Jika melihat kembali sejarah perkembangan ilmu komunikasi, dapat disimpulkan bahwa ilmu komunikasi tumbuh dan berkembang sedemikian rupa karena sumbangsih dari berbagai disiplin ilmu. Beragam perspektif atau sudut pandang pun lahir dan menjelaskan fenomena komunikasi manusia. Dalam teori komunikasi, perspektif adalah semacam kacamata yang digunakan untuk memandang atau menilai proses komunikasi.
Sementara itu, perspektif menurut B. Aubrey Fisher (1978) dalam Ibrahim dan Akhmad (2014 : 25) adalah suatu sudut pandang atau suatu cara mengkonseptualisasikan suatu bidang studi. Lebih lanjut Fisher menyatakan bahwa komunikasi dapat dikaji melalui berbagai perspektif, salah satunya adalah perspektif psikologis.
Perspektif psikologis memandang komunikasi sebagai proses dan mekanisme internal penerimaan dan pengolahan informasi pada diri manusia. Dengan kata lain, perspektif psikologis lebih menekankan pada individu-individu yang terlibat dalam proses komunikasi yaitu komunikator dan komunikan atau komunikate. Sehingga komponen-komponen komunikasi atau elemen-elemen komunikasi yang terlibat dalam proses komunikasi pun tidak lagi terdiri dari sumber atau pengirim pesan, penerima pesan, saluran komunikasi, pesan, umpan balik, dan efek melainkan stimulus dan respons, dengan fokus kajian pada individu (penerima pesan).
Adapun contoh proses komunikasi dalam perspektif psikologis di antaranya adalah proses komunikasi dalam diri manusia atau proses komunikasi intrapersonal dan proses komunikasi interpersonal atau proses komunikasi antarpribadi.
Bagaimanakah proses komunikasi dalam perspektif psikologis ?. Sebelum mengulas lebih lanjut, akan lebih baik untuk mengetahui pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli psikologi.
Pengertian komunikasi menurut para ahli psikologi sebagaimana disarikan oleh Rakhmat (2001 : 3) adalah sebagai berikut.
Dari beberapa pengertian komunikasi di atas, perspektif psikologis merupakan proses dan mekanisme internal penerimaan dan pengolahan informasi pada diri manusia, dalam hal ini komunikator dan komunikan atau komunikate. Hal yang menjadi perhatian psikologi terletak pada diri manusia yaitu komunikator dan komunikan khususnya pada filter konseptual yang terdapat dalam kepala masing-masing partisipan komunikasi. Filter konseptual adalah sikap, persepsi, keyakinan, dan keinginan.
Karakteristik Perspektif Psikologis
Fisher dalam Rakhmat (2001 : 8-9) menyatakan bahwa perspektif psikologis memiliki beberapa karakteristik yaitu penerimaan stimuli secara inderawi (sensory reception of stimuli), proses yang mengantarai stimuli dan respons (internal mediation of stimuli), prediksi respons (prediction of response), dan peneguhan respons (reinforcement of response). Berikut adalah penjelasan singkatnya.
Psikologi memandang komunikasi sebagai proses yang dimulai dengan dikenainya masukan kepada organ-organ penginderaan kita yang berupa data. Stimuli dapat berbentuk orang, pesan, suara, warna, dan lain sebagainya yang mempengaruhi kita.
Stimuli-stimuli tersebut kemudian diolah di dalam tubuh dan pikiran manusia yang disebut sebagai blackbox atau kotak hitam. Kita hanya mengambil kesimpulan tentang proses yang terjadi pada blackbox atau kotak hitam ini dari respon yang tampak.
Psikologi juga memandang bagaimana respon yang terjadi pada masa lalu dapat meramalkan respon yang akan datang. Sebelum meramalkan respon individu di masa ini maka kita harus mengetahui sejarah respon di masa lalu. Dari sinilah timbul perhatian pada gudang memori dan set atau penghubung masa lalu dan masa sekarang.
Peneguhan adalah respons lingkungan (atau orang lain pada respons organisme yang asli). Beberapa ahli menyebutnya dengan umpan balik. Peneguhan respons mempengaruhi keadaan internal organisme dalam keadaan kebalikannya. Dalam artian, organisme dipengaruhi oleh peristiwa masa lampau dan masa yang akan datang. Hal ini memberikan penegasan yang lebih besar pada keadaan internal organisme tersebut.
Dengan demikian, organisme tidak hanya bergantung pada lingkungan tetapi juga dapat mengendalikan lingkungan dan pengaruhnya melalui penggunaan fungsi antara dari keadaan internalnya (Shahreza, 2016). Dari ulasan singkat di atas, dapat dikatan bahwa proses komunikasi dalam perspektif psikologis mengacu pada proses yang terjadi dalam kepala komunikator dan komunikan ketika mengirim dan menerima pesan.
Tahap komunikasi dalam perspetif psikologis ini diawali dengan komunikator memiliki ide yang ingin dikomunikasikan kepada komunikan atau komunikate. Komunikator kemudian melakukan encoding terhadap ide yang dimilikinya dengan cara mengartikannya ke dalam bentuk yang dapat dipahami oleh komunikan. Pesan yang di-encode tersebut kemudian dikirimkan kepada komunikan melalui saluran atau media komunikasi tertentu. Komunikan kemudian menerima pesan tersebut.
