Hambatan komunikasi pada intinya merujuk pada berbagai macam faktor yang mempengaruhi jalannya proses komunikasi. Hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi umumnya terkait berbagai permasalahan yang terdapat pada komponen-komponen komunikasi.
Misalnya, permasalahan pada pengirim pesan, permasalahan pada proses pengiriman pesan, permasalahan pada proses penerimaan pesan, dan permasalahan pada penerima pesan. Hambatan-hambatan komunikasi dapat menghalangi pemahaman kita terhadap ide atau gagasan yang disampaikan oleh orang lain atau sebaliknya.
Secara garis besar terdapat dua macam hambatan komunikasi, yaitu hambatan internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal atau hambatan psikologis mengacu pada hambatan yang terdapat dalam diri individu, seperti fatigue, kurangnya keterampilan mendengarkan, sikap terhadap komunikator, kurang tertarik pada pesan, rasa takut, tidak percaya, pengalaman masa lalu, sikap negatif, masalah yang dihadapi, kurangnya pengalaman bersama, dan emosi.
Sementara itu, hambatan eksternal mengacu pada hambatan yang terdapat di luar diri individu seperti gangguan, distraksi, koneksi yang buruk, lingkungan, dan lain-lain. Hambatan komunikasi dapat terjadi pada semua konteks komunikasi termasuk komunikasi massa.
Komunikasi massa adalah proses pengiriman informasi, ide, dan sikap kepada khalayak yang berbeda dan dapat diukur. Pengiriman informasi, ide, dan sikap dilakukan melalui penggunan media massa baik media massa cetak, media massa elektronik, maupun media massa digital atau internet. Proses komunikasi massa jauh lebih kompleks bila dibandingkan dengan proses komunikasi antar pribadi atau proses komunikasi interpersonal.
Hal ini disebabkan komunikasi massa ditujukan kepada khalayak massa yang sangat luas. Proses komunikasi massa pun tidak luput dari berbagai hambatan komunikasi salah satunya adalah hambatan psikologi atau hambatan personal. Hambatan psikologi dalam komunikasi massa dipengaruhi oleh kondisi psikologis komunikator maupun komunikan atau komunikate yang menciptakan halangan bagi terciptanya komunikasi yang efektif.
Apa sajakah hambatan psikologi dalam komunikasi massa? Berikut adalah ulasan singkatnya.
1. Sikap
Hambatan psikologi dalam komunikasi massa yang pertama adalah sikap. Sikap adalah cara kita berpikir dan rasakan tentang sesuatu dan ide atau gagasan. Sikap dapat menciptakan hambatan psikologi dalam komunikasi massa manakala khalayak memegang teguh sikap serta nilai-nilai yang dianut. Sikap ini umumnya disebabkan karena adanya perbedaan persepsi.
2. Emosi
Hambatan psikologi selanjutnya adalah emosi. Seruan emosi yang tidak tepat dapat mendistrosi pesan komunikasi. Orang cenderung untuk bereaksi terhadap emosi sehingga pesan yang ingin dikomunikasikan menjadi tidak efektif. Terlalu banyak emosi dapat mengancam banyak orang. Dalam komunikasi massa, emosi yang terlalu sedikit atau terlalu banyak dapat menimbulkan dampak negatif (Baca juga : Fungsi Emosi dalam Komunikasi Massa).
3. Terpaan Selektif
Terpaan selektif adalah kecenderungan individu untuk mendukung informasi yang memperkuat pandangan mereka yang telah ada sebelumnya sambil menghindari informasi yang kontradiktif. Dalam komunikasi massa, individu akan menerima atau menolak pesan media berdasarkan penyaring atau filter internal yang melekat pada dirinya. Salah satu teori komunikasi massa yang terkait dengan terpaan selektif adalah teori disonansi kognitif yang dirumuskan oleh Festinger (1957).
4. Perhatian Selektif
Perhatian selektif adalah proses menitikberatkan pada obyek tertentu di lingkungan selama jangka waktu tertentu. Perhatian adalah sumber daya yang terbatas, jadi perhatian selektif memungkinkan kita untuk menghapus rincian yang tidak penting dan fokus pada hal-hal yang penting.
