Komunikasi Visual

12 Fungsi Teori Gestalt Dalam Desain Komunikasi Visual

Fungsi Teori Gestalt Dalam Desain Komunikasi Visual, menjadi salah satu topic kajian yang menarik untuk dibahas. Gestalt senidir merupakan sebuah istilah dalam psikologi yang sangat berpengaruh di dalam dunia seni. Secara etimologi, kata gestalt sendiri berasal dari bahasa Jerman Gestalt, yang berarti bentuk, wujud, figur, susunan, dan penampilan. Ini merupakan hasil abstraksi dari kata ungestalt yang artinya deformasi, merupakan bentuk yang tidak sempurna atau ketidaksesuaian.

Prinsip gestalt diperkenalkan pertama kali di dalam dunia psikologi pada tahun 1920 oleh Max Wertheimer. Prinsip ini  sangat berkaitan dengan analisis mengenai persepsi manusia terhadap suatu konfigurasi/penyusunan serta kaitan antara satu bagian dalam satu kesatuan bentuk. Gestalt memberikan dampak terhadap proses cara berpikir manusia dalam menciptakan sebuah pemikiran yang bersifat general/umum terhadap sesuatu. Pada akhirnya hal ini ini sangat mudah mempengaruhi persepsi visual manusia.

Otak manusia selalu cenderung untuk melihat suatu pola atau baris secara universal (keseluruhan) dan cenderung pula menyelesaikan sesuatu secara lengkap. Kecenderungan akan penyusunan secara universal ini didasari pada  lima konsep yaitu proximity (kedekatan), similarity (kemiripan), closure (ketertutupan), continuity (keterkaitan), serta symmetry (simetris) sebagaimana dalam  hambatan-hambatan komunikasi .

Dalam teori tersebut, jika terdapat satu objek yang secara visual terdiri dari dua atau lebih unsur yang berbeda, maka akan muncul kecenderungan untuk menentukan sosok utama dan unsur lain sebagai sebuah latar belakangnya. Proses persepsi ini akan berusaha untuk membedakan antara objek dan latar. Jika dua unsur tersebut sebanding atau sama sifatnya, maka terdapat kemungkinan latar dapat ditukarkan dengan objek, sehingga kemudian memunculkan dua persepsi yang berbeda..

Untuk memahaminya lebih jauh, berikut ini merupakan 12 Fungsi Teori Gestalt Dalam Desain Komunikasi Visual.

  1. Sebagai Referensi Dasar Konsep Desain

Desainer konsep komunikasi visual dalam melakukan eksekusi atau preskripsi desain selalu memperhatikan setiap tendensi dari perilaku manusia dalam melihat sebuah tampilan visual. Seperti fenomena-fenomena alam yang merupakan referensi dasar dari sebuah konsep desain. Hal ini selaras dengan prinsip Gestalt yang merupakan bagian dari persepsi visual. Dimana  sebuah bentuk merupakan sebuah hasil kumulatif dari berbagai elemen dan efek serta merupakan proses yang terdiri dari proses seleksi, organisasi, dan interpretasi terhadap stimulus.

  1. Menarik Perhatian Audience Secara Selektif

Dlam proses perhatian selektif terjadi disebabkan oleh adanya keterlibatan yang tinggi terhadap suatu karya desain, hal ini berarti penglihat telah secara aktif mencari informasi mengenai karya tersebut dari berbagai sumber. Dengan demikian, maka perhatian selektif hanya terjadi pada karya-karya desain yang dapat dipahami berdasarkan keterlibatan yang tinggi. Maka jika dihubungkan dengan teori pembelajaran, perhatian selektif ini akan identik dengan active learning.

  1. Memulai Proses Voluntary Attention

Perhatian yang dilakukan oleh penglihat dapat  dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja. Perhatian yang dilakukan secara sengaja dikenal  sebagai istilah voluntary attention, dimana penglihat akan secara aktif mencari informasi yang mempunyai relevansi pribadi. Sedangkan persepsi selektif akan terjadi ketika penglihat melakukan voluntary attention. Ketika penglihat mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap sebuah suatu karya desain, maka pada pada saat itu penglihat yang mengalami bisa disebut melakukan proses perhatian selektif (selective attention).

  1. Involuntary Attention

Disamping penglihat akan melakukan voluntary attention, penglihat juga akan melakukan involuntary attention (perhatian secara tidak sengaja). Involuntary attention sendiri terjadi ketika penglihat dipaparkan sesuatu yang menarik perhtian mereka, yang sifatnya mengejutkan, menantang atau sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya,yang tidak ada relevansinya dengan tujuan atau kepentingannya. Stimuli dengan ciri-ciri di atas akan secara otomatis mendapat tanggapan dari penglihat secara spontan.

