Salah satu proses komunikasi adalah kegiatan jurnalistik. Pada proses komunikasi berarti terdapat komunikator yang ingin menyampaikan suatu pesan kepada penerima pesan atau yang biasa disebut komunikan. Pada kegiatan jurnalistik, komunikan adalah khalayak yang berarti sejumlah orang dari masyarakat secara keseluruhan. Namun bagi jurnalistik, pers khalayak adalah pembaca sehingga masyarakat yang tidak bisa membaca alias buta huruf tidak termasuk sebagai khalayak. Hal ini tidak bagi jurnalistik radio dan televisi. Komunikan dari jurnalistik radio dan televisi melibatkan orang – orang yang buta huruf yang masih bisa mengerti tentang semua berita yang muncul lewat pesawat radio maupun televisi. Sehingga jumlah khalayak dari jurnalistik radio dan televisi akan lebih banyak dibandingkan jurnalistik pers.
Baca juga : 13 Peran Jurnalistik dalam Masyrakat
Jurnalistik secara singkat sebagai kegiatan mulai dari penyiapan, penulisan, penyuntingan dan penyampaian berita kepada khalayak Berita tersebut disampaikan dengan saluran media tertentu. Istilah jurnalistik berasal dari kata journal yang artinya adalah catatan harian tentang kejadian sehari – hari atau bisa juga diartikan dengan surat kabar. Kata Journal sendiri berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Diurnalis yang artinya orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik. Singkatnya, jurnalistik adalah kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan ataupun pelaporan setiap hari. Berikut ini adalah pengertian jurnalistik menurut beberapa ahli, yakni:
Berikut ini adalah 12 penggunaan bahasa Indonesia dalam bahasa jurnalistik:
Bahasa jurnalistik menurut salah seorang pakar bahasa memiliki fungsi, diantaranya sebagai berikut ini:
Dalam sejarah, telah tercatat terdapat suatu bentuk penyimpangan bahasa jurnalistik di awal tahun 1980 an. Pada awal tahun 1980 an terdapat berita bahwa bahasa Indonesia di media massa telah menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Salah satu pakar bahasa Indonesia yaitu Roni Wahyono (1995) telah menemukan kemubadziran bahasa yang digunakan oleh wartawan di kota Semarang dan Yogyakarta pada aspek tata bahasa atau gramatikal, pemilihan kosakata atau leksikal, dan ejaan atau ortografis. Kesalahan tertinggi yang dilakukan wartawan berdasar aspek kebahasaan terdapat pada aspek tata bahasa. Sedangkan kesalahan terendah terletak pada aspek ejaan. Jika dilihat berdasarkan aspek berita, maka berita olahraga adalah berita yang memiliki frekuensi kesalahan paling tinggi sedangkan berita kriminal memiliki frekuensi kesalahan paling rendah.
Penyimpangan yang terjadi pada bahasa jurnalistik terhadap kaidah kepenulisan tata bahasa baku karena minimya penguasaan kosa kata, keterbatasan pengetahuan, waktu yang terbatas untuk menulis, terlalu banyak naskah yang harus dikoreksi, serta tidak adanya redaktur bahasa dalam suatu surat kabar. Pendapat tersebut disampaikan oleh Dad Murniah pada tahun 2007 dan pendapat tersebut selaras dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Lembaga Pers Dr. Soetomo.
Selain beberapa penyebab kesalahan bahasa yang dilakukan oleh wartawan diatas, terdapat penyebab lain seperti kurang bertanggung jawab wartawan terhadap pemakaian bahasa, kebiasaan lupa dan pendidikan yang belum baik. Disamping itu, terdapat persaingan untuk menjadi yang tercepat dalam menyajikan berita, dan lain sebagainya. Demikianlah pembahasan mengenai penggunaan bahasa Indonesia dalam bahasa jurnalistik.
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…