Dalam komunikasi massa, hal ini dapat menjadi hambatan komunikasi karena khalayak hanya fokus pada apa yang dianggap penting dari sebuah pesan dan mengabaikan bagian pesan yang lain.
Informasi yang diterima menjadi tidak utuh dan ketidakutuhan informasi yang diterima dapat menimbulkan terjadinya kesalahapahaman.
5. Pikiran Tertutup
Hambatan psikologi dalam komunikasi massa berikutnya adalah pikiran yang tertutup. Pikiran yang tertutup adalah pikiran yang menolak menerima gagasan atau pendapat tentang suatu subyek karena berbeda dari ide atau gagasan yang dimiliki.
Orang-orang semacam ini akan membentuk opini tentang topik tertentu dan kemudian menolak untuk mendengarkan siapa pun yang berbeda untuk dikatakan tentang hal itu.
Pikiran tertutup dapat disebabkan pengalaman masa lalu atau kebiasaan. Dalam komunikasi massa, hal ini dapat menjadi hambatan komunikasi karena orang cenderung hanya ingin mendengarkan sesuatu yang sesuai dengan apa yang dipikirkan. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif.
6. Bidang Pengalaman
Bidang pengalaman adalah pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh sumber yang mempengaruhi pembentukan pesan dan interpretasi. Dalam komunikasi, bidang pengalaman merupakan faktor yang sangat penting.
Komunikasi akan berlangsung dengan lancar manakala bidang pengalaman komunikator sama dengan komunikan atau komunikate. Namun, bidang pengalaman yang tidak sama dapat menyebabkan hambatan komunikasi tersendiri.
7. Persepsi Selektif
Hambatan psikologi dalam komunikasi massa lainnya adalah persepsi selektif. Yang dimaksud dengan persepsi selektif adalah penyaringan pribadi dari apa yang kita lihat dan dengar sehingga sesuai dengan kebutuhan kita sendiri. Persepsi selektif merupakan salah satu bias dalam komunikasi massa karena kita cenderung untuk menafsirkan informasi dengan cara yang sesuai dengan nilai dan kepercayaan yang dianut.
8. Retensi Selektif
Retensi selektif adalah proses dimana orang lebih akurat mengingat pesat yang lebih dekat dengan minat, nilai, dan kepercayaan mereka, daripada yang bertentangan dengan nilai dan kepercayaan mereka, memilih apa yang harus disimpan dalam ingatan, serta mempersempit arus informasi. Dalam komunikasi massa, hal ini dapat menimbulkan dampak negatif karena kita cenderung untuk menerima informasi tertentu yang sesuai dengan nilai dan kepercayaan yang dianut.
9. Sikap Defensif
Hambatan psikologi dalam komunikasi massa selanjutnya adalah sikap defensif atau sikap bertahan untuk tidak berubah. Sikap ini sangat lumrah terjadi karena reaksi awal seseorang terhadap adanya perubahan adalah mempertahankan status quo.
Bagi sebagian orang, perubahan adalah sesuatu yang menyenangkan namun bagi sebagian yang lain perubahan adalah hal yang menakutkan karena keamanan mereka terancam. Umumnya sikap ini dimiliki oleh mereka yang berusia lanjut, mereka yang merasa tidak aman, atau mereka yang tidak terinformasi dengan baik.
10. Evaluasi Dini
Banyak orang yang memiliki kecenderungan untuk langsung membuat simpulan dan membentuk penilaian tanpa mempertimbangan seluruh aspek informasi yang diterima. Secara umum hal ini dilakukan oleh mereka yang tidak sabar dan beralih ke mendengarkan secara selektif. Evaluasi dini terhadap informasi dapat mengarah pada hambatan psikologi dalam komunikasi massa serta menurunkan moral komunikator.
11. Transmisi Informasi yang Tidak Utuh
Dalam proses komunikasi massa dikenal dengan model komunikasi dua tahap yang menggambarkan proses komunikasi berlangsung secara dua tahap. Transmisi informasi yang tidak utuh dapat terjadi pada tahap kedua yakni komunikasi antar pribadi yang dilakukan antara pemuka pendapat dan khalayak.
