Penggunaan komputer dalam komunikasi saat ini merupakan hal yang biasa terjadi. Kecanggihan dalam menyampaikan informasi menggunakan media ini membuat informasi menjadi lebih mudah dan cepat untuk didapatkan, bahkan hanya dalam hitungan detik.
Teori CMC dalam komunikasi atau Computer Mediated Communication adalah proses komunikasi manusia melalui komputer, yang melibatkan orang, terletak dalam konteks tertentu, terlibat dalam proses pembentukan media untuk berbagai keperluan. Teori ini mempunyai jangkauan yang cukup luas dalam penggunaan new media yang saat ini dibahas oleh banyak ahli.
Teori CMC berkembang seiring dengan semakin berkembangannya teknologi dalam bidang komputer. Banyaknya new media yang hadir dan semakin melekat dalam kehidupan sehari-hari membuat teori CMC semakin banyak diterapkan. Kemunculan dari komunikasi yang tidak langsung inilah yang menimbulkan pembahasan mengenai teori CMC.
Baca juga :
Konsep baru tentang CMC menarik banyak kalangan di bidang komunikasi untuk melakukan penelitian tentang perbedaan antara CMC dan komunikasi face to face. The Social Psychology of Telecommunications yang berfokus pada audio konferensi dan telekonferensi, menjelaskan kepada para peneliti awal CMC, prediksi tentang minimnya (isyarat) non verbal dan frekuensi pengambilan keputusan pada CMC.
Dalam makalah Teori Terpaan dan Dampak Komputer, konsep penting yang ada dalam teori ini adalah presence, menggambarkan bagaimana kondisi psikologis di mana obyek virtual yang dibentuk oleh komputer diperlakukan seperti obyek nyata.
Selain itu juga ada konsep social presence, yaitu kondisi di mana aktor sosial mendapatkan pengalaman sesuai dengan isyarat atau lambang-lambang sosial yang terdapat dalam berbagai media komunikasi.
Sherry Turkle, seorang ahli psikologi menjelaskan, kekuatan komputer untuk memberikan efek ini tidak datang dari faktor eksternal saja, melainkan juga dari apa yang dipelajari dan didapat oleh pengguna saat berinteraksi dengan komputer.
Kecanduan akan muncul ketika pengguna merasa mampu menjelajah dunia melalui komputer, mampu mencapai ilusi kedekatan dan ketertarikan dengan komputer secara intim, mampu mengekspresikan diri dengan caranya sendiri serta mampu mendapatkan pembenaran atau justifikasi terhadap dirinya.
Baca juga:
Menurut Severin Tankard, ada enam ciri kelebihan internet yaitu:
Penerapan teori CMC dalam komunikasi untuk kehidupan sehari-hari tentu bukan lagi hal yang asing bagi kita. Salah satunya adalah penggunaan media sosial Facebook yang banyak digunakan oleh hampir seluruh penduduk dunia.
Facebook salah satu situs jejaring sosial yang didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984 dan merupakan mantan murid Ardsley High School. Pada awal masa kuliahnya, situs web yang berupa jejaring sosial ini, keanggotaannya masih dibatasi hanya untuk mahasiswa dari Harvard College.
Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Universitas Boston, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League.
Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut secara bertahap dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, perlahan orang-orang pun yang telah memiliki alamat surat elektronik suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh penjuru dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.
Baca juga:
Facebook memiliki fitur canggih yang membuat komunikasi jadi semakin lancar. Fitur chatting yang mampu mengirimkan pesan baik berupa gambar atau video menjadi salah satu fitur andalan. Begitu pula dengan fitur story yang memungkinkan penggunanya mengirimkan video atau foto yang bisa dilihat oleh banyak orang.
Teori CMC dalam komunikasi memang memudahkan siapa saja melakukan komunikasi, namun bukan berarti tidak membawa beberapa kritikan. Ada beberapa masalah yang dapat timbul dari penggunaan internet sebagai media komunikasi.
Salah satu masalahnya adalah keterbatasan penggunaan bahasa isyarat, misalnya mimik wajah atau gestur tubuh yang bisa dilakukan ketika melakukan komunikasi face to face.
Menurut Budiargo,
“Interaksi melalui CMC meminimalisasikan bahkan menhilangkan konteks yang bersifat „frame‟, yang dapat menggambarkan bagaimana sosok atau penampilan, perilaku yang dapat mengontekstualisasikan produksi budaya dari remaja yang sedang berinteraksi.”
Tak hanya itu saja, teori CMC dalam komunikasi juga membuat penggunanya menjadi bingung dalam menentukan identitasnya sendiri. Kecenderungan untuk mengikuti apa yang menjadi tren dalam dunia maya menyebabkan banyak orang yang kehilangan jati dirinya.
Baca juga :
Beberapa kasus justru menyebabkan seseorang menjadi terdorong untuk melakukan hal yang tabu atau menjurus ke arah kriminal. Hal inilah yang menyebabkan banyak sekali kejahatan yang terjadi di dunia maya dan sangat sulit untuk mendeteksinya.
Meskipun memberikan banyak dampak buruk, namun manfaat yang diberikan juga sangat banyak. Penggunaan teori CMC dalam komunikasi sehari-hari tergantung pada bagaimana kita akan menggunakannya.
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…