  1. Memunculkan Persepsi Oaganisasi

Organisasi persepsi (perceptual organization) dapat terjadi ketika penglihat mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam sebuah pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemamahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi dimana merupakan  penyatuan yang bermakna, bahwa dari  berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti itu tentu akan memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian yang terintegrasi terhadap stimulus sebagimana Teori Public Relations, Teori Komunikasi Massa, Komunikasi Dakwah, komunikasi antar budaya.

  1. Prinsip Penutupan

Prinsip penutupan, paling cocok digunakan pada merek produk yang cukup dikenal oleh masyarakat. Prinsip ini biasa digunakan untuk menguji apakah konsumen atau masyarakat masih mengingat merek tersebut sebagai sebuah produk. Pemakaian prinsip ini dalam iklan didasarkan bahwa konsumen akan cenderung mengisi elemen yang kosong atau terputus ketika stimulus tidak didapat secara lengkap.

Walaupun demikian pinsip closure juga bisa digunakan untuk iklan dan desain visual diharapkan akan lebih cepat diingat dan bertahan lama, kerena ketika melihat iklan atau desain maka  konsumen membutuhkan perhatian khusus (mencoba mengisi huruf yang hilang dan menggabungkannya dengan huruf yang ada menjadi satu kata, seperti  nama merek produk. merek produk baru, karena dengan menggunakan prinsip closure, merek yang diiklankan akan kembali diingat dan menjadi komunikasi yang efektif. .

  1. Prinsip Pengelompokan Informasi

Pada prinsip pengelompokan informasi (information grouping) akan memungkinkan penglihat untuk mengevaluasi karya berdasarkan atribut yang berbeda, sesuai dengan psychological set yang dimiliki. Terdapat tiga prinsip grouping untuk mengelompokkan stimulus atau obyek yaitu : kedekatan (proximity), kesamaan (similarity) dan kesinambungan (continuity) sebagai bagian dari komunikasi non verbal .

  1. Prinsip Similarity

Prinsip similarity menunjukkan bahwa dalam sebuah obyek yang sama akan terlihat secara bersamaan sebagai kelompok, hal ini dapat ditentukan melalui bentuk, warna , arah maupun ukuran. Objek-objek yang memiliki bentuk dan elemennya mirip/sama akan dikelompokkan sebagai suatu kesatuan.

  1. Sebagai Figure Ground

Sebuah objek akan dapat dilihat sebagai dua objek dengan menggunakan permainan foreground dan background. Masing-masing akan bisa diidentifikasi sebagai sebuah objek tanpa harus membentuknya menjadi solid. Tampak bahwa pada stimulus yang mengandung dua atau lebih daerah yang berbeda, biasanya akan dapat dilihat sebagiannya sebagai gambar atau sosok dan sisanya sebagai latar belakang. Daerah terlihat akan berisi obyek yang menjadi pusat perhatian, Dimana mereka tampak lebih padat dibandingkan latar belakang dan terlihat di depan latar.belakang.

  1. Prinsip Penggabungan Objek

Dalam prinsip ini, objek akan dipersepsikan sebagai suatu kelompok karena adanya kesinambungan pola. Pada prinsip continuity, akan menunjukkan bahwa dalam penataan visual yang dapat menggiring gerak mata mengikuti ke sebuah arah tertentu dan menjadikan cara berkomunikasi dengan baik.

  1. Prinsip Proximity

Dalam prinsip ini, objek-objek yang berdekatan posisinya akan dikelompokkan sebagai suatu kesatuan. Misalnya pada Objek-objek yang dipakai pada logo unilever diatas dipersepsikan sebagai sebuah kelompok (huruf ‘U’) karena dianggap memiliki kedekatan posisi satu sama lain.

  1. Memberikan Interpertasi yang Lebih

Interpretasi merupakan sebuah stimuli yang akan diterima oleh penglihat. Setiap stimuli yang mampu menarik perhatian penglihat baik disadari atau tidak disadari, akan dapat diinterpretasikan oleh penglihat Proses interpretasi ini kemudian membuka kembali berbagai informasi dalam memori penglihat yang telah tersimpan dalam jangka waktu yang lama yang berhubungan dengan stimulus yang diterima. Interpretasi itu didasarkan atas pengalaman pada masa lalu yang tersimpan dalam memori jangka panjang (long term memory). Penglihat akan dapat menginterpretasikan stimulus yang sama secara berbeda.

Itulah tadi, penjabaran mengenai , 12 Fungsi Teori Gestalt Dalam Desain Komunikasi Visual, Semoga dapat bermanfaat.

Recent Posts

Stonewalling: Pengertian dan Dampaknya

Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…

3 years ago

Komunikasi Pemasaran Terpadu – Pengertian, Tujuan, Strategi, Proses

Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…

4 years ago

6 Strategi Komunikasi Efektif Saat Pandemi

Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…

4 years ago

8 Tips Komunikasi Efektif Di Media Sosial

Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…

4 years ago

9 Teknik Digital Marketing Paling Efektif

Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…

4 years ago

5 Contoh Komunikasi Terapeutik Pada Lansia

Komunikasi  Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…

4 years ago