Apa yang ada di benak kita ketika mendengar atau menyebut konflik? Menurut Wilmot dan Hocker (2011), konflik adalah perjuangan yang dirasakan antara dua atau lebih individu yang saling bergantung karena perbedaan-perbedaan yang tampaknya tidak sesuai dalam keyakinan, nilai, dan tujuan, atau perbedaan keinginan untuk menghargai, mengendalikan, dan keterhubungan.
Sebagai salah satu dari jenis-jenis interaksi sosial, konflik melibatkan berbagai macam kekuatan yang saling berlawanan dan menarik dalam berbagai arah. Sebagian besar orang memandang konflik sebagai sesuatu yang sangat mengganggu, mengkhawatirkan, dan menyebabkan stres sehingga harus dihindari. Sejatinya, cara terbaik untuk mengatasi konflik adalah dengan menghadapi konflik tersebut dan mencari jalan keluar terbaik. Hal ini sangat penting mengingat konflik merupakan sesuatu yang sangat alamiah, normal, dan bahkan menyehatkan. Konflik merupakan ekspresi kebutuhan diri yang dapat membantu perkembangan dan memperbaiki suatu hubungan.
Konflik dapat terjadi dalam berbagai bidang dan memberikan dampak positif maupun negatif. Jika konflik atau permasalahan yang dihadapi dalam suatu hubungan ditangani dengan baik, maka akan menciptakan peluang bagi perkembangan diri serta hubungan yang lebih baik. Karena itu, dibutuhkan keterampilan yang dapat membantu masing-masing individu mencari jalan keluar dari konflik yang ada dengan cara yang sehat.
Salah satu keterampilan yang dapat membantu mengatasi konflik adalah komunikasi yang efektif. Sementara itu, konflik dapat berdampak negatif manakala tidak ditangani dengan baik. Yang perlu dipahami pula bahwa pola komunikasi yang negatif juga dapat mengarah pada meningkatnya rasa frustrasi dan eskalasi konflik menjadi semakin besar.
Komunikasi yang kita lakukan tidak hanya komunikasi verbal, melainkan juga komunikasi nonverbal. Ketika kita mengucapkan kata-kata, seringkali disertai dengan berbagai bahasa tubuh dalam komunikasi dan intonasi suara yang jauh lebih keras daripada kata-kata itu sendiri. Pesan yang tidak sesuai dengan intonasi suara dan bahasa tubuh dapat menimbulkan rasa frustrasi, kebingungan, dan lain-lain. Untuk mengatasi hal ini, kita harus memperhatikan pesan yang ingin disampaikan melalui bahasa tubuh atau intonasi suara yang dikirimkan oleh orang lain. Selain itu, berbicara dengan tenang, memberikan kontak mata, senyum jika diperlukan, dan mengelola atau mengatur postur tubuh.
Masing-masing orang memiliki gaya komunikasi sendiri. Kerapkali, gaya komunikasi yang kita miliki didasarkan atas pengalaman, budaya, gender, dan faktor lainnya. Meskipun tidak ada gaya komunikasi yang benar atau salah, pengalaman masa lalu kerapkali menimbulkan harapan yang biasanya tidak dikomunikasikan secara verbal dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan ketegangan dan kesalahpahaman dalam suatu hubungan. Cara mengatasinya adalah dengan mengkomunikasikan latar belakang masing-masing guna memperjelas berbagai harapan kepada diri sendiri maupun orang lain sekaligus membantu orang lain untuk memahami sudut pandang kita, dan membantu dalam mengatasi masalah (Baca juga : Cara Meningkatkan Gaya Komunikasi).
Persepsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi. Sebagian besar konflik yang terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi dalam memandang dunia. Ketidaksamaan pendangan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti budaya, pengalaman, ras, pendidikan, kelas sosial dan ekonomi, dan faktor-faktor lingkungan lainnya. Cara mengatasi perbedaan persepsi adalah kita harus mengembangkan sikap empati, toleransi, memeriksa ulang persepsi, berkomunikasi, dan lain-lain (Baca juga : Cara Mengatasi Kesalahan Persepsi dalam Komunikasi).
