Pada kesempatan yang lalu, kita telah mengulas secara singkat mengenai sistem komunikasi massa dan sistem komunikasi interpersonal yang dipandang dari segi psikologi komunikasi. Kini, kita mengulas mengenai sistem komunikasi kelompok yang disarikan dari buku Psikologi Komunikasi karya Jalaluddin Rakhmat (2001) dan diawali dengan pengertian komunikasi kelompok. (Baca juga : Teori Komunikasi Kelompok Menurut Para Ahli)
Pengertian
Komunikasi kelompok dapat didefinisikan sebagai pertukaran informasi antara mereka yang memiliki kesamaan dalam hal budaya, linguistik, dan/atau geografi. Hal ini ditegaskan oleh Rakhmat (2001 :140) yang menyatakan bahwa komunikasi kelompok digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, memperteguh atau mengubah sikap dan perilaku, mengembangkan kesehatan jiwa, dan meningkatkan kesadaran.
Baca juga :
Kelompok dapat diklasifikasikan menjadi empat dikotomi, yaitu primer-sekunder, ingroup-outgroup, rujukan-keanggotaan, dan deskriptif-preskriptif.
Charles H. Cooley membedakan kelompok menjadi kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer adalah kelompok yang memiliki ciri kerjasama dan hubungan tatap muka yang sangat dekat, contohnya adalah keluarga. Sedangkan, kelompok sekunder adalah kelompok yang memiliki ciri hubungan yang tidak akrab dan tidak personal, contohnya adalah ormas, serikat buruh, dan lain-lain.
Sumner membagi kelompok menjadi ingroup dan outgroup. Ingroup adalah kelompok kita, dan outgroup adalah kelompok mereka. Ingroup dan outgroup dapat dibedakan dengan menerapkan beberapa batasan misalnya letak geografis, suku bangsa, pandangan atau ideologi, pekerjaan atau profesi, bahasa, status sosial, dan kekerabatan.
Adalah Theodore Newcomb, sang penggagas model komunikasi Newcomb, yang membagi kelompok kedalam kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan. Kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai standar untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Salah satu teori komunikasi kelompok yaitu teori kelompok rujukan menyatakan bahwa kelompok rujukan memiliki fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif.
John F. Cragan dan David W. Wright membagi kelompok menjadi kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif. Kelompok deskriptif mengacu pada klasifikasi kelompok berdasarkan proses pembentukannya secara alamiah sedangkan kelompok preskriptif mengacu pada klasifikasi kelompok berdasarkan tahap-tahap yang harus dilalui oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuannya.
Baca juga : Tipe Komunikasi Lingkaran
Secara umum, terdapat tiga macam pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi, yaitu konformitas, fasilitasi sosial, dan polarisasi.
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok sebagai akibat tekanan kelompok, baik yang nyata maupun yang dibayangkan (Kiesler dan Kiesler dalam Rakhmat, 2001 : 150). Konformitas dipengaruhi oleh faktor situasional dan faktor personal.
Yang termasuk dalam faktor situasional yang mempengaruhi konformitas kelompok adalah berbagai karakteristik kelompok seperti kejelasan situasi, konteks situasi, cara menyampaikan penilaian, karakteristik sumber pengaruh, ukuran kelompok, dan tingkat kesepakatan kelompok. Sementara itu, faktor personal yang mempengaruhi konformitas mencakup berbagai karakteristik personal seperti usia, jenis kelamin, stabilitas emosional, otoritarianisme, kecerdasan, motivasi, dan harga diri. (Baca juga : Teori Kepribadian Kelompok)
Menurut Allport, yang dimaksud dengan fasilitasi sosial adalah prestasi individu yang meningkat karena disaksikan kelompok. Inti dari fasilitasi sosial adalah kehadiran kelompok dapat mempermudah pekerjaan yang dilakukan. Hal ini ditunjukkan oleh berbagai peneltian yang dilakukan oleh para ahli seperti Triplett (1897), Munstenberg (1914), Moede (1920), dan Jennes (1932). Namun kehadiran kelompok juga dapat menjadi penghambat pekerjaan. Hal ini dibuktikan dengan berbagai penelitian yang dilakukan oleh Floyd Allport (1924), Gates dan Allee (1933), Husband (1940) dan Pessin (1933).
Polarisasi adalah kecenderungan sikap yang dimiliki sebelumnya oleh kelompok ke arah yang lebih ekstrem setelah diskusi dilakukan. Polarisasi mengandung beberapa implikasi yang negatif, diantaranya adalah:
Baca juga : Efek Behavioral dalam Komunikasi
C. Keefektifan Kelompok
Yang dimaksud dengan keefektifan kelompok adalah pencapaian tujuan melalui kerjasama antar anggota kelompok. Anggota kelompok saling bekerja sama untuk mencapai dua tujuan, yaitu melaksanakan tugas kelompok dan memelihara moral para anggota kelompok. Keefektifan kelompok dipengaruhi oleh faktor situasional dan faktor personal. Yang termasuk dalam faktir situasional keefektifan kelompok mencakup ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi kelompok, dan kepemimpinan.
Sedangkan, yang termasuk dalam faktor personal keefektifan kelompok mencakup kebutuhan interpersonal dan proses interpersonal. Kebutuhan interpersonal meliputi inklusi, kontrol, afeksi, tindak komunikasi, peranan. Proses interpersonal meliputi keterbukaan, percaya, dan empati.
Baca juga : Pola Komunikasi Organisasi
Secara garis besar, komunikasi kelompok terdiri daru dua bentuk, yaitu komunikasi kelompok deskriptif dan komunikasi kelompok preskriptif.
1. Komunikasi kelompok deskriptif
Menurut para ahli komunikasi kelompok, terdapat tiga kategori kelompok yaitu kelompok tugas, kelompok pertemuan, dan kelompok penyadar yang measing-masing menggambarkan tahapan perkembangan proses kelompok.
Baca juga : Pengaruh Bahasa dalam Komunikasi Pendidikan
2. Komunikasi kelompok preskriptif
Berdasarkan formatnya, komunikasi kelompok dibagi menjadi dua macam yaitu kelompok privat dan kelompok public. Yang termasuk dalam kelompok privat diantaranya adalah kelompok pertemuan, kelompok belajar, panitia, dan konferensi. Sedangkan, yang termasuk dalam kelompok publik diantaranya adalah diskusi panel, wawancara terbuka, forum, dan simposium.
a. Format diskusi
Menurut para ahli, terdapat beberapa format diskusi yang didasarkan pada susunan tempat duduk, urutan siapa yang berbicara dan kapan, dan aturan waktu yang diizinkan untuk berbicara. Berbagai format diskusi diantaranya adalah :
Baca juga : Dampak Negatif Alat Komunikasi Handphone
b. Sistem agenda pemecahan masalah
Secara umum, terdapat tiga pola urutan acara pemecahan masalah yang dapat membantu penyelesaian tugas kelmpok sebagaimana yang diungkapkan oleh para ahli. Tiga pola tersebut adalah urutan pemecahan masalah kreatif, urutan berpikir reflektif, dan urutan solusi ideal.
Baca juga : Pengaruh Lingkungan Dalam Komunikasi Antar Budaya
Mempelajari sistem komunikasi kelompok dapat memberikan manfaat diantaranya adalah :
Demikianlah ulasan singkat tentang sistem komunikasi kelompok. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang sistem komunikasi kelompok dari segi psikologi komunikasi.
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…