Selanjutnya komunikan melakukan decoding terhadap pesan agar mudah dipahami. Di tahap ini, komunikan harus dapat memahami pesan sesuai dengan yang dikehendaki oleh komunikator. Setelah komunikan memahami pesan yang dikirimkan oleh komunikator.
Langkah selanjutnya adalah mengambil keputusan apakah komunikan menerima atau menolak pesan yang dikirimkan. Keputusan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti persepsi, otoritas yang dimiliki oleh komunikator, dan implikasi terhadap komunikan jika menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Setelah pesan diterima, komunikan berhak untuk menggunakan, menyimpan, atau mengabaikan informasi yang diperoleh. Langkah terakhir adalah komunikan memberikan umpan balik kepada komunikator. Umpan balik yang diberikan oleh komunikan merupakan petunjuk bagi komunikator apakah pesan yang dikirimkan diterima dengan baik, di-decode, diterima, dan digunakan oleh komunikan.
Telah disebutkan bahwa tahap komunikasi dalam perspektif psikologis ini memandang komunikasi sebagai proses dan mekanisme internal penerimaan dan pengolahan informasi pada diri manusia, dalam hal ini komunikator dan komunikan. Berikut akan diulas proses-proses yang terjadi pada diri komunikator dan komunikan selama proses komunikasi berlangsung (McGraw-Hill, 2000 : 48-50).
1. Proses Dalam Diri Komunikator
Proses dalam diri komunikator terdiri dari tiga proses penting yaitu persepsi inderawi, encoding atau penyandian, dan pengiriman pesan. Berikut adalah ulasannya.
Persepsi inderawi mengacu pada proses penerimaan stimuli melalui panca indera seperti melihat, merasakan, mencium, menyentuh, dan mendengar. Stimuli adalah setiap objek atau kejadian yang menyentuh alat indera. Terdapat dua macam stimuli yaitu stimuli eksternal dan stimuli internal.
Stimuli eksternal berasal dari luar individu dan dapat diterima oleh alat indera. Stimuli internal berasa dalam diri individu seperti perasaan, pikiran, atau stimulus lainnya yang mengarahkan individu untuk berkomunikasi dengan individu lainnya.
Setelah stimulus diterima oleh otak, otak akan mulai mengorganisasi data dan mencoba untuk memberikan makna kepada data tersebut. Proses mental pemberian makna dan bahasa terhadap data yang masuk ke otak inilah yang dinamakan dengan penyandian atau encoding. Untuk menyandi sebuah pesan, otak berfungsi menghubungkan makna dan data dengan menyaring pesan tersebut melalui pengetahuan dan pengalaman sebelumnya.
Fungsi otak yang kedua adalah menyaring makna melalui pusat bahasa otak dengan memberikan kata-kata, simbol, atau bahasa kepada data. Jika pengetahuan dan pengalaman sebelumnya tidak ada atau tidak ada kata-kata yang tersimpan dalam memori, maka otak akan berjuang melalui proses penyandian. Dalam artian, otak akan menggunakan informasi yang dimiliki untuk melakukan proses penyandian.
Setelah pesan di-encode, pesan kemudian dikirimkan atau disampaikan kepada komunikan atau komunikate. Pengiriman merupakan proses fisik pengiriman pesan verbal dan pesan non-verbal. Komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal memungkinkan kita untuk mengekspresikan apa yang maksud dan apa yang kita rasakan.
2. Proses Dalam Diri Komunikan atau Komunikate
Proses yang terjadi dalam diri komunikan adalah proses penerimaan pesan, proses peng-awa- sandian pesan, dan proses menyuguhkan umpan balik terhadap pesan.
Proses penerimaan pesan adalah proses fisis yang digunakan oleh komunikan untuk membawa masuk pesan yang disampaikan oleh komunikator. Proses ini melibatkan beberapa alat indera sekaligus. Misalnya, kita mencium aroma ikan bakar kemudian kita melihat ikan bakar tersaji di meja makan, dan kita pun memakan ikan bakar tersebut.
Proses decoding dimulai ketika data yang diterima oleh alat indera diteruskan ke otak. Yang dimaksud dengan decoding adalah proses mental yang digunakan oleh komunikan untuk menciptakan makna dari bahasa. Decoding merupakan kebalikan dari encoding.
Ketika komunikan menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator, ia akan memberikan tanggapan melalui umpan balik. Umpan balik adalah tanggapan yang diberikan oleh komunikan terhadap pesan yang telah di-decode sebelumnya. Umpan balik yang disampaikan oleh komunikan dapat berupa umpan balik verbal dan umpan balik nonverbal.
Namun perlu dipahami pula bahwa meskipun komunikan tidak memberikan tanggapan, komunikan tetap memberikan umpan balik kepada komunikator yakni berupa diam. Dengan memberikan umpan balik kepada komunikator, komunikan atau komunikator telah menggenapkan siklus dalam proses komunikasi.
Mempelajari proses komunikasi dalam perspektif psikologis dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya adalah sebagai berikut.
Demikianlah ulasan singkat tentang tahap komunikasi dalam perspektif psikologis. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang komunikasi dan proses komunikasi dalam perspektif psikologis.
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…