Pearson dkk (2009) mendefinisikan komunikasi antarpribadi atau
komunikasi interpersonal sebagai proses penggunaan pesan untuk mencapai kesamaan makna antara dua orang atau lebih di dalam sebuah situasi yang memungkinkan adanya kesempatan yang sama bagi pembicara dan pendengar.
Definisi yang dikemukakan oleh Pearson dkk mengandung makna yang sangat luas.
Dalam artian, komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal tidak hanya merujuk pada terjadinya interaksi antara dua orang yang saling mengenal, tetapi bisa juga interaksi yang terjadi antara seseorang dengan orang asing, seperti misalnya interaksi antara pembeli dan penjual.
Sebagaimana konteks komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi memiliki beberapa fungsi. Salah satu fungsi komunikasi antarpribadi adalah mengembangkan hubungan interpersonal.
Yang dimaksud dengan hubungan interpersonal adalah asosiasi antara dua orang (minimal) yang bergantung satu sama lain, yang menggunakan beberapa pola interaksi secara konsisten, dan yang berinteraksi untuk jangka waktu tertentu (Pearson dkk, 2009).
Dari pengertian di atas, hubungan interpersonal dapat berkembang di antara individu yang bekerja sama di dalam sebuah organisasi, orang-orang yang bekerja sama dalam sebuah tim, hubungan antara laki-laki dan perempuan seperti pernikahan, hubungan dengan anggota keluarga, hubungan antara anak dan orang tua, dan hubungan antara teman-teman.
Hubungan interpersonal juga dapat terjadi di dalam sebuah kelompok seperti hubungan antara guru dan murid dan lain sebagainya.
Keberhasilan hubungan interpersonal ditentukan oleh komunikasi yang efektif.
Menurut para ahli, individu yang memiliki hubungan interpersonal yang baik akan berumur lebih panjang, jarang mengalami gangguan kesehatan fisik maupun psikologis, dan mengalami kepuasan yang besar terhadap kehidupan.
Hal tersebut sekaligus menunjukkan pentingnya komunikasi dalam hubungan antarpribadi. Sebaliknya, hubungan interpersonal yang tidak baik sebagai dampak ketidakefektifan komunikasi antarpribadi dapat mengakibatkan orang untuk melakukan bunuh diri, menimbulkan masalah kejiwaan, menimbulkan tekanan sosial, dan menciptakan ketidakstabilan dalam keluarga.
Menurut DeVito (2013), secara garis besar terdapat empat jenis hubungan interpersonal dalam komunikasi antarpribadi yaitu hubungan pertemanan, hubungan percintaan, hubungan keluarga, dan hubungan profesional.
a. Hubungan pertemanan
Adalah hubungan interpersonal tanpa syarat antara dua orang yang saling bergantung yang sama-sama produktif dan ditandai dengan adanya ikatan positif.
Pertemanan dapat terjadi antara laki-laki dan perempuan, laki-laki dan laki-laki, serta perempuan dan perempuan.
Ada beberapa jenis pertemanan yaitu pertemanan resiprokal, pertemanan asosiatif, pertemanan reseptif, dan pertemanan dengan keuntungan.
b. Hubungan percintaan
Adalah hubungan interpersonal antara dua orang yang ditandai dengan adanya perasaan cinta, kedekatan, perhatian, keintiman, hasrat, kepercayaan, saling hormat, saling menghargai, dan komitmen.
c. Hubungan keluarga
Adalah hubungan interpersonal yang terjadi karena adanya hubungan darah atau pernikahan.
Berdasarkan pola komunikasi dalam pasangan dan keluarga, terdapat beberapa jenis hubungan keluarga yaitu equality, balanced split, unbalanced split, dan monopoli.
d. Hubungan profesional
Adalah hubungan interpersonal yang terjadi di tempat kerja. Terdapat beberapa jenis hubungan interpersonal yang terjadi di dunia kerja yaitu hubungan jaringan, hubungan pengawasan, dan hubungan percintaan di tempat kerja.
Dengan demikian, hubungan interpersonal dalam komunikasi antarpribadi di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Hubungan pertemanan resiprokal
Hubungan pertemanan resiprokal adalah jenis hubungan interpersonal yang soild antara individu-individu yang didasarkan pada kesetaraan.
Dalam artian, setiap individu yang terikat dalam hubungan pertemanan resiprokal saling memberi dan menerima keuntungan dan manfaat dari hubungan pertemanan yang dijalin.
Hubungan pertemanan jenis ini ditandai dengan adanya rasa setia kawan dan komitmen. Para ahli berpendapat bahwa hubungan pertemanan resiprokal merupakan bentuk pertemanan yang ideal.
2. Hubungan pertemanan reseptif
Berbeda dengan hubungan pertemanan resiprokal yang terdapat keseimbangan antara memberi dan menerima, pada hubungan pertemanan reseptif justru terdapat ketidakseimbangan dalam hal memberi dan menerima.
Pada hubungan pertemanan jenis ini, satu pihak menjadi pihak yang selalu memberi dan pihak lainnya menjadi pihak yang selalu menerima.