Dalam kasus ini, pemuka pendapat menangani informasi yang ia peroleh dari media massa secara sembarangan sehingga sebagian kebenaran informasi menjadi hilang. Informasi yang tidak lagi utuh kebenarannya ini kemudian ditransmisikan kepada khalayak.
Tidak utuhnya informasi yang diterima oleh khalayak dapat menjadi penghalang dalam proses komunikasi massa (Baca juga : Fungsi Gatekeeper dalam Komunikasi Massa).
12. Prasangka
Prasangka adalah perasaan afektif terhadap seseorang atau anggota kelompok yang hanya berdasarkan keanggotaan kelompok mereka.
Prasangka kerapkali digunakan untuk merujuk pada praduga yang biasanya tidak baik terhadap seseorang karena jenis kelamin, gender, keyakinan, nilai-nilai, kelas sosial, usia, disabilitas, agama, seksualitas, rasa atau etnis, bahasa, kewarganegaraan,, pekerjaan, pendidikan, dan lain-lain.
Dalam komunikasi massa, media berperan besar dalam mendorong prasangka khalayak terhadap seseorang atau anggota kelompok tertentu berdasarkan asumsi dan informasi yang terbatas atau tidak utuh. Hal ini sangat berpengaruh pada khalayak utamanya pada apa yang dipikirkan oleh khalayak.
13. Stereotip
Stereotip adalah hambatan psikologi dalam komunikasi massa berikutnya. Yang dimaksud dengan stereotip adalah gagasan atau ide yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang tentang anggota kelompok tertentu berdasarkan sikap mereka.
Stereotip biasanya diterapkan secara negative dengan tujuan untuk mendiskreditkan kelompok tertentu. Dalam komunikasi massa, stereotip diterapkan pada isi media guna mendorong prasangka khalayak atau untuk mengekspresikan prasangka dalam bentuk pendapat atau sikap.
Menurut hasil studi, stereotip negatif dan devaluasi isi media yang dibangun oleh media massa dapat mengganggu anggota kelompok yang diberi stereotip secara negatif, sedangkan nonanggota kelompok tidak mengalami pengaruh sama sekali.
14. Tidak Percaya
Sikap tidak percaya dalam proses komunikasi massa dapat mengarah pada hambatan komunikasi. Jika khalayak meragukan kredibilitas komunikator, maka kecurigaan akan mendominasi dan efektivitas pesan komunikasi menjadi terhambat (Baca juga : Contoh Komunikator dalam Komunikasi Massa).
15. Identifikasi Kelompok
Sebuah kelompok tentu memiliki seperangkat nilai yang dianut dan diikuti oleh anggota kelompok. Jika ada nilai-nilai atau opini baru yang dipandang bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok maka nilai-nilai tersebut akan ditolak. Dalam komunikasi massa, hal ini terkait dengan salah satu fungsi komunikasi massa yaitu sosialisasi.
16. Filter Psikologis
Hambatan psikologi dalam komunikasi massa selanjutnya adalah terkait dengan proses penerimaan pesan oleh khalayak yang dipengaruhi oleh filter psikologis.
Filter psikologis adalah salah satu unsur filter dalam komunikasi massa yang dimiliki khalayak dan memungkinkan mereka untuk melihat atau memandang hal yang sama secara berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh atribut, harapan, pengalaman masa lalu, dan pengetahuan khalayak.
17. Ingatan Selektif
Hambatan psikologi dalam komunikasi massa yang terakhir adalah ingatan selektif. Ingatan selektif mengacu pada memori dan pemanggilan memori. Ingatan selektif terjadi manakala khalayak cenderung hanya mengingat hal-hal yang kurang menyenangkan dari sebuah pesan dibandingkan dengan keseluruhan isi pesan. Hal ini dapat memberikan dampak negatif.
Mempelajari hambatan psikologi dalam komunikasi massa dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
Demikianlah ulasan singkat tentang hambatan psikologi dalam komunikasi massa. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang komunikasi massa dan hambatan psikologi yang mengganggu proses komunikasi massa.
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…