Tuna wicara merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dalam berbicara atau bahkan tidak dapat berbicara sama sekali. Kondisi tersebut dapat disebabkan karena adanya gangguan pada organ tubuh seperti pita suara, tenggorokan, lidah, maupun disebabkan karena faktor keturunan.
Tidak dapat berbicara atau tuna wicara biasanya akan dikaitkan dengan kondisi tuli atau tuna rungu, sehingga orang yang mengalami kondisi tersebut membutuhkan teknik komunikasi khusus karena susah untuk melakukan komunikasi lisan.
Teknik komunikasi tersebut juga penting diperhatikan bagi orang normal yang ingin menjalin komunikasi dengan para tuna wicara. Oleh sebab itu, dalam kesempatan kali ini akan dibahas 6 teknik komunikasi pada tuna wicara agar komunikasi dapat berlangsung lebih baik. Beberapa diantaranya seperti:
- Cari Perhatian
Teknik komunikasi pada tuna wicara yang pertama adalah dengan mencari perhatian. Cara ini menjadi langkah awal jika anda ingin memulai komunikasi dengan orang-orang tuna wicara dan tuna rungu, karena biasanya tuna wicara akan sulit memahami maksud anda untuk berkomunikasi dengan mereka.
Anda dapat melakukan sentuhan atau tepukan ringan pada pundak penyandang tuna wicara, sehingga mereka mengetahui maksud anda untuk memulai komunikasi. Tindakan tersebut merupakan suatu isyarat bahwa anda ingin menjalin komunikasi.
- Bertatap Muka
Teknik komunikasi pada tuna wicara selanjutnya adalah dengan berbicara secara bertatap muka atau dengan berhadapan langsung agar terjalin komunikasi dua arah. Hal ini dimaksudkan agar tuna wicara dapat melihat wajah anda dengan jelas dan membaca pengucapan kata demi kata yang anda sampaikan.
Tidak hanya melihat gerak bibir saja tetapi dengan bertatap muka, para tuna rungu juga dapat melihat ekspresi dan gesture atau gerakan kepala maupun tubuh anda. Sehingga informasi yang anda sampaikan dapat dipahami dan diterima dengan baik.
- Kontak Mata
Selain bertatap muka, penting bagi anda untuk melakukan kotak mata dengan para tuna wicara dalam melakukan interaksi atau komunikasi.
Hal ini dimaksudkan agar anda tidak kehilangan konsentrasi atau perhatian dari tuna rungu sebagai lawan bicara anda. Penting pula bagi anda untuk tidak memakai masker, kacamata hitam, maupun media penghalang lainnya yang dapat mengganggu para tuna rungu untuk memahami maksud yang ingin anda sampaikan.
- Bicara Secara Normal
Walaupun para penyandang tuna wicara dapat dikatakan memiliki kondisi yang tidak normal, tetapi dalam melakukan komunikasi juga dilakukan secara tidak normal. Berbicaralah secara normal jika anda ingin menjalin komunikasi dengan para penyandang tuna wicara.
Hindari untuk berbisik-bisik maupun mengeraskan suara anda, karena hal ini dapat menyulitkan para tuna wicara dalam membaca gerak bibir anda. Oleh sebab itu, tetaplah berbicara secara normal dan hindari untuk berbicara dengan menutup mulut maupun disertai dengan memakan atau mengunyah sesuatu.
- Gerakan Isyarat Tambahan
Selain berbicara secara normal, anda juga dapat menambahkan gerakan isyarat dalam menjalin komunikasi dengan tuna wicara. Beberapa diantaranya seperti menggelengkan kepala, menirukan gerakan makan, menunjukkan jumlah jari, dan lain sebagainya. Dalam melakukan gerakan isyarat juga jangan terlalu cepat dan berikan sedikit jeda agar dapat dipahami terlebih dahulu.
- Tetap Bersikap Sopan
Teknik komunikasi pada tuna wicara yang terakhir adalah dengan tetap bersikap sopan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga perasaan maupun membuat para penyandang tuna wicara merasa tetap dihargai walaupun kondisi mereka berbeda. Berikan isyarat yang jelas jika anda merasa ada yang mengganggu perbincangan anda. Tetap bersikap sopan juga merupakan bagian dari etika komunikasi yang baik.
Demikian ulasan mengenai teknik komunikasi pada tuna wicara, semoga dapat bermanfaat.