Namun demikian, hubungan ini bersifat positif karena masing-masing memperoleh keuntungan dari hubungan pertemanan yang dijalin.
Kebutuhan masing-masing pihak pun terpenuhi melalui hubungan jenis ini. Contoh hubungan pertemanan reseptif adalah hubungan antara guru dan murid atau hubungan antara pasien dan dokter.
3. Hubungan pertemanan asosiatif
Hubungan pertemanan asosiatif adalah jenis hubungan interpersonal antara individu-individu yang lebih menekankan pada hubungan yang ramah dan bukan pada hubungan teman sejati.
Hubungan pertemanan asosiatif ditandai dengan sifatnya yang positif, mendatangkan kesenangan bersama, kurangnya komitmen, kurang rasa setia kawan, kurang adanya rasa percaya, kurang adanya memberi dan menerima.
Contoh hubungan pertemanan asosiatif adalah teman sekelas, tetangga, atau rekan kerja.
4. Hubungan interpersonal secara daring
Kehadiran internet sebagai media komunikasi telah membuat hubungan interpersonal tidak hanya dapat dilakukan secara tatap muka melainkan juga secara daring.
Beragam media sosial telah memudahkan kita untuk bertemu dengan teman baru dan tetap berhubungan dengan teman lama. Selain menjalin hubungan pertemanan, hubungan percintaan pun kini dapat dilakukan melalui media sosial.
Dampak positif media sosial terhadap hubungan interpersonal di antaranya adalah menghindari potensi terjadinya kekerasan fisik atau menularnya penyakit seksual dan semakin beragamnya orang yang ditemui di media sosial.
Sementara itu, dampak negatif dari media sosial terhadap hubungan interpersonal di antaranya adalah kita hanya bisa bertemu teman atau orang baru melalui media sosial, belum tentu orang yang ditemui melalui media sosial adalah orang yang sebenarnya, dan hubungan interpersonal secara daring dipandang menggantikan hubungan interpersonal secara tatap muka.
5. Hubungan platonik
Hubungan platonik adalah jenis hubungan interpersonal dalam komunikasi antarpribadi yang terjadi antara dua individu tanpa disertai adanya perasaan tertentu atau hasrat seksual untuk satu sama lain.
Sebagaimana bentuk hubungan lainnya, hubungan yang terjalin antara laki-laki dan perempuan dalam hubungan platonik ini sejatinya adalah hubungan pertemanan dan tidak mencampurkannya dengan perasaan cinta.
Hubungan platonik dapat berakhir dengan hubungan percintaan jika masing-masing pihak saling jatuh cinta.
6. Hubungan percintaan
Hubungan percintaan adalah jenis hubungan interpersonal yang ditandai dengan adanya hasrat, keintiman, kepercayaan, rasa saling hormat, dan rasa saling menghargai satu sama lain.
Biasanya, mereka yang terlibat dalam hubungan percintaan terikat dalam suatu ikatan yang dalam dan khusus.
Dalam hubungan percintaan, masing-masing pihak harus percaya satu sama lain, saling menghormati, saling menghargai, dan membalas perasaan satu sama lain dalam rangka menjaga hubungan agar tetap langgeng.
Contoh hubungan percintaan di antaranya adalah orang yang saling mencintai dan mengikatkan diri dalam pernikahan dan orang yang saling mencintai namun tidak menikah atau pasangan kekasih.
7. Hubungan yang setara
Hubungan yang setara dalam suatu hubungan interpersonal sejatinya hanya ada dalam tataran teori.
Namun, hubungan seperti ini ada di antara pasangan dengan jenis kelamin yang sama dibandingkan dengan pasangan dengan jenis kelamin yang berbeda.
Dalam hubungan yang setara, masing-masing pihak melakukan transaksi komunikasi dan memiliki peran yang setara.
Karena itu, masing-masing pihak memiliki derajat kredibilitas yang sama, terbuka, dan terikat dalam pengungkapan diri yang lebih dari yang seharusnya. Komunikasi bersifat terbuka, jujur, langsung, dan bebas.
8. Hubungan yang seimbang
Dalam hubungan yang seimbang, hubungan yang setara tetap dipertahankan, hanya saja masing-masing pihak memiliki kekuasaan di ranah yang berbeda.
Dengan kata lain, masing-masing pihak memliki peran gender pengambilan keputusan di ranah yang berbeda.
Misalnya, di keluarga inti tradisional, seorang suami memiliki kredibilitas yang tinggi di bidang bisnis dan politik. Sementara itu, seorang istri memiliki kredibilitas yang tinggi di bidang pola asuh anak dan memasak.
Hampir di setiap budaya memiliki peran gender seperti ini dan hal inilah yang membentuk keluarga di seluruh dunia.
9. Hubungan yang tidak seimbang
Hubungan yang tidak seimbang adalah jenis hubungan interpersonal dimana satu pihak mendominasi pihak yang lain.
Dalam hal ini, pihak yang mendominasi merupakan orang yang mengendalikan komunikasi dan karenanya orang tersebutlah yang mengendalikan hubungan.
