mempengaruhi perilaku mereka. Karena itu, ia menambahkan jenis pelaziman lain yang dikenal dengan istilah operant conditioning. Skinner menggunakan istilah operant untuk merujuk pada berbagai perilaku aktif yang beroperasi pada lingkungan untuk menghasilkan konsekuensi. Dengan kata lain, teori operant conditioning menjelaskan bagaimana kita memperoleh perilaku yang dipelajari yang kita tunjukkan setiap hari.
Teori operant conditioning dipengaruhi oleh ahli psikologi lainnya yang bernama Edward L. Thorndike yang menggagas law of effect. Teori law on effects menyatakan bahwa tanggapan yang diikuti oleh kepuasan akan melekat erat pada situasi. Karena itu, akan cenderung terulang kembali ketika situasi diulang. Sebaliknya, jika situasi diikuti oleh ketidaknyamanan, maka koneksi ke situasi akan menjadi lebih lemah, dan perilaku respon atau tanggapan cenderung tidak akan terjadi lagi bila situasi diulang. Berdasarkan teori law on effect itulah Skinner kemudian merumuskan teori yang sama dengan mengenalkan sebuah istilah baru yang disebut dengan operant untuk menjelaskan seluruh perilaku dan tanggapan atau respon yang dihasilkan oleh organisme saat terkena peneguh dan hukuman.
Premis
Operant conditioning bergantung pada premis bahwa tindakan yang diikuti oleh peneguhan akan diperkuat dan lebih mungkin terjadi lagi di masa depan. Sebaliknya, tindakan yang mengakibatkan hukuman atau konsekuensi yang tidak diinginkan akan melemah dan kecil kemungkinannya akan terjadi lagi di masa depan.
Baca juga: Analisis Wacana Kritis – Proses Interaksi sosial
Dalam teori operant conditioning terdapat dua konsep dasar yang utama yaitu reinforcement dan punishment atau peneguhan dan hukuman.
1. Peneguhan (reinforcement)
Reinforcement atau peneguhan merujuk pada berbagai macam kejadian yang menguatkan atau meningkatkan perilaku yang mengikutinya. Dalam reinforcement atau peneguhan terdapat dua macam peneguh atau reinforcers yaitu peneguh positif (positive reinforcers) dan peneguh negatif (negative reinforcers).
2. Hukuman (punishment)
Yang dimaksud dengan punishment atau hukuman adalah presentasi dari kejadian buruk atau hasil yang menyebabkan penurunan perilaku yang mengikutinya. Sebagaimana reinforcement atau peneguhan, punishment atau hukuman pun terdiri dari dua macam, yaitu hukuman positif (positive punishment) dan hukuman negatif (negative punishment).
3. Kepunahan (extinction)
Konsep yang menjelaskan hilangnya respon yang dipelajari karena dihapuskannya peneguhan dari situasi. Konsep kepunahan dalam operant conditioning mirip dengan pelaziman klasik.
4. Generalisasi dan diskriminasi (generalization and discrimination)
Generalisasi adalah fenomena dimana organisme menggambarkan respon serupa ketika bereaksi terhadap rangsangan serupa. Konsep yang melengkapi generalisasi adalah diskriminasi yang menjelaskan respon serupa yang digambarkan oleh organisme karena perbedaan rangsangan.
5. Pemulihan spontan (spontaneous recovery)
Konsep yang menjelaskan bagaimana tikus di kotak Skinner secara otomatis pergi untuk menekan tuas bahkan setelah tikus itu dikeluarkan dari kotak untuk waktu tertentu. Tingkah laku tikus itu disebut dengan pemulihan spontan.
Baca juga : Teori Pelanggaran Harapan – Teori Manajemen Koordinasi Makna
Jenis Perilaku
Menurut Skinner, perilaku dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu perilaku responden dan perilaku operan.
Jadwal Peneguhan
Satu cara untuk memperluas penggunaan operant conditioning learning adalah dengan melakukan modifikasi jadwal dimana peneguhan diterapkan. Jadwal peneguhan adalah aturan yang mengendalikan pengiriman peneguhan. Terdapat empat jenis jadwal peneguhan yaitu :
Pembentukan Perilaku
Menurut Skinner, operant conditioning dapat digunakan untuk menghasilkan perilaku yang sangat kompleks jika ganjaran dan hukuman diberikan sedemikian rupa sehingga mendorong organisme bergerak lebih dekat dan mendekati perilaku yang diinginkan. Untuk melakukan hal ini, kondisi yang dibutuhkan untuk menerima ganjaran harus bergeser setiap kali organisme bergerak selangkah lebih dekat ke perilaku yang diinginkan. Lebih lanjut Skinner menjelaskan bahwa sebagian besar perilaku hewan dan manusia termasuk bahasa dapat dijelaskan sebagai produk dari pendekatan ini.
Baca juga :
Teori operant conditioning memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Kelebihan teori operant conditioning
Adapun kelebihan teori operant conditioning adalah sebagai berikut :
b. Kekurangan teori operant conditioning
Adapun kekurangan teori operant conditioning adalah sebagai berikut :
Baca juga:
Mempelajari teori operant conditioning dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu :
Demikianlah ulasan singkat tentang teori operant conditioning. Semoga dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan tentang teori operant conditioning sebagai teori belajar yang berakar dari psikologi.
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…