Setiap orang menganut sistem nilai yang berbeda. Perbedaan nilai dapat memicu terjadinya konflik dalam komunikasi manakala masing-masing orang yang terlibat dalam komunikasi gagal untuk menerima adanya perbedaan nilai tersebut. Ketika gagal menerima adanya perbedaan nilai, mereka akan saling menghina karakter dan pengalaman satu sama lain. Akibatnya konflik tidak dapat terhindarkan. Cara mengatasinya adalah masing-masing pihak harus dapat menerima adanya perbedaan nilai dan mengkomunikasikannya dengan baik (Baca juga : Penyebab Kegagalan dalam Komunikasi Antar Budaya).
Kesalahpahaman merupakan salah satu dampak komunikasi interpersonal yang tidak efektif sekaligus dapat menimbulkan konflik. Komunikasi, apabila tidak direncanakan dengan baik dapat mengakibatkan kegagalan. Ketika hal ini terjadi, hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasinya adalah dengan memberikan pertanyaan atau mempertanyakan apa yang dimaksud oleh pengirim pesan (Baca juga : Faktor Penunjang Komunikasi).
Salah satu penyebab terjadinya konflik dalam komunikasi adalah komunikasi yang buruk. Komunikasi yang buruk dapat mengakibatkan kegagalan komunikasi. Kegagalan komunikasi dapat membuat seseorang membuat asumsi yang salah dan lebih percaya pada kabar burung. Cara mengatasinya adalah dengan memberikan perhatian pada bagaimana kita mengirim dan menerima pesan dengan baik (Baca juga : Proses Komunikasi Efektif).
Perbedaan dalam hal kepribadian dapat menyebabkan konflik dalam komunikasi. Setiap orang memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda. Perbedaan inilah yang memainkan peranan yang sangat penting dalam membentuk kepribadian setiap orang. Ketika seseorang gagal memahami atau menerima perbedaan kepribadian orang lain akan menimbulkan masalah dan mengarah pada konflik. Untuk mengatasinya adalah dengan melatih diri memahami berbagai jenis kepribadian serta kelebihan dan kekurangan yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, memahami diri dan orang lain tidak lagi menjadi hal yang sulit (Baca juga : Perbedaan 4 Konsep Karakteristik Komunikan dalam Psikologi Komunikasi).
Beberapa orang memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi. Sensitivitas dapat menyebabkan konflik dalam komunikasi apabila seseorang memiliki harga diri yang rendah, merasa tidak aman, atau berbagai faktor lainnya. Untuk mengatasinya adalah dengan menanamkan keyakinan bahwa perilaku negatif pun memiliki niat positif, menerapkan teknik mendengarkan dan bertanya secara aktif untuk memahami akar masalah, serta menyesuaikan komunikasi dengan kebutuhan orang lain (Baca juga : Teknik Komunikasi Berkesan).
Penyebab terjadinya konflik dalam komunikasi selanjutnya adalah tidak terpenuhinya harapan karena dipandang tidak pantas dan lain-lain. Untuk mengatasinya adalah dengan menerapkan teknik mendengarkan dan bertanya secara aktif untuk menentukan dan memperjelas harapan (Baca juga : Teori Pelanggaran Harapan).
Terhambatnya jalan komunikasi terjadi manakala dua orang yang berkomunikasi sedemikian rupa sehingga tidak ada yang merasa dimengerti. Hasil studi menunjukkan terdapat empat gaya komunikasi negatif yang mengarah pada berakhirnya sebuah hubungan, yaitu kritik, penghinaan, pembelaan diri, dan halangan. Untuk mengatasinya adalah dengan berkomunikasi secara efektif (Baca juga : Strategi Komunikasi Efektif).
Mempelajari penyebab terjadinya konflik dalam komunikasi dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah :
Demikianlah ulasan singkat tentang penyebab terjadinya konflik dalam komunikasi. Semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang konflik, penyebab terjadinya konflik dan cara mengatasinya.
Perdebatan maupun pertengkaran dalam sebuah hubungan memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi, namun yang…
Dalam menjalankan sebuah usaha, berkomunikasi menjadi hal yang perlu dilakukan dan tidak boleh diabaikan begitu…
Seperti yang diketahui, dengan maraknya pandemi Covid-19 yang menyerang hampir ke penjuru dunia, banyak aktifitas…
Sosial media menjadi sebuah lahan promosi yang cukup menguntungkan dan bisa dengan mudah untuk digunakan…
Saat ini digital marketing atau pemasaran digital menjadi senjata yang cukup ampuh bagi mereka pelaku…
Komunikasi Teraupetik adalah sejenis komunikasi yang dirancang dan direncanakan dengan tujuan terapi untuk membina hubungan…