10. Hubungan monopoli
Hubungan monopoli adalah jenis hubungan interpersonal dimana satu pihak dipandang sebagai orang yang memiliki otoritas atau kekuasaan namun bukan menguasai orang lain.
Kekuasaan sebagai salah satu faktor pengaruh komunikasi interpersonal yang dimiliki oleh seseorang akan membuat orang tersebut lebih menekankan pada “mengajarkan” dibandingkan dengan “mengkomunikasikan” sesuatu kepada orang lain.
Orang seperti ini lebih cenderung untuk menentukan apa yang dibicarakan, lebih sering berbicara, dan terkadang membicarakan hal-hal di luar topik.
11. Hubungan atasan dan bawahan di tempat kerja
Salah satu dimensi komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi vertikal yakni komunikasi antara atasan dan bawahan.
Komunikasi ini kemudian berkembang menjadi hubungan atasan dan bawahan yang merupakan dasar bagi hubungan mentoring, pertemanan, atau percintaan di tempat kerja.
Hubungan semacam ini melibatkan dua orang dengan satu pihak memiliki otoritas formal atas yang lainnya. Dalam beberapa kasus, hubungan semacam ini melibatkan beberapa tantangan komunikasi dan ganjaran yang berbeda dari jenis hubungan di tempat kerja lainnya.
Hubungan atasan dan bawahan biasanya menitikberatkan pada tugas-tugas pekerjaan.
Hubungan atasan dan bawahan yang baik kualitasnya atau pengaruh komunikasi antara atasan dan bawahan dalam organisasi yang efektif dapat berdampak positif terhadap iklim organisasi.
12. Hubungan mentoring
Mentoring adalah hubungan kemitraan dimana individu yang berpengalaman membantu seseorang yang kurang berpengalaman belajar bagaimana cara mencapai tujuan mereka.
Dengan kata lain, dalam hubungan jenis ini, satu pihak berfungsi sebagai pembimbing yang membantu orang lain mencapai tujuan karir mereka. Hubungan mentoring dapat bersifat formal maupun informal.
13. Hubungan dengan rekan kerja
Hubungan dengan rekan kerja merupakan hubungan interpersonal di tempat kerja antara dua orang yang memiliki otoritas formal atas yang lainnya dan masing-masing saling bergantung.
Hubungan dengan rekan kerja dapat dibagi ke dalam tiga jenis yaitu rekan informasi, kolega, dan rekan khusus. Rekan informasi hanya berkomunikasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan, kurang terbuka, dan kurang rasa percaya.
Kolega lebih menekankan pada rasa saling terbuka dalam hal pekerjaan dan tema-tema yang lebih pribadi. Sedangkan, rekan khusus menitikberatkan pada self-disclosure yang sangat tinggi. Salah satu pengaruh self-disclosure dalam komunikasi antarpribadi adalah meningkatkan pemahaman dan aktualisasi diri menjadi lebih baik lagi.
14. Hubungan percintaan di tempat kerja
Hubungan percintaan di tempat kerja umumnya melibatkan dua orang yang saling tertarik secara emosional maupun fisik.
Hubungan percintaan di tempat kerja merupakan jenis hubungan di tempat kerja yang kontroversial. Beberapa orang dapat menerima situasi tersebut dan beberapa lainnya tidak.
Mereka yang sepakat dengan adanya hubungan di tempat kerja didasarkan pada beberapa hasil studi yang menunjukkan bahwa hubungan percintaan di tempat kerja dapat meningkatkan produktifitas kerja.
Sementara itu, mereka yang tidak sepakat didasarkan pada beberapa hasil yang menunjukkan bahwa hubungan percintaan di tempat kerja memberikan dampak buruk bagi dunia bisnis.
15. Hubungan yang disertai dengan kekerasan
Hubungan yang disertai dengan kekerasan merupakan sisi gelap dari hubungan interpersonal yang dijalin antara dua orang.
Terdapat tiga jenis hubungan yang disertai dengan kekerasan yaitu hubungan yang disertai dengan pelecehan secara verbal atau emosional, hubungan yang disertai dengan pelecehan fisik, dan hubungan yang disertai dengan pelecehan seksual.
Hubungan yang disertai dengan kekerasan dapat diketahui dari beberapa tanda seperti adanya pengabaian terhadap pasangan, terlalu mengontrol kehidupan pasangan, cemburu berlebihan tanpa alasan yang jelas, tidak dapat menangani frustrasi seksual tanpa amarah, merasa terancam atau marah yang berlebihan jika pasangannya berubah.
Hubungan seperti ini dapat memberikan dampak buruk seperti luka fisik, luka psikologis, dan luka secara ekonomi.
Mempelajari hubungan interpersonal dalam komunikasi antarpribadi dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya adalah sebagai berikut.
Demikianlah ulasan singkat tentang hubungan interpersonal dalam komunikasi antarpribadi.
Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi antarpribadi dan beberapa jenis hubungan interpersonal dalam komunikasi antarpribadi.
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…